Menjelang akhir hayatnya walau penyakit kanker sedang menyerang dirinya beliau tetap mengajar dan berbagi ilmu bukan saja di FKUI tetapi seluruh Indonesia. Beliau tetap  menjadi penguji nasional untuk dokter-dokter yang akan meraih brevet spesialis Obtetri Ginekologi dan datang ke senter2 pendidikan di Indonesia walau kondisi kesehatan tidak fit. Integritas dan profesionalisme tidak diragukan lagi.
Penelitian beliau seputar susuk atau implant KB telah mencatatkan nama beliau pada hampir 50 publikasi internasional. Disisi lain pengabdian masyarakat beliau juga luar biasa, Â sering menjadi nara sumber di berbagai kesempatan baik di media cetak dan elektronik. Bahkan beberapa waktu lalu beliau masih bersedia dan dengan sangat semangat berbicara pada simposium awam di RSCM Kencana.
Jika kita simak google seputar kiprahnya untuk masyarakat, pendapat kepakarannya dibidang reproduksi kerap kali menjadi rujukan. Satu hal walau beliau ceramah tentang bagaimana mengatur kehamilan beliau tetap selalu menyampaikan bahwa alat kontrasepsi hormon seperti susuk KB hanya digunakan untuk yang sudah menikah dan tetap meminta anak muda untuk tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah.
Prof Biran telah menjadi contoh buat civitas akademika FKUI dan UI dimana budaya FKUI RSCM Integritas, profesionalisme, Keunggulan, Kolaborasi dan Kepedulian yang telah menjadi bagian hidup dan kehidupannya menjadi contoh buat kita semua.Â
Keunggulan penelitian beliau dalam bidang reproduksi khususnya impant atau susuk KB telah membuat Indonesia menjadi rujukan untuk program keluarga berencana dunia. Kepedulian terhadap sesama terus berbagi ilmu baik untuk kalangan kedokteran baik dokter maupun bidan dan kalangan masyarakat awam harus menjadi contoh buat kita semua walaupun diadalam tubuh beliau sebenarnya kurang fit.
Salamat jalan Prof, selamat jalan guru besar Universitas Indonesia, guru yang selalu menginspirasi kita semua.
Salam sehat,
Dr.dr.Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH,FINASIM, FACP.