Mohon tunggu...
Dody Kasman
Dody Kasman Mohon Tunggu... Administrasi - Manusia Biasa

Wong Ndeso yang bukan siapa-siapa. Twitter : @Dody_Kasman

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ketika Alun-alun Kota Kraksaan Jadi Lautan Manusia

8 Mei 2017   12:33 Diperbarui: 8 Mei 2017   12:48 2209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Virzha saat tampil di Alun-Alun Kota Kraksaan, Minggu (7/5)

Sabtu (6/5) dan Minggu (7/5) Kota Kraksaan kembali meriah dan hingar bingar setelah seminggu sebelumnya ceria penuh warna dengan gelaran Kraksaan Colour Run Tahun 2017. Akhir pekan itu alun-alun yang telah menjadi ikon taman rekreasi dan olah raga Kota Kraksaan tersebut mendadak penuh sesak dipenuhi ribuan bahkan mungkin belasan ribu manusia.

Selama dua hari masyarakat Probolinggo khususnya Kota Kraksaan dan sekitarnya disuguhi hiburan istimewa dalam rangka memeriahkan Hari Jadi Kabupaten Probolinggo ke 271. Pemerintah daerah setempat bekerjasama dengan salah satu stasiun TV swasta nasional SCTV menghadirkan Karnaval Inbox SCTV di alun-alun Ibu Kota Kabupaten Probolinggo tersebut.

Informasi tentang rencana digelarnya salah satu program siar andalan SCTV itu sebenarnya sudah mulai beredar sekitar sebulan sebelumnya, meski masih terbatas di kalangan pejabat dan sebagian pegawai di lingkungan Pemkab Probolinggo. Sementara informasi resmi dari pemerintah daerah melalui berbagai media baru beredar sekitar seminggu sebelum hari H.

Meski waktu untuk publikasi mempromosikan acara tersebut cukup singkat, namun jumlah masyarakat yang datang ke alun-alun Kraksaan saat acara tersebut digelar membludak. Baik hari Sabtu pagi maupun siang dan Minggu pagi berikutnya alun-alun Kota Kraksaan menjelma jadi lautan manusia.

Ribuan penonton memadati Alun-Alun Kota Kraksaan
Ribuan penonton memadati Alun-Alun Kota Kraksaan
Informasi tentang acara ini ternyata menyebar begitu cepat hingga ke daerah tetangga. Sejak Jum’at malam sekitar alun-alun sudah banyak warga luar daerah seperti Jember, Situbondo, Lumajang dan Pasuruan yang datang. Tak sedikit dari mereka yang menginap di sekitar alun-alun dengan perlengkapan seadanya. Bahkan ada yang bertahan hingga dua malam karena ingin menyaksikan event dua hari ini secara penuh.

Deretan artis Ibu Kota yang didatangkan untuk memeriahkan acara tersebut nampaknya menjadi daya tarik yang kuat bagi masyarakat khususnya kalangan anak muda. Apalagi acara kali ini gratis dan terbuka untuk siapa saja yang mau datang. Event kali ini makin tak boleh dilewatkan karena disiarkan langsung secara nasional oleh stasiun TV bersangkutan.


Panas terik matahari dan jubelan manusia yang membuat suhu sekitar alun-alun sangat tinggi tak menyurutkan anstusiasme masyarakat untuk datang. Saya sendiri menjadi bagian dan saksi langsung peristiwa spesial tersebut. Kebetulan kamera inventaris kantor yang saya gunakan jeprat jepret ketika itu cukup mempermudah akses masuk sehingga saya bisa bebas menjelajah di sekitar panggung utama.

Penonton berjejal di depan panggung untuk melihat langsung idolanya dari dekat
Penonton berjejal di depan panggung untuk melihat langsung idolanya dari dekat
Saya juga ikut merasakan panasnya sengatan terik matahari yang membuat saya harus beberapa kali melarikan diri untuk berteduh sejenak mendinginkan kepala. Saya juga ikut merasakan keseruan menjadi pelaku sekaligus korban desak-desakan di depan panggung saat penonton memaksa untuk menjamah artis idolanya.

Beberapa kali pula saya menjadi korban teriakan histeris penggemar yang begitu memekakan telinga saat sang idola turun panggung mendekati penonton. Belum lagi histeria penonton dengan beragam ekspersi dan gaya setiap kali kamera melintas di depan mereka dengan harapan bisa masuk TV.

Belasan artis Ibu Kota mulai band, duo maupun solo dengan beragam genrenya tampil selama dua hari di alun-alun kebanggaan masyarakat Kabupaten Probolinggo itu. Mulai dari artis cilik Trio Imut yang tampil lucu menggemaskan hingga Duo Mawar dan Duo Racun yang tampil menggoda. Ada juga beberapa band populer seperti Kangen Band, The Rain, Hijau Daun dan Papinka. Penampil tunggal semacam Imey Mey, Bella Barbie, Fitri Carlina, Nurbayan, Shae hingga Virzha juga ikut meramaikan gelaran istimewa itu.

Begitu juga host yang cukup populer seperti Ferry Maryadi, Bianca Liza, Indra Bekti dan Narji. Karnaval Inbox juga memberikan kesempatan kepada potensi lokal untuk tampil, baik itu seni budaya maupun kekhasan kulinernya.

Para host bersama Duo Racun dan Duo Anggrek, Minggu (7/5)
Para host bersama Duo Racun dan Duo Anggrek, Minggu (7/5)
Secara keseluruhan Karnaval Inbox kali ini bisa dibilang sukses. Seluruh rangkaian acara dapat berjalan baik meskipun di beberapa segmen ada perubahan mendadak tapi bisa disikapi secara profesional. Para artis juga tampil maksimal berkat dukungan tata panggung dan sound system berkualitas. Demikian juga penonton yang kooperatif sehingga situasi tetap kondusif dan terkendali.

Namun kata sukses saja sepertinya tak cukup jika dilihat dari antusiasme masyarakat yang hadir langsung ke alun-alun selama dua hari tersebut. Tersulapnya alun-alun Kota Kraksaan menjadi lautan manusia menjadikan acara tersebut sangat sukses, spektakuler! Bahkan mungkin baru kali ini keramaian dan kepadatan semacam ini terjadi di alun-alun Kota Kraksaan. Warna hijau rumput alun-alun sama sekali tak terlihat karena tertutupi warna rambut dan pakaian penonton.

Foto drone suasana alun-alun Kota Kraksaan, Minggu (7/5)
Foto drone suasana alun-alun Kota Kraksaan, Minggu (7/5)
Foto drone suasana alun-alun Kota Kraksaan, Minggu (7/5)
Foto drone suasana alun-alun Kota Kraksaan, Minggu (7/5)
Alun-alun Kota Kraksaan memang sering dijadikan lokasi kegiatan seperti upacara, senam bersama, hiburan rakyat dan kegiatan lainnya yang melibatkan massa dalam jumlah banyak. Tapi pesertanya hanya ratusan hingga ribuan saja dan tak pernah sebanyak kali ini. Padahal umumnya kegiatan-kegiatan tersebut disertai pengerahan massa dalam jumlah besar, bahkan dengan tambahan catatan harus hadir dengan segala konsekuensinya.

Namun untuk pesta rakyat selama dua hari ini, warga masyarakat suka rela datang dengan sendirinya. Tanpa tekanan, tanpa paksaan dan tentu saja tanpa harus melakukan pengerahan massa oleh lembaga, kelompok maupun ormas tertentu. Tak ada iming-iming hadiah undian, bingkisan apalagi jaminan makan minum ataupun snack bagi yang hadir.

Seni hiburan khususnya musik telah menjadi bahasa universal yang bisa dipahami siapa saja, berlaku dimana saja dan kapan saja. Tak heran jika yang datang tak dimonopoli kalangan tertentu dan tak terbatas kelompok umur. Semuanya jadi satu, tumpek blek membanjiri alun-alun Kota Kraksaan.

Sempat muncul kekhawatiran taman yang makin mempercantik alun-alun akan rusak setelah pagelaran berlangsung. Syukurlah usai acara kondisi taman masih seperti sedia kala meskipun ada sebagian kecil yang perlu dibenahi. Berkat kesadaran dan ketertiban penonton, tanaman hias di sekitar alun-alun masih terselamatkan dan nyaris tak ada rusak. Hanya warna rumput yang semula hijau segar kali ini nampak kecoklatan.

Tanaman dan taman sekitar alun-alun yang masih utuh usai acara
Tanaman dan taman sekitar alun-alun yang masih utuh usai acara
Taman di salah satu sudut alun-alun yang masih utuh seperti sedia kala
Taman di salah satu sudut alun-alun yang masih utuh seperti sedia kala
salah satu sudut alun-alun yang masih nampak rapi usai acara
salah satu sudut alun-alun yang masih nampak rapi usai acara
Dibalik sukses besar event kali ini, ada beberapa catatan kecil sebagai koreksi untuk pagelaran sejenis berikutnya. Kesigapan aparat keamanan menjaga ketertiban patut diapresiasi, namun terlalu banyak aparat di depan panggung membuat suasana seolah gawat. Padahal barisan depan didominasi remaja putri dan ibu-ibu dengan anaknya yang rasanya sangat tak mungkin akan berbuat anarkis. Di bagian tersebut cukuplah dijaga petugas keamanan internal stasiun TV dibantu beberapa anggota Pol PP dan mbak-mbak Polwan saja.

Banyaknya orang yang tak berkepentingan lalu lalang di belakang panggung cukup menggangu kenyamanan artis dan kerja para kru stasiun TV. Terlebih saat petinggi daerah hadir beserta rombongan, baik yang memang berkepentingan atau yang hanya ikut-ikutan. Banyak yang memanfaatkan kesempatan foto bersama idola, entah itu dengan suka rela atau sedikit memaksa. Beruntung pihak kru dan keamanan internal stasiun TV bisa maklum dan menyikapinya dengan profesional.

Dan satu hal lagi yang sempat terlewat dan nampak sepele yaitu penyebutan nama daerah “Probolinggo.” Mungkin demi efisiensi dan kemudahan pengucapan sehingga kata “Kabupaten” sengaja diabaikan. Namun hal ini cukup riskan jika tak ingin dibilang fatal. Mengapa? Sebab daerah dengan nama Probolinggo itu ada dua yaitu Kota Probolinggo dan Kabupaten Probolinggo. Sementara penyebutan “Probolinggo” saja bisa menjustifikasi pada Kota Probolinggo, terlebih bagi mereka yang minim pengetahuan IPS atau Geografinya.

Sementara presenter dan hampir semua artis yang tampil menyapa penonton dengan “Probolinggo" dan sangat minim menyebut “Kraksaan” sebagai Ibu Kota Kabupaten Probolinggo. Koreksi sebenarnya sudah disampaikan ke beberapa pihak yang berkepentingan, namun di hari kedua tak ada perbaikan signifikan pada penyebutan nama daerah. Bahkan saat segmen kuliner khas daerah, salah satu host sempat keliru menyebut “Kota Probolinggo.”

Semoga ini menjadi pelajaran dan bahan introspeksi ke depan terutama dalam nomenklatur dan penyebutan nama daerah, agar tak terjadi kerancuan antara Kabupaten Probolinggo dan Kota Probolinggo. Setidaknya hal ini membawa hikmah dan berkah bagi Kota Probolinggo yang ikut terangkat atau setidaknya tersenggol namanya berkat kesuksesan Karnaval Inbox tersebut.

Akhirnya, dengan segala kemeriahan dan hingar bingarnya, Pemkab Probolinggo melalui Karnaval Inbox kali ini benar-benar sukses memberikan hiburan yang sehat kepada masyarakat Probolinggo dan sekitarnya. Pagelaran spektakuler kali ini juga sukses menyatukan semua lapisan masyarakat dari berbagai usia hingga menjadikan alun-alun Kota Kraksaan laksana lautan manusia. Karnaval Inbox juga mampu menyatukan Kota dan Kabupaten Probolinggo sebagaimana berulangkali diucapkan para host dan artis pengisi acara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun