Menghilangkan seluruh kelompok pangan ini tanpa adanya strategi pengganti yang baik secara matang, beresiko menimbulkan masalah kesehatan jangka panjang, bukan hanya anemia.Â
Solusi Anemia Bukan Sekadar Tablet Tambah Darah
Pemerintah selama ini sudah gencar membagikan tablet tambah darah, terutama pada remaja putri dan ibu hamil. Tapi, kalau pola makannya tidak mendukung, efeknya tidak optimal. Â Yang lebih ideal adalah edukasi gizi yang menyeluruh termasuk soal pentingnya konsumsi produk ternak dalam jumlah cukup dan bentuk yang aman. Bukan berarti makan sate kambing tiap hari, tapi memasukkan daging sapi, hati ayam, atau telur ke dalam menu mingguan bisa sangat membantu. Â Kampanye gizi yang terlalu menekankan nabati tanpa edukasi risiko juga bisa kontraproduktif. Kalau tren ini terus berlangsung tanpa koreksi, bukan tidak mungkin kita benar-benar akan melihat fenomena "anemia berjamaah".
Keseimbangan adalah Kunci
Gaya hidup sehat bukan berarti menjauh total dari produk hewani. Yang penting adalah porsi, frekuensi, dan kualitas.
Misalnya:
Pilih daging tanpa lemak, masak dengan cara kukus/panggang, Konsumsi hati ayam seminggu sekali sebagai booster zat besi, Sertakan sumber vitamin C (jeruk, tomat) untuk membantu penyerapan zat besi non-heme, serta Kombinasikan protein hewani dan nabati agar lebih seimbang
Kalau kamu vegan karena alasan ideologi, pastikan untuk mengonsumsi suplemen B12 dan zat besi dengan pengawasan ahli gizi.
Jangan Takut Sama Daging
Produk ternak bukan musuh. Ia adalah bagian dari sejarah manusia sejak ribuan tahun, memberi kita nutrisi, kekuatan, dan kecerdasan. Masalahnya bukan pada dagingnya, tapi bagaimana kita mengonsumsinya. Jadi, sebelum kamu memutuskan untuk buang jauh-jauh telur rebus atau menolak sop iga buatan ibu, pikirkan dulu: "apakah keputusanmu didasarkan pada ilmu, atau sekadar ikut-ikutan tren?"
Karena jangan sampai, dengan niat sehat, kita malah mengantar tubuh menuju anemia berjamaah.