Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Fakultas Kehutanan UGM, Joko Widodo, dan Nomor Pendaftaran 1180501421

18 April 2025   06:04 Diperbarui: 18 April 2025   07:42 11233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Daftar calon mahasiswa dari 10 PTN tahun akademi 1980/1981 (Dokpri)  

Saya segera cari nama Jokowi di daftar itu. Saya mereka-reka karena Jokowi lahir pada 1961, maka saya cari pada tahun akademik 1979/1980. Saya mencari Fakultas Kehutanan UGM.  

Karena tidak ada, saya pindah ke tahun akademik 1980/1981. Nah di situ saya menemukan pada nomor 14 ada nama Joko Widodo dengan nomor 1180501421. Ada puluhan nama yang tercatat dalam daftar itu. Namun saya hanya memfotonya sebagian.

Benarkah itu Joko Widodo yang kemudian menjadi Presiden ke-7 RI? Sebenarnya gampang melakukan klarifikasi. Tanya saja kepada nama-nama yang tercantum dalam daftar itu. 

Saya pikir cukup tanya kepada satu atau dua orang, apakah benar Joko Widodo itu yang kemudian menjadi presiden dan apakah Joko Widodo lulus sebagai sarjana kehutanan.  

Mungkin ini hanya untuk pengalihan isu korupsi saja. Logikanya kan Jokowi pernah menjadi walikota, lalu gubernur, dan kemudian presiden. 

Pasti sudah ada syarat-syarat administrasi yang diserahkan kepada KPUD atau KPU. Lacak saja dari situ, tidak perlu berkoar-koar sesudah beliau tidak lagi menjadi presiden.

Saya pernah dengar, entah benar entah tidak, ijazah asli Jokowi pernah hilang. Ijazah yang dipakai untuk melamar pekerjaan berbeda dengan ijazah yang diperlihatkan kaum pembenci. 

Dugaan saya, itu ijazah duplikat yang dibuat sesuai ijazah asli. Kehilangan ijazah asli memang sering dialami masyarakat, misalnya akibat pencurian, tercecer, sampai bencana (kebakaran dan banjir). 

Masyarakat tentu masih memiliki kesempatan untuk membuat ijazah duplikat berdasarkan bukti-bukti yang ada. Mungkin ijazah duplikat Jokowi dianggap ijazah palsu. 

Padahal istilah duplikat dan palsu berbeda jauh. Kalau ramai begini, kapan kita bisa menjadi generasi emas.***

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun