Uang kertas bukan hanya berfungsi sebagai alat pembayaran, namun bisa juga untuk merekam sejarah atau alat bantu pembelajaran. Uang kertas memiliki kelebihan dibandingkan uang logam (koin) karena memiliki gambar berwarna-warni. Biasanya warna disesuaikan dengan besar pecahan atau nominal. Soalnya ada aturan dari otoritas pencetakan uang soal warna.
Pada uang kertas gambar terdapat pada kedua sisi. Umumnya gambar pada uang kertas berupa tokoh, kebudayaan, flora, dan fauna Indonesia. Dengan demikian masyarakat akan tahu karena uang kertas tersebut beredar di seluruh Indonesia. Apalagi di bawah gambar utama selalu ada keterangan.
Beberapa tinggalan purbakala atau tinggalan arkeologi pernah terpampang dalam tiga emisi uang kertas Rp 10.000. Pada uang kertas emisi 1992 kita lihat ada Candi Borobudur. Pasti banyak orang sudah tahu akan candi ini. Candi Borobudur merupakan candi Buddhisme yang berukuran besar. Karena unik candi ini sudah menjadi warisan dunia yang diakui UNESCO.
Sebelumnya, pada emisi 1979 ada uang kertas bergambar Candi Prambanan. Candi ini bersifat Hinduisme, juga telah menjadi warisan dunia. Untuk mengetahui Candi Borobodur dan Candi Prambanan lebih jauh silakan klik laman Perpustakaan Nasional atau beberapa tulisan lepas dari sejumlah pakar.
Empat tahun sebelum itu, ada uang kertas Rp 10.000 emisi 1975 bergambar relief Candi Borobodur dan kepala kala. Kepala kala biasanya terdapat di atas pintu candi. Masyarakat awam menyebutnya barong, semacam topeng dari Bali. Maka uang itu dikenal sebagai uang barong. Desain uang barong dianggap terbaik, sebagaimana tulisan [berikut].
Data arkeologi
Candi, relief, dan kepala kala termasuk data arkeologi. Data arkeologi sendiri lumayan banyak, antara lain berupa artefak, bangunan, dan situs. Yang jelas, bukan data tertulis atau tekstual.
Karena datanya bersifat nontertulis, maka arkeologi bersifat penafsiran. Tentu saja penafsiran ilmiah berdasarkan data pembanding yang sezaman. Sering kali penafsiran arkeologi didukung data tertulis seperti prasasti, naskah kuno, dan berita asing.
Kalau diperhatikan, sebenarnya masih ada beberapa uang kertas yang bergambar tinggalan arkeologi. Saya pernah menulis sedikit [di sini].
Informasi atau edukasi lewat uang kepada masyarakat perlu dilakukan. Mungkin cara ini akan membuat masyarakat terutama anak didik memiliki apresiasi tinggi terhadap kepurbakalaan. Edukasi lewat prangko sudah sering dilakukan sejak lama. Saatnya edukasi lewat uang kertas.***