Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Benda Budaya yang Dikembalikan Museum Nusantara di Belanda Dipamerkan di Museum Nasional Jakarta

11 Desember 2020   07:10 Diperbarui: 11 Desember 2020   07:14 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: anak-anak sedang mengamati arca kuno di Museum Nasional Jakarta (Foto: tangkapan layar video Museum Nasional)

Salah satu dampak dari penjajahan di negara kita adalah larinya berbagai benda pusaka dan benda budaya ke mancanegara. Ketika itu akibat situasi tidak menentu, banyak benda dijarah dan dibeli oleh militer dan individu. Kemudian benda-benda itu dibawa ke negeri si penjajah. Banyak lagi benda budaya kita hancur atau rusak karena peperangan. Ironisnya, benda-benda budaya yang 'lari' itu tergolong masterpiece atau adikarya.

Khusus dengan Belanda, pernah ada perjanjian bilateral. Sebagian benda dibawa ke Belanda, sebagian lagi menjadi milik Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen yang sekarang menjadi Museum Nasional di Jalan Medan Merdeka Barat 12, Jakarta. Sebagai penjajah, tentu saja Belanda paling banyak menyimpan benda budaya kita.

Pameran secara luring pada 12 Desember 2020 hingga 11 Januari 2021 (Dok. Museum Nasional)
Pameran secara luring pada 12 Desember 2020 hingga 11 Januari 2021 (Dok. Museum Nasional)
Museum Nusantara

Dekolonisasi membuat negara bekas jajahan menuntut kembali pusaka dan benda budaya yang menjadi identitas bangsa. Penjarahan benda pusaka dan budaya paling banyak terjadi di Asia dan Afrika.

Indonesia pernah menuntut dipulangkannya benda-benda budaya yang tersebar di Belanda saat  Konferensi Meja Bundar di Den Haag 1949.  Namun prosesnya tidak semudah membalikkan telapak tangan.  Pada 1970-an pemerintah Belanda mengembalikan arca Prajnaparamita, naskah Nagarakretagama, dan Gong Geusan Ulun. Kita juga pernah menerima barang-barang milik Pangeran Diponegoro. Pada akhir 2019 Museum Nasional menerima 1500 benda budaya dari bekas Museum Nusantara di Delft.

Beberapa tahun lalu kebijakan partai yang berkuasa di Belanda memang mulai berubah drastis. Akibatnya museum menjadi kurang perhatian. Hal itulah yang membuat wacana museum-museum di Belanda akan mengembalikan benda-benda asal Indonesia.

Anak-anak antusias mendengarkan cerita dari Pemandu (Foto: tangkapan layar video Museum Nasional)
Anak-anak antusias mendengarkan cerita dari Pemandu (Foto: tangkapan layar video Museum Nasional)
Pameran "Kembali Ke Tanah Merdeka"

Setelah November lalu berlangsung pameran Pangeran Diponegoro, pada 12 Desember 2020 hingga 11 Januari 2021 akan berlangsung pameran bertajuk "Kembali Ke Tanah Merdeka". Pameran itu menampilkan 150 koleksi dari bekas Museum Nusantara, Deflt. Koleksi yang ditampilkan umumnya berupa koleksi etnografi yang dikumpulkan pada 1800-an hingga 2000-an, antara lain berupa patung, wastra, dan benda seni.  

Secara resmi pembukaan pameran dilakukan secara daring pada Kamis, 10 Desember 2020 malam oleh Dirjen Kebudayaan Pak Hilmar Farid. Sebenarnya pameran itu akan berlangsung pada September 2020. Namun karena adanya wabah pandemi, pameran diundur.

Pameran bisa disaksikan dengan protokol kesehatan. Setiap hari berlangsung dalam empat jadwal. Masing-masing maksimum selama satu jam.***

 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun