Mohon tunggu...
Don Zakiyamani
Don Zakiyamani Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Kopi Senja

personal web https://www.donzakiyamani.co.id Wa: 081360360345

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Anies-Sandi, Saatnya Pembuktian

16 Oktober 2017   12:45 Diperbarui: 16 Oktober 2017   12:55 1167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: globalindo.co

Hiruk pikuk pilkada DKI Jakarta memang telah usai, pilkada rasa pilpres demikian pendapat para pengamat politik. Pilkada dengan tingkat tensi paling tinggi, seakan seluruh warga negara Indonesia terlibat didalamnya. Sosial media dipenuhi hoax, caci maki, hingga ayat-ayat Tuhan.

Sejarah mencatat pilkada tersengit, terheboh, bahkan mengancam disintegrasi bangsa. Pantaslah bila disebut jabatan gubernur DKI Jakarta sering dilabeli RI-3. Sepakat atau tidak, pilkada DKI Jakarta ibarat final Liga Champion Eropa, didalam dunia sepakbola.

Pilkada DKI Jakarta telah berhasil melahirkan 'dukun' politik, yang dimaksud 'dukun' politik ialah para pengamat politik yang berpendapat tanpa data, menganalisa tanpa data, dan mereka merasa paling benar.

Pilkada DKI Jakarta juga melahirkan  para penghasut, seperti kelompok Saracen. Mereka dibayar untuk menghasut dengan berita-berita bohong. Mereka mengotori hati dan pikiran rakyat Indonesia. Mereka suka sukses membuat kita saling curiga mencurigai, saling membenci, bahkan persaudaraan bisa putus hanya karena pilkada DKI Jakarta.

Hari ini, 16 Oktober 2017 Anies-Sandi dilantik sebagai pemimpin baru Jakarta. Menurut pandangan saya, Anies-Sandi akan menghadapi cobaan dan ujian lebih besar dari para pendahulunya. Setidaknya ada 3 ujian yang harus dihadapi mereka:
1. Merajut kembali hati dan pikiran warga Jakarta setelah pilkada.
2. Melanjutkan program yang sudah dilaksanakan pendahulunya, program yang dirasakan manfaat baiknya.
3. Merealisasikan janji kampanye.

Merajut Hati
Hal pertama yang wajib dilakukan Anies-Sandi setelah dilantik adalah menyatukan warga Jakarta. Ini bukan pekerjaan mudah, dalam hal ini Anies-Sandi harus berhadapan dengan pendukungnya sendiri maupun pendukung lawan politiknya. Pendukungnya pun terbagi beberapa kelompok, pendukung ideologis, materialis, agamais, dan kelompok oportunis.

Anies-Sandi akan berhadapan dengan minimal empat tipikal pendukung tadi. Ada pendukungnya yang kecewa karena tak mendapat proyek, jatah posisi, maupun harapan-harapan lain. Tipikal ini merupakan pendukung materialis dan oportunis, selalu ada tipikal pendukung yang model begini.

Mengahadapi dua kelompok ini Anies-Sandi harus siap dibenci, mereka kelompok yang tak akan pernah puas. Orientasi mereka mendukung demi diri dan kelompoknya bukan dasar lain. Mereka akan menghalalkan segala cara demi kepuasan, termasuk memfitnah dan menghasut.

Kelompok ini, jangankan dengan lawan politik, dengan kawan sekalipun akan melakukan keculasan dan kelicikan. Mereka mau bersatu dengan yang lain asalkan menguntungkan mereka, bila tidak malah sebaliknya, siapapun akan dijadikan lawan dan kawan.

Kelompok lainnya, kelompok ideologis dan agamais. Kelompok ini sulit bersatu bila tak seideologi dan seagama. Namun demikian, kelompok ini merupakan pendukung setia dan biasanya rela berkorban tanpa pamrih. Namun demikian, Anies-Sandi harus mampu menyatukan mereka dengan warga yang tidak senang Anies-Sandi, termasuk dengan pendukung materialis dan oportunis.

Setelah dilantik, Anies-Sandi harus berada diantara semua kepentingan dan kelompok, termasuk para pendukung lawannya dipilkada yang lalu. Anies dan Sandi harus berbagi kerja untuk menyatukan warga Jakarta yang terkotak-kotak. Bukan pekerjaan mudah namun tidak mustahil dikerjakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun