Pertengahan Januari 2022 media sosial dan media daring ramai dengan berita penemuan nisan kuno di kawasan Pasar 16 Ilir Palembang. Semula ditemukan tiga, yang sempat diangkat lalu dikuburkan kembali. Penemuan tersebut tentu saja menggemparkan masyarakat Palembang. Â
Nisan kuno itu muncul saat pekerja PT Waskita Karya melakukan penggalian untuk membangun drainase. Diduga nisan-nisan kuno itu beraksara Jawi. Selanjutnya diketahui bahwa nisan itu beraksara Arab.Â
Kepala Dinas Kebudayaan Kota Palembang Agus Rizal, sebagaimana regional.kompas.com, mengatakan bahwa pekerja PT Waskita Karya sempat menguburkan kembali nisan kuno itu setelah ditemukan. "Mereka menguburkan benda arkeologi itu karena ingin melindungi ketiga batu nisan kuno dari tangan-tangan jahil seperti penjarah. Pekerja PT Waskita Karya melakukan penggalian pada Kamis (13/1/2022) malam untuk proyek pembangunan saluran Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)," demikian Agus.Â
Artefak bersejarah
Akhirnya ada enam nisan kuno yang berhasil diselamatkan oleh tim dari Dinas Kebudayaan Kota Palembang, Balai Arkeologi Sumatera Selatan (untuk sementara sekarang bernomenklatur Kantor Arkeologi Sumatera Selatan), dan Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Sumatera Selatan. Keenam nisan kuno dititipkan ke Dinas Kebudayaan setempat.
Dari Facebook diketahui, Kantor Arkeologi Sumatera Selatan menurunkan tim yang terdiri atas plt Kepala Wahyu Rizky Andhifani, Peneliti Madya Retno Purwanti, Peneliti Muda Sigit Eko Prasetyo dan M Nofri Fahrozi, serta Titet Fauzi Rachmawan, Nafhan Rathomi, dan Mike Oktariza bersama dosen UIN Raden Fatah Drs. Mansyur M.Ag, Phd. Mereka melakukan pembacaan atas prasasti yang ada di nisan tersebut.
Diketahui terdapat tiga nisan dengan nama dan satu nisan dengan angka tahun. Dua nisan dengan jenis kelamin laki-laki dan dua dengan jenis kelamin perempuan. Tiga nisan merupakan nisan kepala dan satu nisan merupakan nisan kaki.Â
Keempat nisan itu berasal dari makam yang berbeda. Sementara ini pasangan nisan belum ditemukan. Dari pembacaan diketahui bahwa almarhum dan almarhumah masih memiliki hubungan keluarga walaupun belum diketahui hubungannya dengan sejarah Kota Palembang.
Temuan itu membuktikan bahwa Kota Palembang adalah kota yang berdiri di atas tumpukan kebudayaan. Tinggalan mulai dari masa Sriwijaya, berasal dari Periode Hindu-Buddha atau Klasik, Â sampai sekarang ditemukan dalam tanahnya. Tidak menutup kemungkinan temuan serupa akan tergali dari perut kota ini. Kalau merunut periodesasi dalam arkeologi, nisan tersebut berasal dari Periode Islam.