Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Celupak, Alat Penerangan Kuno di Kerajaan Majapahit

3 April 2022   10:59 Diperbarui: 5 April 2022   09:26 2615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Celupak logam/kiri/Sumber: kebudayaan.kemdikbud.go.id dan celupak tembikar/kanan/Sumber: museumindonesia.com)

Zaman dulu, masa ratusan tahun yang lalu, tentu belum ada listrik. Kehidupan masyarakat masih sangat sederhana dan tergantung pada alam. Bagaimana dengan penerangan rumah, terutama di malam hari?

Kemungkinan ada beberapa macam alat penerangan sederhana. Adanya alat penerangan ditemukan pada sejumlah situs arkeologi. Ada yang berbentuk pecahan, ada pula yang berbentuk utuh. Ada yang berbahan tanah liat, ada pula berbahan logam.

Celupak---pelita  sederhana tanpa gagang, tutup, dan lubang sumbu---banyak  ditemukan di Nusantara. Celupak berfungsi sebagai alat penerangan. Sebagai sumber energi celupak menggunakan minyak. Minyak tersebut berasal dari lemak binatang atau tumbuh-tumbuhan. Mungkin saja minyak kelapa atau minyak jarak. Bahkan minyak dari bahan lain tergantung daerah.

Celupak memiliki satu sumbu atau lebih. Sumbu itu diletakkan pada bagian tepian yang menjorok ke luar dan menyempit. Bentuk, ukuran, dan bahan celupak ada beragam. Cara penggunaan celupak adalah membakar sumbu yang diletakkan di dalam minyak pada bagian tepi wadah sehingga api dapat menyala dan digunakan sebagai alat penerangan. Bayangkan, bagaimana orang-orang zaman dulu menulis rontal pada malam hari, terutama di Kerajaan Majapahit. 

Fragmen atau pecahan celupak antara lain ditemukan pada situs Gemekan, hasil ekskavasi Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur pada Februari 2022 lalu. Di situs Trowulan juga ditemukan beberapa celupak yang kini dipajang di Pusat Informasi Majapahit. Sebagai situs pemukiman, celupak banyak ditemukan di Trowulan dan sekitarnya.

Celupak tembikar temuan dari situs Gemekan (Sumber: timesindonesia.co.id)
Celupak tembikar temuan dari situs Gemekan (Sumber: timesindonesia.co.id)

Prasasti

Minyak apa yang digunakan pada celupak? Nah, ini perlu penelitian lebih lanjut. Pasti ada sisa-sisa minyak yang melekat pada celupak. Bawa saja ke laboratorium. Dengan mengetahui partikel-partikel sisa, pasti bisa diketahui jenis minyak apa. Begitulah dunia arkeologi. Sering kali meminta bantuan kepada pakar-pakar disiplin lain.

Yang menarik, menurut bacaan Sudi Harjanto, aktivis komunitas dari Sidoarjo, pada prasasti Linggasuntan dari masa 851 Saka atau 929 Masehi, ada penyebutan kata lnga dalam bahasa Jawa Kuno. Kata lnga bermakna minyak, sebagaimana masyarakat Jawa masih menyebut minyak sebagai 'lengo'.   Yang menarik, pernah ditemukan jejak getah damar dan minyak jarak pada celupak.

Masyarakat pedesaan di Jawa masih menggunakan celupak (Sumber: FB Sudi Harjanto)
Masyarakat pedesaan di Jawa masih menggunakan celupak (Sumber: FB Sudi Harjanto)

Selain celupak tunggal dari bahan tanah liat, pernah ditemukan celupak ganda dari bahan perunggu. Penggunaannya dengan cara digantung. Dengan demikian jangkauan penerangan menjadi lebih luas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun