Mohon tunggu...
Dquestion
Dquestion Mohon Tunggu... -

just usual man with usual ability Mahasiswa Ilmu Komunikasi, FISIP, UNDIP

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Melihat Pengalihan Isu secara Simpel di Dunia Maya

3 September 2016   11:43 Diperbarui: 3 September 2016   22:03 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: samc.ksu.edu.sa

Lalu, kenapa sebuah isu bisa tidak populer atau tidak dikunjungi banyak orang? Mungkin kalau perspektif konsumen karena berita itu tidak disukai, tidak menarik perhatian, mengandung unsur kepentingan politik, tidak akurat, kemasan jelek, tidak kredibel dan tidak netral (yang biasa dilihat orang dari judul atau media yang memberitakannya saja).

Namun, kalau dari perspektif media, melihat isu itu kurang bagus bisa dinilai mungkin dari penempatannya yang tidak ditempatkan pada berita utama, berita yang seolah bukan kebutuhan, tidak pas jadi teras berita, menilai tidak ada nilai jual, males ngikutin perkembangannya, perkembangan beritanya sulit untuk didapat dan lain sebagainya. 

Frekuensi (tingkat penyebaran berita, seberapa banyak atau seberapa sering) pemberitaan terutama pada isu berita yang baru hadir tentunya akan lebih banyak karena perkembangannya akan terus ada dan diikuti namun seiring waktu sama dengan yang lainnya akan menurun karena proses dari penyelesaian isu itu mendekati akhir. Dalam dunia penyebaran informasi, isu-isu baru muncul dan dimunculkan sebagai berita utama dengan exposure yang banyak bukan berarti pengalihan isu, konspirasi, dan lain - lain.

Dalam ilmu komunikasi ada yang disebut dengan agenda setting media massa, yaitu teori yang menyatakan bahwa media massa berlaku merupakan pusat penentuan kebenaran dengan kemampuan media massa untuk mentransfer dua elemen, yaitu kesadaran dan informasi ke dalam agenda publik dengan mengarahkan kesadaran publik dan perhatiannya kepada isu-isu yang dianggap penting oleh media massa. 

Di mana di dalamnya terdapat unsur priming (penonjolan isu) dan framing (bingkai/mengemas), dan dua asumsi dasar yang menjadi penentuan agenda ialah masyarakat pers dan media massa tidak mencerminkan kenyataan, namun menyaring dan membentuk isu dan kedua konsentrasi itu hanya pada beberapa masyarakat yang dianggap penting daripada isu lain, sedangkan asumsi lainnya adanya kepentingan pemilik modal, selain itu kepentingan bisnis karena nilai jual yang bagus suatu isu.

Yang biasanya melalui arus komunikasi dua langkah, yaitu media sendiri dan orang yang diterpa oleh isu berita kepada orang lain. Prosesnya tidak berlangsung satu arah saja dari media ke khalayak tapi bisa melalui keluarga, teman atau di warung kopi ketika bercakap-cakap dengan mereka dan karena ada yang menganggapnya penting dan mau mendengarkan. 


Lalu apakah yang disebut pengalihan isu bener-bener bukan isu utama dan penting. Salah satu penilitan Yagade dan Dozier (1990) tentang isu abstrak (isu kurang penting) dan konkret (isu penting), mereka sendiri beranggapan bahwa saat itu konkret yang dimaksud penting karena menyentuh kepentingan utama khalayak, yaitu kepentingan makan, keamanan, dan pekerjaan. 

Pada saat itu, penelitan mereka isu konkret, yaitu isu yang dianggap kebutuhan publik seperti penyalahgunaan narkoba dan masalah energi menjadi perhatian media dan publik pada saat itu karena krisis energi berkaitan dengan hajat hidup orang banyak, namun suatu saat isu yang dianggap kurang penting itu bisa menjadi isu konkret apabila menyentuh kebutuhan publik. 

Lalu, terkait isu teror atau terorisme kemaren jika dilihat dengan penelitian di atas terkait dengan keamanan tentunya merupakan isu yang penting, utama, dan dibutuhkan publik. Lagi pula media massa dikenal dengan diversity of content, ada beragam isu yang dibutuhkan publik, dan kebutuhan publik terhadap isu atau kebutuhan informasi utama juga berbeda-beda, subyektif, orang bisa membutuhkan info politik setiap waktu kerena sesuai dengan kebutuhannya sedangkan orang lain membutuhkan info seputar hiburan musik karena sesuai dengan kebutuhannya. Jadinya yang bilang pengalihan isu itu juga sangat subyektif tergantung kebutuhan kelompok atau individu. 

Mungkin sekian yang bisa saya tuliskan, maaf jika banyak kekurangan. Terima kasih bagi yang udah memberi saran kritikan, maaf ini tulisan lama, saya sempat mengoreksi, namun ternyata masih ada yang belum diperbaiki. Sekali lagi terima kasih kritik dan sarannya. Salam Damai selalu.

sumber refrensi:Tamburaka, Apriadi.2012.Agenda Setting Media Massa.Jakarta: Rajawali pers

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun