Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Semakin Sering Menulis, Semakin Banyak Muncul Ide

12 April 2022   06:43 Diperbarui: 12 April 2022   06:54 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Notifikasi yang saya terima dari Kompasiana (Dokpri)

Jangan dikira menulis di Kompasiana tidak dilirik orang? Kemungkinan dikutip untuk keperluan karya ilmiah atau media massa tetap ada. Tulisan-tulisan saya di Kompasiana beberapa kali menjadi salah satu referensi bagi penulisan skripsi dan jurnal. Perlu diketahui, skripsi dan jurnal bersifat ilmiah. Tentu saja membanggakan, tulisan saya bisa memberikan tambahan informasi dan inspirasi bagi banyak orang.

Beberapa media massa juga terlihat mengutip tulisan-tulisan saya. Ada yang menuliskan kembali dengan suntingan di sana-sini. Ada yang mengutip paragraf atau kalimat yang mereka anggap penting. Memang sah-sah saja karena tulisan-tulisan saya sudah menjadi domain publik. Mereka pun kerap menyebutkan sumber.

 Dengan demikian kalau Anda mengetik nama saya di mesin pencari, akan muncul banyak sekali tulisan. Wow, nama saya terkenal.

Beberapa tulisan saya yang dikutip media/atas dan buku/bawah (Dokpri)
Beberapa tulisan saya yang dikutip media/atas dan buku/bawah (Dokpri)

Umumnya tulisan saya bersifat keilmuan. Sebagian terbesar tentang arkeologi dan museum. Lalu ada tentang numismatik, budaya, dan astrologi. Yang jelas, kalau ada ide, saya menulis apa saja. Pokoknya tulisan itu berisi konten positif, informatif, edukatif, dan no hoax.

Yang banyak dikutip biasanya tentang arkeologi dan museum. Maklum belum banyak arkeolog yang menulis topik itu. Entah mengapa mereka belum mau memasyarakat. Padahal arkeologi bersinggungan dengan masyarakat, misalnya banyak temuan arkeologi terkuak berkat laporan masyarakat. Temuan-temuan itu berada di areal pemukiman warga atau di persawahan warga.

Tulisan saya di Kompasiana menjadi referensi dalam jurnal (Dokpri)
Tulisan saya di Kompasiana menjadi referensi dalam jurnal (Dokpri)

Sebelum menulis di Kompasiana, saya sering menulis di berbagai media cetak seperti Kompas, Suara Pembaruan, Sinar Harapan, Koran Tempo, dan Intisari. Saya pun memiliki blog pribadi tentang arkeologi, museum, numismatik, dan astrologi. Berkat media-media itulah nama saya dikenal.

Banyak pertanyaan tentang arkeologi dari masyarakat awam justru disampaikan kepada saya. Padahal arkeologi selalu diidentikkan dengan pemerintah. Bayangkan, kalau mereka langsung ke pemerintah, entah kapan dijawab.

Tulisan saya di kompas.com (Dokpri)
Tulisan saya di kompas.com (Dokpri)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun