Kemudian, Tingkat keamanan menurun saat distribusi massal. Telur dadar lebih cepat basi, terutama jika ditaruh di wadah tertutup pada suhu ruang dan Kalori lebih tinggi. Telur dadar 1 butir bisa mengandung 90--100 kalori, lebih tinggi dibanding telur rebus ( 70 kalori). Untuk anak yang butuh energi tambahan mungkin baik, tapi untuk skala besar bisa berisiko obesitas bila dikonsumsi berlebihan.
Telur Mata Sapi (Fried Egg)
Telur mata sapi dimasak dengan cara digoreng tanpa dikocok, kuning telurnya bisa setengah matang atau matang penuh.
Adapun Kelebihan telur mata sapi diantaranya adalah tampilan menarik, kuning telur terlihat utuh sehingga lebih menggugah selera dan Rasanya gurih dan sering jadi favorit anak-anak.
Namun, jenis telur ini justru memiliki Kekurangan. Diantaranya adalah Risiko bakteri lebih tinggi, Jika kuning telur masih setengah matang, Salmonella bisa bertahan. Ini sangat berbahaya dalam program MBG yang melibatkan banyak anak.
Telur ini juga tidak tahan lama. Telur mata sapi cepat rusak bila tidak segera dimakan. Menyimpan dalam jumlah banyak untuk distribusi jelas berisiko serta Mengandung minyak tambahan, Sama seperti telur dadar, proses penggorengan menambah kalori dan lemak.
Mengapa Lebih Memilih Telur Rebus Untuk Program MBG
Beberapa studi dapat menjadi dasar ilmiah mengapa telur rebus lebih aman dan cocok, diantaranya adalah:
Pertama, Studi dari Food Safety Authority (2018), menyebutkan bahwa risiko Salmonella pada telur bisa ditekan hampir 100% bila telur dimasak hingga suhu internal minimal 71C --- kondisi ini tercapai sempurna pada telur rebus matang.
Kedua, Penelitian Journal of Nutrition (2019), menunjukkan bahwa bioavailabilitas protein pada telur rebus tetap tinggi, hanya berbeda tipis dengan telur goreng. Namun, pada telur goreng terdapat penurunan kadar beberapa vitamin larut lemak akibat oksidasi minyak.
Ketiga, Laporan FAO (2020), menegaskan bahwa telur rebus merupakan bentuk olahan telur yang paling aman untuk distribusi program gizi di sekolah karena mudah dikemas, tidak membutuhkan pendingin khusus dalam jangka pendek, dan tidak menambah beban kalori berlebih.
Oleh sebab itu, dalam konteks MBG, faktor yang perlu dipertimbangkan bukan hanya nilai gizi, tetapi juga keamanan pangan, kepraktisan distribusi, dan daya tahan makanan.Â
Telur rebus memenuhi semua kriteria tersebut karena Mudah diproduksi massal. Ribuan telur bisa direbus sekaligus dalam panci besar.