Mohon tunggu...
Dofran Winner Luhulima
Dofran Winner Luhulima Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

mengembara dalam hutan kata, menyelam dalam lautan makna...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Semu

27 Februari 2021   21:59 Diperbarui: 27 Februari 2021   22:11 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di bawah rintik hujan.

Menerawang menembus bias.

Telapak menengadah seakan baru pertama berjumpa.

Genangan bertebaran, muslihat semakin nampak.

Bumi hanya dapat tersenyum di balik liang kubur.

Selayang pandang menilik bekas kehidupan.

Nostalgia bersama usaha dan perjuangan.

Berusaha menggali makna terpendam.

Namun semua tampak tak ada.

Hanya tangis dan tawa semata.

Semata wayang, sebatang kara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun