Namun, sayangnya, langkah ini belum membuahkan hasil maksimal yang diharapkan untuk lolos ke Piala Dunia.
Meski gagal lolos ke putaran final Piala Dunia 2026, Erick Thohir menilai pencapaian lolos ke putaran keempat adalah sebuah sejarah baru bagi sepakbola Indonesia, karena ini adalah pertama kalinya Indonesia berhasil menembus tahap tersebut di kualifikasi Piala Dunia sejak bergabung dalam zona Asia Tenggara.
Namun kenyataan bahwa harapan ke Piala Dunia harus berakhir pada putaran ini tentu menjadi catatan besar bagi seluruh pihak yang terlibat, mulai dari pelatih, pemain, hingga manajemen PSSI.
Saya percaya kegagalan ini harus dijadikan momen introspeksi dan pembelajaran mendalam.Â
Sepakbola Indonesia bukan hanya soal menang dan kalah, tapi juga soal pengelolaan yang profesional, pembinaan pemain muda yang berkelanjutan, serta manajemen organisasi yang harmonis dan berorientasi pada prestasi.
PSSI harus mampu mengambil pelajaran dari dinamika selama lima tahun terakhir, dari era Shin Tae-yong hingga Patrick Kluivert, termasuk mengatasi persoalan komunikasi dan koordinasi internal yang sempat menjadi alasan pergantian pelatih.Â
Pemilihan pelatih bukan hanya soal nama besar, tapi juga kemampuan membangun chemistry dengan pemain dan manajemen.
Selanjutnya, tantangan terbesar adalah membangun fondasi yang kuat untuk masa depan sepakbola Indonesia, mulai dari pengembangan talenta lokal, infrastruktur, hingga sistem kompetisi yang sehat.Â
Jangan sampai kegagalan di kualifikasi Piala Dunia 2026 ini menjadi titik patah, melainkan menjadi batu loncatan menuju prestasi yang lebih besar di masa depan.
Saya berharap, meski harapan ke Piala Dunia 2026 telah berakhir, semangat dan dukungan untuk Timnas Indonesia tidak ikut padam.Â
Sepakbola adalah olahraga yang penuh gairah dan kejutan, dan bukan tidak mungkin suatu saat nanti Indonesia bisa menorehkan prestasi membanggakan di pentas dunia.