Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Lukisan Wanita Muda Menyusui Ayahnya, Tema Populer Selain Monalisa

23 Desember 2020   08:53 Diperbarui: 26 April 2021   13:24 8382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potongan lukisan Cimon dan Pero (Sumber: https://bremen.museum-digital.de)

Ketika sedang klak klik 'museum digital', saya menemukan sebuah lukisan lama. Tergambar seorang pria tua dengan tangan diborgol sedang menyusu pada seorang wanita muda. Sementara di pangkuan wanita muda itu terlihat seorang bayi sedang mengangkat tangan kiri.

Saya coba cari tahu tentang narasi lukisan itu. Ternyata kejadian tersebut di dalam sel penjara. Cerita di baliknya sungguh dramatis.

Pria tua yang malang itu bernama Cimon, sedang dijatuhi hukuman "mati kelaparan" di dalam penjara. Ia ketahuan mencuri sepotong roti. Karena mencuri makanan, maka ia tidak diberi makan dan minum. Tentu dengan harapan ia akan mati kelaparan di dalam penjara.  

Wanita muda itu bernama Pero, putri satu-satunya dan satu-satunya pengunjung sel Cimon. Ia baru saja memiliki bayi. Atas perintah kaisar, Pero diizinkan mengunjungi Cimon setiap hari. Sebelumnya Pero digeledah sedemikian rupa supaya ia tidak membawa makanan atau barang lain.

Baca Juga: Kritik Lukisan "The Persistence of Memory"

Memasuki empat bulan, Cimon masih bisa bertahan hidup tanpa penurunan berat badan. Tentu saja pihak berwenang menjadi curiga. Mereka mulai memata-matai dia di dalam sel. Betapa terkejutnya mereka karena menemukan Pero sedang menyusui ayahnya, sementara bayinya dibiarkan berada di pangkuan Pero. 

Setelah menyadari kasih sayang dan cinta wanita itu kepada ayahnya, para hakim memaafkan dan membebaskan ayahnya itu.

Lukisan utuh Cimon dan Pero (Sumber: https://bremen.museum-digital.de)
Lukisan utuh Cimon dan Pero (Sumber: https://bremen.museum-digital.de)

Roman charity

Lukisan tersebut dijual dengan harga 30 juta euro. Ukuran lukisan 118,00 cm x 101,60 cm, dibuat oleh Antonio Belluci (1654-1726) pada 1685. Belluci adalah seniman dari Venesia (Italia). Karyanya yang disebut "yang gelap" dicirikan oleh kontras dan terang yang kuat.  

Lukisan itu mengacu pada sebuah episode dari anekdot sejarah penulis Romawi Valerius Maximus (mungkin meninggal 34 M).  Pelukis aslinya Fresco Pompeii, dengan judul "Micon dan Pero" pada 45-79 Masehi. Saat ini lukisan disimpan di salah satu museum di Italia.

Topik itu sangat populer di era Baroque. Kalau kita searching di internet dan tulis "Roman Charity" maka akan muncul lukisan bertopik serupa. Tentu dengan kreativitas dan imajinasi setiap seniman. Misalnya karya Caravaggio (1571-1609) berikut ini:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun