Mohon tunggu...
Dodi Kurniawan
Dodi Kurniawan Mohon Tunggu... Guru - Simplex veri sigillum

Pengajar di SMA Plus Al-Wahid

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Memaknai Kata Merdeka

17 Agustus 2022   06:12 Diperbarui: 24 Agustus 2022   16:09 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hari Kemerdekaan Indonesia 2022 www.google.com

Nomina rahmat yang menurunkan adjektiva rahman (pengasih) dan rahim (penyayang) sengaja dipilih untuk mendasari pemahaman konsep ketuhanan sebagai sumber inspirasi kemerdekaan bangsa Indonesia. 

Kasih dan sayang merupakan inti dari sifat-sifat Tuhan yang sekaligus merupakan dua sifat-Nya yang wajib diinternalisasikan dalam diri setiap hamba-Nya.    

Peringatan Hari Kemerdekaan tahun 2022 terasa lebih istimewa dengan dicanangkannya Kurikulum 2022 dengan sebutan Kurikulum Merdeka---kurikulum yang dirancang untuk mengimplementasikan filosofi pendidikan Indonesia sebagaimana didengungkan oleh Ki Hajar Dewantara. 

Kurikulum dengan salah satu kekhasannya berupa penerapan nilai-nilai Pancasila secara implementatif yang hakikatnya merupakan tujuan pendidikan nasional itu sendiri, yakni Profil Pelajar Pancasila sebagai profil pelajar Indonesia. 

Sejak Pancasila merupakan nilai-nilai luhur dan falsafah bangsa, maka menjadikannya sebagai tujuan dari pendidikan nasional akan mencetak anak-anak bangsa yang utuh. 

Utuhnya kepribadian anak bangsa inilah yang akan mampu menjawab segala tantangan dan rongrongan yang akan menjamin kedaulatan dan kelestarian bangsa dan negara Indonesia. 

Nama lain dari lestarinya kedaulatan sebuah bangsa adalah kemerdekaan. Untuk itu pula, dalam filsosofi Ki Hajar, pendidikan bukanlah semata-mata mengajar dan mencerdaskan anak bangsa melainkan lebih jauh dari itu, yakni memelihara kelangsungan bangsa.

Hari ini, 17 Agustus 2022, 77 tahun sejak para pendiri negara kita memproklamasikan kemerderkaan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia, adalah penting untuk kembali merenungkan apa sesungguhnya makna di balik kata merdeka. 

Pekikan kata merdeka seyogianya menimbulkan letupan-letupan energi. Bila tidak maka pekik kemerdekaan tidak ubahnya sebuah mantra yang tak lagi bertuah, doa yang tidak lagi memiliki ruh, dan slogan yang kosong dari semangat. 

Sungguh merupakan sebuah ironi bila itu yang terjadi dalam pidato-pidato, dalam upacara-upacara peringatan dan gempita perayaan kemerdekaan kita.

Peringatan kemerdekaan, seyogianya bukan hanya sekedar mengingat-ingat momentum historis proklamasi kemerdekaan, melainkan mengingatkan kita untuk senantiasa membarukan pemaknaan atas kemerdekaan sesuai konteks zaman dengan berbagai karakter tantangannya.    

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun