Mohon tunggu...
Dodik Suprayogi
Dodik Suprayogi Mohon Tunggu... Agribusiness Enthusiast

Agribusiness Enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Membela Mereka yang Nggak Main TikTok

8 Agustus 2025   18:55 Diperbarui: 9 Agustus 2025   14:04 584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI | FREEPIK

"Kok ada ya orang yang nggak punya akun tiktok, jadul amat," saya nggak sengaja mendengar celetukan seorang wanita saat berada di ruang tunggu bandara.

Di dunia yang serba digital seperti sekarang ini, siapa sih yang nggak punya akun sosial media terutama tiktok. Meski tiktok menjadi aplikasi sosial media yang banyak didownload di Indonesia tahun 2023, bukan berarti tiktok menjadi raja sosial media di Indonesia.

Buktinya banyak juga yang nggak punya akun tiktok, contohnya saya sendiri. Mau dibilang kudet, jadul atau ketinggalan zaman juga nggak masalah toh juga masih bisa hidup tenang.

Masih banyak aplikasi sosial media lainnya yang nggak kalah menarik dibanding tiktok, jadi nggak usah mentaljudge orang yang nggak punya tiktok pasti nggak asyik.

Tiktok Bukan Satu-Satunya Sosial Media Buat Melihat Dunia

Fyi, menurut data We Are Social tahun 2024, sosial media yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia secara berurutan adalah Whatsapp, Instagram, Facebook, Tiktok dan Telegram.

Tiktok diurutan ke empat, artinya tiktok bukan satu-satunya sosial media yang bisa digunakan untuk melihat dunia.

Nggak sedikit juga pengakuan dari pengguna tiktok yang mengatakan bahwa "kehidupan" di tiktok lebih berisik daripada di Instagram. Makanya banyak yang mulai meninggalkan tiktok dan Kembali ke Instagram.

Salah satunya adalah adanya tiktok shop, yang buat kalap belanja dan nggak sadar malah menghabiskan uang dan waktu.

Beda halnya dengan Instagram yang lebih rapi dan algoritmanya nggak seberisik tiktok, jadi penggunanya nyaman.

Disclaimer ya, memang tiktok algoritmanya lebih cepat mengglobal jadi nggak heran banyak video yang fyp atau viral dibanding di tiktok jadi banyak yang jadi seleb tiktok.

"Aku download tiktok, tapi aku nggak punya akun tiktok, cuma scrolling aja", pengakuan teman saya, artinya benar data di atas.

Standar Tiktok Buat Kesehatan Mental Berantakan

Terutama buat cewek-cewek ini yang suka menggunakan standar tiktok buat diterapkan di kehidupan nyata. Seperti standar buat nyari pasangan, pekerjaan, gaji atau bahkan body goals.

Akibatnya, nggak sedikit yang mengalami gangguan kepribadian atau juga anxiety ketika dunia nyata nggak sesuai dengan gambarannya di tiktok.

Algoritma tiktok yang cepat menyebar, digunakan oleh para content creator buat mengejar popularitas tanpa melihat nilai edukatif dan manfaatnya bagi kehidupan.

Konten-konten yang nggak masuk akal buat diterapkan kehidupan nyata akhirnya menjadi acuan kehidupan di dunia nyata, ini bahaya.

Apalagi konten-konten yang berbau percintaan, pencapaian, dan kesehatan mental bakal cepat banget viral padahal belum tentu benar. Makanya lebih baik ke psikolog atau psikiater daripada menggunakan standar tiktok.

"Konten tiktok macam usia 25 tahun harus punya mobil, rumah, gaji dua digit, pekerjaan yang mapan, itu ngedistract banget, nggak masuk akal!", itu menurut teman saya yang dulu kecanduan tiktok.

Tiktok Cocok Buat Jualan Tapi Nggak Cocok Buat Ketenangan

Bedanya tiktok dengan sosial media lainnya seperti instagram adalah adanya fitur tiktok shop, orang-orang bebas berjualan di live streaming tiktok selama mengikuti persyaratan yang sudah ditentukan.

Makanya banyak yang betah jualan di tiktok karena menjangkau lebih banyak pasar, dari barang-barang yang receh hingga barang-barang branded yang limited edition.

"Tiktok itu menjangkau banyak orang, makanya cepat laku," kata kakak teman saya yang jualan jilbab di tiktok shop.

Beda halnya kalau motivasi bersosial media buat mencari ketenangan menurut saya tiktok nggak cocok karena terlalu berisik. Kalau buat nyari referensi tempat kuliner yang rekomended atau testimoni tempat wisata tiktok memang jagonya.

Jadi nggak usah menghakimi mereka yang nggak main tiktok itu jadul, atau yang main tiktok itu pemuja standar tiktok. Kalau kalian punya akun tiktok nggak?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun