Dampak ekonomi yang ditimbulkan tidak hanya melibatkan kerugian langsung, seperti kematian hewan dan penurunan produktivitas, tetapi juga kerugian tidak langsung seperti pembatasan lalu lintas ternak, biaya pengobatan, serta dampak sosial-ekonomi terhadap peternak.
Langkah Antisipatif untuk Mencegah Penyebaran PMK
Sebagai wilayah kepulauan, sejatinya penyebaran PMK di Kepri dapat relatif lebih mudah dikendalikan. Namun demikian, berikut adalah langkah antisipatif yang perlu dilakukan dalam pengendalian penyebaran PMK di Provinsi Kepri.
Pertama, Pengawasan Ketat Lalu Lintas Ternak
Saat ini pengurusan lalu lintas ternak telah berjalan dengan sistem digital. Melalui online dengan situs: lalulintas.isikhnas.pertanian.go.id. Artinya, dokumen lalu lintas hewan tidak lagi dibuat secara manual.
Demikian juga dalam pengawasan di pintu masuk dan pintu pengeluaran, Balai Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan Provinsi Kepulauan Riau juga telah melakukan pengawasan. Bahkan, Badan Karantina Indonesia juga telah menerbitkan Surat Edaran Nomor 38 Tahun 2025 tentang Peningkatan Kewaspadaan Penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku.Â
Selain itu, setiap ternak yang masuk perlu menjalani karantina selama 14 hari untuk memastikan tidak membawa virus PMK.
Kedua, Pembentukan dan Penguatan Satgas PMK
Provinsi Kepulauan Riau telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) Penanganan PMK untuk mencegah penyebaran penyakit, terutama menjelang momen-momen krusial seperti Idul Adha, di mana permintaan ternak meningkat. Namun, keberadaan Satgas ini secara nasional telah dihentikan. Sehingga, Satgas PMK perlu diaktifkan kembali. Bahkan perlu diperkuat, baik dari sisi jumlah tenaga kerja, pelatihan, maupun fasilitas pendukung seperti alat deteksi dan kendaraan operasional.
Ketiga, Edukasi dan Sosialisasi kepada Peternak
Peternak sebagai garda terdepan dalam pengelolaan ternak harus dibekali dengan pengetahuan tentang PMK. Edukasi ini mencakup: Pengenalan gejala PMK. Langkah-langkah biosekuriti, seperti sanitasi kandang, desinfeksi rutin, dan pengelolaan limbah dan penanganan awal jika ditemukan gejala pada hewan.
Melibatkan tokoh masyarakat dan lembaga keagamaan dalam sosialisasi ini juga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat secara luas.