Mohon tunggu...
Dr.Ari F Syam
Dr.Ari F Syam Mohon Tunggu... Dosen - Akademisi, Praktisi Klinis,

-Staf Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM (@DokterAri) -Ketua Umum PB Perhimpunan Endoskopi Gastrointestinal Indonesia (PEGI)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Penderita Kanker Butuh Perlakukan Tepat dari Keluarga

22 Oktober 2019   06:50 Diperbarui: 22 Oktober 2019   20:04 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Shutterstock

Saya hanya mengingatkan bahwa kita atau kerabat kita bisa saja menghadapi sakit kanker yang berbahaya ini. Tetapi kadang kala kita tidak memahami bagaimana sebaiknya sikap kita saat menghadapi yang namanya sakit kanker, bahkan akhir dari perjalanan sakit tersebut.

Sehari-hari dokter yang bekerja sebagai praktisi klinis, akan selalu berhubungan dengan pasien yang mengalami sakit termasuk juga sakit kanker. Seseorang yang mengalami sakit kanker setelah menjalani proses pengobatan akan mengalami tiga hal remisi: remisi dengan gejala sisa, atau gagal terapi, sampai mengalami kematian. 

Kematian yang terjadi memang bisa diprediksi di awal saat kepastian diagnosis pasien ditegakkan. 

Cuma kadang-kadang karena kecemasan yang tinggi, pasien yang sebenarnya tidak mempunyai sakit berat, malah selalu berpikir kematian. Tetapi sebaliknya, saya sering juga menghadapi seseorang yang sudah menderita panyakit yang lanjut misal kanker stadium 4 tetapi tetap semangat dan tidak takut menghadapi kematian. 

Dukungan keluarga dan lingkungan sangat dibutuhkan untuk proses penyembuhan seseorang yang menderita penyakit kanker.

Pandangan manusia menghadapi kematian memang bermacam-macam. Pengalaman saya sebagai dokter penyakit dalam melihat ada 2 hal utama yang ada di pikiran pasien mengenai kematian:

1. Ada yang berpikir bahwa upaya pencegahan dan pengobatan merupakan upaya untuk mencegah kematian.

2. Di sisi lain ada yang berpandangan bahwa kematian sudah takdir Allah SWT sehingga tidak sungguh-sungguh di dalam menjalani pengobatan dan tinggal menunggu saja takdir yang diberikan setelah mengalami kesakitan tersebut. 

Begitu juga pandangan keluarga pasien. Ada yang pasrah dalam menghadapi sesuatu kematian tetapi ada yang merasa bahwa ada yang pada awalnya tidak terima jika anggota keluarganya mengalami perburukan dan mengalami kematian.

Kadang kala hal ini terjadinya karena anggota keluarga yang sakit denial atas kondisi sakit yang dihadapi keluarganya. Karena merasa penyakit kanker tersebut datang tiba-tiba dan bahkan saat ditemukan pertama kali sudah dalam keadaan stadium lanjut.

Dokter sudah dibekali dengan ilmu prognosis yaitu memprediksi jika dilihat perjalanan penyakit dan kondisi pasien seberapa kondisi sakit pasien. Pilihan prognosis bisa baik, buruk atau ragu-ragu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun