Mohon tunggu...
Dr.Ari F Syam
Dr.Ari F Syam Mohon Tunggu... Dosen - Akademisi, Praktisi Klinis,

-Staf Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM (@DokterAri) -Ketua Umum PB Perhimpunan Endoskopi Gastrointestinal Indonesia (PEGI)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Berkeinginan Kembali ke Kampus, Welcome Home Prof Nila!

3 November 2019   19:30 Diperbarui: 4 November 2019   16:38 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nila Moeloek. Dok oleh Kemenkes

Beberapa hari setelah serah terima jabatan Menkes, Prof. Nila mengontak saya untuk bertemu. "Pak Dekan, saya mau kembali ke kampus." Tentu dengan senang hati dan segera saya menyiapkan pertemuan. 

Ternyata di jam yang sudah ditentukan, Prof. Nila datang seorang diri, tentu tidak ada voorijder yang mendahului mobilnya. Tidak ada ajudan yang sibuk wara wiri seperti saat beliau menjadi Menkes. Ya sama seperti tamu yang lain, ia datang ke ruang Dekan disambut satpam terlebih dahulu.

Saat bertemu pertama setelah tidak menjadi Menkes, beliau terlihat santai saja dan tidak ada kesan "post power syndrome". Padahal beberapa hari lalu, Prof. Nila masih menjadi Menkes.

Ini bisa menjadi contoh bahwa jabatan itu sementara, dan untuk mantan pejabat. Siapa saja harus siap untuk menjadi "orang biasa" kembali...

Seperti biasa memang kalau ngobrol dengan beliau banyak joke yang keluar dari mulut beliau.

"Pak Dekan, tadi saya ditanya Satpam, 'Mau ketemu siapa Bu?'"

Waduh kenapa Satpam tidak mengenal Prof. Nila... ternyata Satpam memang hanya basa basi. "Mau ketemu PakDekan Bu?"

Waktu ngobrol yang tadinya rencana 1 jam menjadi hampir 2 jam. Waktu sudah masuk makan siang, beliau kami tawari makan siang.

"Oh tidak saya mau balik dan menemani Pak Moeloek makan siang."

Waduh romantis banget ya Prof. Mungkin hal yang sudah sangat langka dilakukan saat beliau masih menjabat Menteri.

Dalam pembicaraan banyak sekali harapan-harapan beliau yang ketika menjadi Menkes belum terwujud. Beliau banyak bicara tentang perlu diwujudkan "Academic Health System" (sistem kesehatan akademik) secara luas, otonomi daerah dapat diterapkan dengan baik, agar bisa menolong banyak masalah kesehatan rakyat

Prof. Nila juga berharap kampus-kampus ternama termasuk FKUI tidak melupakan untuk melakukan pengabdian masyarakat kepada masyarakat kecil. Seperti apa yang dilakukan staf FKUI di Sumba, masih banyak anak-anak yang cacingan dan sebagainya. FKUI harus melakukan upaya untuk menolong masyarakat kecil ini.

Universitas-universitas juga harus memiliki terobosan riset inovatif. Di zaman sekarang, riset harus bisa menghasilkan produk kesehatan. Beliau mengapreasiasi usaha selama ini FKUI/RSCM dalam produksi stem cell dan berlanjut ke aplikasi klinisnya.

Satu hal beliau menyorot bahwa kita kurang berani untuk membuat "branding". Misal, sampaikan bahwa RSCM sudah mampu memberikan sel punca sebagai bentuk pelayanan berbasis riset. Apalagi kita memang sudah menggunakan stem cell tersebut ke pasien terutama pasien dengan masalah ortopedi.

Boleh dibilang kita ini sedang melakukan "Pelayanan Berbasis Penelitian". Jangan kalah dengan negara lain seperti Iran, yang telah berani mengklaim dapat melakukan terapi stem cell. 

Bagaimanapun, kita harus tetap memberikan pelayanan yang sudah evidence-based, jangan tanpa dasar. Dan terahir beliau bersedia untuk memberikan kuliah umum untuk mahasiswa.

Terima kasih Prof. Tidak pernah berubah, baik sebelum jadi menteri, saat jadi menteri, dan setelah sudah tidak jadi menteri.

Mudah-mudahan Prof. Nila selalu sehat di usia kepala 7 saat ini.

Salam sehat.
Ari F Syam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun