Mohon tunggu...
DNA Hipotesa
DNA Hipotesa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kajian Ekonomi oleh Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi IPB University

Discussion and Analysis (DNA) merupakan sebuah divisi di Himpunan Profesi dan Peminat Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (Hipotesa) yang berada di bawah naungan Departemen Ilmu Ekonomi, FEM, IPB University. As written in the name, we are here to produce valuable analysis of the economy, while building a home for healthy economic discussions. All of this is aimed to build critical thinking which is paramount in building a brighter future for our economy.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Belajar dari Bangkutnya Negara Srilanka: Akankah Indonesia Mengikuti Jejaknya?

31 Juli 2022   18:44 Diperbarui: 31 Juli 2022   19:04 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Banyak yang berpendapat bahwa rangkaian krisis yang terjadi di Sri Lanka merupakan akibat dinasti politik negara tersebut dan banyaknya pejabat yang korup. 

Presiden saat ini yaitu Gotabaya Rajapaksa mengangkat adiknya sebagai PM Sri Lanka yang sebelumnya merupakan Presiden Sri Lanka 2005-2015. 

Selain itu, masih ada beberapa menteri dan pejabat lainnya yang merupakan keluarga dari Rajapaksa. Pemerintah yang korup ini sangat berdampak bagi kestabilan ekonomi dan kepercayaan Sri Lanka di mata negara-negara asing.

2. Pemotongan Pajak

Untuk mendapatkan suara dan popularitas, pemerintah melakukan kebijakan ekonomi yang tidak rasional dan malah berdampak negatif. Pemerintah melakukan pemotongan tarif pajak secara besar-besaran. 

PPN diturunkan dari 15% menjadi 8% sedangkan pajak perusahaan dari 28% diturunkan 24%. Pajak-pajak lainnya juga turut dipangkas. Akibat dari pemangkasan tarif pajak ini. Sri Lanka pun kehilangan banyak pendapatan negara.

3. Ketidakstabilan Keamanan

Terjadinya aksi teror bom di gereja dan hotel di Sri Lanka pada tahun 2019 mengakibatkan terjadinya penurunan kepercayaan akan keamanan negara tersebut. 

Akibatnya terjadi penurunan kunjungan wisatawan asing, padahal sekitar 12 persen PDB Sri Lanka berasal dari pariwisata dan cadangan devisa juga berasal dari sektor ini. Sehingga mengakibatkan penurunan drastis terhadap devisa negara.

4. Penghentian Impor Pupuk

Pada April 2021, pemerintah kembali mengeluarkan kebijakan yang tidak rasional yaitu melarang impor pupuk dan bahan pertanian lainnya. Pemerintah beralasan kebijakan ini dilakukan agar Sri Lanka bisa menjadi negara pertama dengan pertanian organik. Akibat dari kebijakan ini, terjadi gagal panen dan membuat krisis pangan di Sri Lanka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun