Mohon tunggu...
Dominika Ine Deyu
Dominika Ine Deyu Mohon Tunggu... Guru - Pengajar pada SMK N 1 Loli

saya adalah seorang pengajar Pada Sekolah Kejuruan yaitu SMK N 1 Loli di kabupaten Sumba Barat- NTT. Saya sangat suka mepelajari hal-hal baru terutama hal-hal yang berhubungan dengan informasi dan teknologi. selain itu saya juga suka membaca buku-buku sastra, Novel dan juga saya senang bernyanyi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

3.1.a.5 Ruang Kolaborasi Modul 3.1 Pengambilan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

13 Februari 2024   19:25 Diperbarui: 13 Februari 2024   19:39 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kasus yg Kami Temukan :

Ibu Ine adalah seorang wali kelas . Menjelang penentuan kenaikan kelas beliau mengalami kasus ketika akan mengambil keputusan apakah anak walinya yang bernama siswa X bisa naik kelas atau tidak karena Siswa x  ini tingkat kehadirannya sangat rendah dan ada beberapa pelajaran yang tidak tuntas. Permasalahan tersebut membuat membuat Siswa x  ini oleh beberapa guru diminta untuk tidak bisa naik kelas. Namun sebagai wali kelas , Ibu Ine berusaha mendekati Siswa x dan bertanya dari hati ke hati kenapa kehadirannya sangat rendah disekolah.      

Akhirnya Ibu Ine mengetahui mengetahui bahwa Siswa x adalah anak yatim yang setiap harinya harus membantu ibunya mengantar kepasar untuk berjualan demi keberlanjutan hidup mereka sehari-hari. Siswa x ini adalah anak paling besar dan adik-adiknya masih kecil. Sehingga suka atau tidak suka sebagai seorang anak laki-laki paling besar  ia yang harus membantu ibunya bekerja. 

Kemudian saat rapat dewan guru hal tersebut di sampaikan kepada para guru dan kepala sekolah pada rapat sekolah. Ibu Ine  memohon kepada para guru mata Pelajaran untuk mempertimbangkan hal ini karena siswa x  sangat ingin sekolah. Akhirnya setelah melalui pembahasan dalam rapat diambil sebuah keputusan bahwa siswa ini bisa naik kelas, namun Dia harus menyelesaikan beberapa tunggakan tugas dari para guru mata Pelajaran dan dilakukan remedial baginya

Dasar Studi Kasus

  • Kami menerapkan keterampilan pengambilan keputusan berdasarkan  

- Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)

- Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)

- Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

  • 4 Paradigma

- Individu lawan kelompok (individual vs community)

- Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy) Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)

- Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)

1. Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan

2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini.

3. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini.

4. Pengujian benar atau salah (uji Legal/UjiRegulasi/Standar Profesional/ Uji Intuisi/Uji Publikasi/Uji Panutan/idola)

5. Pengujian Paradigma Benar lawan Benar

6. Melakukan Prinsip Resolusi

7. Investigasi Opsi Trilema

8. Buat Keputusan

9. Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan


Hasil Analisis :

1.     Nilai-nilai yang saling bertentangan dalam studi kasus tersebut:

Dalam studi kasus ini, terdapat beberapa nilai-nilai yang saling bertentangan. Di antaranya adalah:

  •  Keadilan: sesuai dengan aturan sekolah tentang kriteria kenaikan kelas, Guru-guru mata Pelajaran meminta anak tersebut untuk tidak naik kelas karena berpendapat bahwa Tingkat kehadiran rendah dan tugas yang tidak tuntas menjadi alasan untuk menahan kenaikan kelas. Namun, keputusan ini mungkin dianggap tidak adil bagi anak tersebut karena kondisi pribadi dan tanggung jawabnya sebagai anak tertua yang harus membantu ibunya.
  •  Belas kasihan terhadap anak: Keputusan untuk tidak membiarkan anak naik kelas dapat berdampak negatif pada perkembangan pendidikannya. Namun, membiarkan anak naik kelas tanpa menyelesaikan tugas dan remedial dianggap mengabaikan peraturan sekolah dan mengabaikan kualitas pendidikan yang seharusnya diperoleh anak.

2. Siapa yang terlibat dalam situasi tersebut?

Beberapa pihak yang terlibat dalam situasi ini adalah:

  • Siswa X yang memiliki tingkat kehadiran rendah dan tugas yang tidak tuntas.
  • Guru-guru yang meminta anak tersebut untuk tidak naik kelas.
  • Wali kelas yang berusaha mendekati anak tersebut dan mengetahui alasan di balik kehadiran rendahnya.
  • Kepala sekolah sebagai pimpinan. yang memimpin dialog/diskusi atas kasus tersebut.

dan kepala sekolah sebagai pihak yang mengalami dilema karena sebagai pengambil keputusan


3. Fakta-fakta yang relevan dengan situasi tersebut:

Beberapa fakta yang relevan dengan situasi ini adalah:

  • Siswa X memiliki tingkat kehadiran yang rendah dan beberapa tugas yang tidak tuntas.
  • Siswa X tersebut adalah anak yatim yang harus membantu ibunya mengantar ke pasar untuk berjualan demi keberlanjutan hidup mereka sehari-hari.
  • Siswa X ini adalah anak tertua dan memiliki adik-adik yang masih kecil.

4. Pengujian benar atau salah terhadap situasi tersebut:

  • Aspek pelanggaran hukum dalam situasi tersebut (Uji legal):

Menurut kami tidak ada aspek pelanggaran hukum pada kasus ini. Karena hanya berhubungan dengan aturan sekolah yang tidak jalani oleh anak. Tidak ada "korban" dari Tindakan siswa X dan Dampaknya hanya terjadi pada siswa X sendiri

  • Pelanggaran peraturan/kode etik profesi dalam kasus tersebut (Uji regulasi):

Menurut kami tidak ada pelanggaran kode etik Dimana pelanggaran kode etik itu adalah pelanggaran kode etik merupakan tindakan yang merusak integritas, profesionalisme, dan moralitas suatu profesi atau organisasi. Pelanggaran ini dapat berdampak negatif terhadap kepercayaan masyarakat terhadap institusi atau individu yang terlibat, sedangkan dalam kasus tersebut kami tidak melihat hal tersebut karena sebagai pemimpin, kepala sekolah memegang 3 hal mendasar dalam mengambil Keputusan, yaitu berpihak pada anak, nilai-nilai Kebajikan dan bertangggungjawab

  • Apakah ada yang salah dalam situasi ini berdasarkan perasaan dan intuisi Anda (Uji intuisi):

Berdasarkan perasaan dan intuisi kami merasa bahwa keputusan yang diambil oleh kepala sekolah sebagai pimpinan adalah yang terbaik untuk siswa X tersebut dalam situasi yang dihadapinya. kami yakin bahwa memberikan kesempatan kepada siswa X tersebut untuk naik kelas dengan syarat-syarat tertentu akan memberikan dukungan dan kesempatan bagi perkembangannya dengan memperhatikan dan menjalankan peraturan yang ditetapkan sekolah

  • Bagaimana Anda merasa jika keputusan Anda dipublikasikan di media cetak/elektronik maupun viral di media sosial? Apakah Anda merasa nyaman? (Uji Publikasi):

Sebagai Pemimpin Pembelajaran tidak keberatan jika hal ini dipublikasikan ke media Pihak sekolah bisa mepertanggungjawabkan Keputusan yang diambil. Walaupun Jika keputusan ini dipublikasikan di media cetak atau viral di media sosial, saya mungkin merasa tidak nyaman dengan eksposur publik yang besar. Namun, saya yakin bahwa keputusan ini diambil dengan itikad baik dan berdasarkan pertimbangan yang matang. Karena anak dalam  memperoleh Pendidikan yang layak dijamin oleh undang-undang

  • Keputusan yang mungkin diambil oleh panutan/idola Anda dalam situasi ini:

kami merasa panutan/idola kami juga akan melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan oleh kepala Sekolah lakukan. akan mempertimbangkan Kebaikan anak dan mencari solusi yang adil dan seimbang.

5. Paradigma yang terjadi pada situasi tersebut jika situasinya adalah dilema etika:

Paradigma Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy): Paradigma ini melibatkan keputusan antara mengikuti aturan yang sudah ditetapkan demi keadilan bagi semua atau membuat pengecualian terhadap individu berdasarkan kasih sayang dan kemurahan hati. Sebagai pemimpin pendidikan, kita harus mempertimbangkan keseimbangan antara memberikan perlakuan yang adil kepada semua murid dan memberikan bantuan tambahan kepada mereka yang membutuhkannya

.

6. Prinsip penyelesaian dilema yang akan dipakai:

Menurut kami dari ke tiga (3)  prinsip tersebut, prinsip yang dipakai adalah Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking): Prinsip ini mengacu pada pemikiran yang berfokus pada empati, kepedulian, dan perhatian terhadap orang lain. Dalam konteks etika, prinsip ini menekankan pentingnya mempertimbangkan kepentingan dan kesejahteraan orang lain dalam pengambilan keputusan. Dalam kasus yang kami alami maka individu yang menjadi focus  empati, kepedulian, dan perhatian adalah Siswa x

7. Apakah ada penyelesaian yang kreatif dan tidak terpikir sebelumnya untuk menyelesaikan masalah ini (Investigasi Opsi Trilemma)?

Ya. kami telah mencoba mempertimbangkan berbagai opsi dan mengambil keputusan berdasarkan informasi yang ada. Namun, sebagai investigasi opsi trilemma, Kepala sekolah, wali kelas juga guru mencari solusi kreatif dan tidak terpikir sebelumnya untuk menyelesaikan masalah ini misalnya siswa x bisa membawa beberapa jualan ibunya ke sekolah untuk ditawarkan kepada teman/ guru sehingga ia tetap bisa sekolah dan membantu orangtua .

8. Keputusan yang akan Anda ambil:

Keputusan yang diambil adalah bahwa berdasarkan 3 hal dasar dalam membuat Keputusan dan paradigma dilemma etika maka keputusan yang saya ambil adalah dengan Investigasi Opsi Trilema yaitu mencari alternatif Solusi terbaik dan memenuhi rasa keadilan dan kepedulian dengan  memberikan kesempatan kepada siswa x tersebut untuk naik kelas dengan syarat menyelesaikan semua tugas yang tertunda dan melakukan remedial. kami percaya bahwa ini adalah keputusan yang adil dan mempertimbangkan kepentingan dan perkembangan dalam pendidikan anak tersebut.

9. Refleksi terhadap keputusan yang diambil:

  • Refleksi terhadap keputusan ini mengajarkan kami beberapa hal penting. Pertama, pentingnya mendengarkan dan memahami latar belakang dan situasi hidup siswa sebelum membuat keputusan. Dalam kasus ini, kami menyadari bahwa kehadiran yang rendah dari anak tersebut bukanlah karena kurangnya minat atau keseriusan, tetapi karena tanggung jawab sosial yang ia emban sebagai anak tertua dalam keluarganya.
  • Kedua, keputusan yang diambil harus mempertimbangkan keseimbangan antara aspek akademik dan kehidupan pribadi siswa. Meskipun anak tersebut memiliki keterlambatan dalam pelajaran, kami menyadari bahwa keputusan untuk tidak membiarkan anak tersebut naik kelas dapat memberikan dampak negatif pada motivasi dan perkembangan pribadinya.

- Hal -hal menarik yang tak terduga  yang ditemui dalam menganalisis kasus pilihan :

  • Dalam pengambilan Keputusan harus dilakukan secara bijaksana dan melalui tahapan yang mendalam agar keputusan yang diambil dapat di pertanggungjwabkan
  • Hal yang menarik dari kasus ini adalah bagaimana keputusan yang diambil harus mempertimbangkan berbagai faktor yang saling bertentangan. Di satu sisi, ada aturan sekolah yang harus diterapkan. Di sisi lain, prinsip rasa belas kasihan  . Konflik antara kewajiban moral terhadap aturan sekolah dan tanggung jawab terhadap kebijakan menciptakan dilema etika yang kompleks. Ini menggambarkan betapa sulitnya mengambil keputusan dalam situasi di mana nilai-nilai saling bertentangan

- Tahapan pengambilan dan pengujian terhadap studi kasus pilihan, apakah telah tepat, atau belum? Mengapa? Masihkah ada pertanyaan-pertanyaan lanjutan dalam benak, apakah pilihan pengambilan keputusan ini telah tepat?

  • Tahapan pengambilan dan pengujian terhadap studi kasus ini telah berjalan dengan baik. Langkah-langkah untuk mengidentifikasi paradigma dilema etika, mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan, serta melakukan pengujian benar/salah dengan uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji publikasi, dan uji panutan/idola telah dilakukan. Selain itu, pilihan keputusan telah dianalisis menggunakan tiga prinsip penyelesaian dilema, yaitu berpikir berbasis rasa peduli, investigasi opsi trilema, dan uji publikasi.
  • Ada beberapa pertanyaan lanjutan yang dapat muncul. Misalnya, bagaimana dampak jangka panjang dari keputusan yang diambil dalam kasus ini terhadap sekolah dan murid-murid yang lain ? Apakah ada solusi alternatif lain yang dapat dipertimbangkan untuk mengatasi dilema etika yang dihadapi? Bagaimana pihak-pihak terkait, seperti guru-guru dan orang tua murid, merespon keputusan tersebut? Semua pertanyaan ini perlu dipertimbangkan untuk memastikan bahwa keputusan yang diambil adalah yang terbaik dalam situasi ini.

Daftar Tugas/Checklist Tugas Kolaborasi 

No.

Tugas

Ada (A)/

Tidak Ada (TA)

 

1.

Studi Kasus Pilihan mengandung unsur dilema etika

Ada

2.

Memuat salah satu paradigma dari 4 paradigma dilema etika

Ada

3.

Memuat salah satu prinsip dari 3 prinsip dilema etika

Ada

4.

Memuat 9 langkah pengujian untuk menguji ketepatan pengambilan keputusan

Ada

5

Memuat hal-hal menarik atau tak terduga yang ditemui dalam menganalisis studi kasus pilihan

Ada

6.

Hasil penugasan masing-masing anggota telah diserahkan sebelum tenggat waktu

Ada

7.

Setiap anggota telah menyepakati paradigma, prinsip dan hasil pengujian yang telah disepakati bersama dan siap mempresentasikan ke forum

Ada

8.

Hasil pengeditan terakhir telah dilakukan masing-masing anggota

Ada



HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun