Pantas rasanya, kalau kita akan melangkah pada perjalanan yang panjang dan terjal, perlu mempersiapkan diri yang lebih matang, agar tidak berhenti di tengah jalan, nggak bisa hanya sekadar nekad saja.
Bahkan mereka yang mendapatkan sponsor alias beasiswa, perlu usaha yang lebih. Seperti biaya untuk bimbingan belajar, prestasi akademik yang gemilang, dan keluwesan dalam berkomunikasi untuk mendapat jaringan.
Jadi, S2 nggak hanya sekadar masuk kelas, menyimak dosen memberikan materi saja. Banyak hal yang perlu dipertimbangkan.
"Harusnya sih kamu bisa, udah biasakan dulu alih kredit ke S1 sambil kerja," goda teman saya.
2. Lingkungan yang Support
Masih ada kaitannya dengan support system, namun ini datang dari eksternal atau luar diri kita. Seperti orang tua, keluarga, atasan, rekan kerja, atau pasangan.
Teman saya memberikan pesan, "Kalau kita kerja sambil melanjutkan pendidikan S2 contohnya, harus banyak komunikasi personal dengan atasan, biar ritme pekerjaan kita dapat menyesuaikan".
Saya iyakan pernyataannya ini. Pengalaman saya menyelesaikan D3 ke S1 memang kuncinya adalah komunikasi personal yang baik dengan atasan begitu juga rekan kerja. Apalagi kalau pekerjaan kita menuntut mobilitas kerja yang tinggi, pastinya bakal berpengaruh ke waktu perkuliahan kita.
"Intinya sama-sama paham dan kita nggak menyalahkangunakan waktu kerja buat ngerjaian tugas kuliah. Masing-masing ada waktunya, sama-sama prioritas," tuturnya.
Status sebagai anak dan anggota keluarga juga membuat kita harus pandai mengelola perasaan. Pasalnya dengan kita menempuh pendidikan kembali, artinya waktu buat mereka akan berkurang, sehingga perlu pemahaman. Apalagi jika kita anak rantau yang jauh dari orang tua. Rindu ingin pulang pasti membayangi. Di satu sisi, libur pekerjaan tapi belum tentu libur kuliah, jadi yah harus nunggu kuliah sampai lulus.
Termasuk lingkungan pendidikan kita, teman kelas, dosen, dan program studi, harus saling menjaga komunikasi agar saling support satu sama lain, karena status kita sebagai pekerja bukan hanya pelajar.
"Nggak ada kenikmatan itu didapat dari kenikmatan, pasti perlu kerja keras, rekoso, dan pengorbanan. Capek? Pasti. Tapi jangan berpikir buat hari ini, ingat tujuanmu jauh ke depan, Tuhan tau apa yang kita kerjakan. Ingat cita-cita," ucapnya.