Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kompasianer yang Memiliki Garis Kepala Melengkung di Telapak Tangan Berarti Penulis Hebat

14 September 2020   12:10 Diperbarui: 21 Mei 2021   02:11 1439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kiri: garis kepala lurus; kanan: garis kepala melengkung (Sumber: Palmistri oleh Budi Daruputra, 2005)

Garis tangan seperti itu berarti terampil menulis. Soal garis cabang berarti memiliki banyak pengetahuan. Bukanlah kebetulan kalau saya sudah menulis di koran dan majalah sejak 1981. 

Banyak media cetak sudah pernah saya coba, antara lain Mutiara, Sinar Harapan, Suara Pembaruan, Kompas, Koran Tempo, Intisari, dan Reader's Digest Indonesia. 

Tulisan-tulisan saya berhubungan dengan keilmuan, seperti arkeologi, sejarah, museum, budaya, numismatik, astrologi, dan palmistri. Dulu honorarium dari media-media tersebut sangat lumayan.

Koran Kompas yang kata banyak orang sulit ditembus penulis luar, ternyata saya bisa. Memang kebanggaan kalau kita sudah menulis di Kompas. 

Baca juga : Inilah Keuntungan Non Materi Tak Ternilai Menjadi Penulis di Kompasiana

Tulisan Profesor dan Doktor saja sering ditolak. Maklum, tulisan kita dirapatkan oleh redaksi terlebih dulu. Setelah dianggap layak muat, baru disunting. Beda dengan Kompasiana, meskipun masih kerabat Kompas tapi tulisan di Kompasiana tanpa suntingan redaksi. 

Garis tangan merupakan tanda takdir. Salah satu takdir saya adalah menulis. Selain di media cetak, saya pun pernah terlibat menulis berbagai materi pameran, bahkan buku. Saya pun punya blog pribadi. 

Pokoknya ada honorarium dan tidak ada honorarium saya tetap menulis, sampai titik darah penghabisan. Yang penting mencerdaskan masyarakat, tulisan saya tidak hoaks, dan menjauhkan stress atau kepikunan.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun