Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Berkoleksi Prangko Melatih Kesabaran, Bahkan Menuju Investasi

4 September 2017   03:03 Diperbarui: 4 September 2017   03:13 843
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Koleksi lembaran prangko dan sampul hari pertama (Dokpri)

Namun siapa tahu koleksi-koleksi yang saya kumpulkan itu menuju benda investasi. Semakin tahun semakin mahal karena keunikan dan kelangkaan koleksi.

Prangko-prangko yang belum dan sudah dilepas dari amplop (Dokpri)
Prangko-prangko yang belum dan sudah dilepas dari amplop (Dokpri)
Saya sendiri sih bukan kolektor profesional. Koleksi prangko yang used(pernah dipakai) dan mint (belum pernah dipakai) kadang saya campur dalam satu album. Begitu juga prangko dalam negeri dan prangko luar negeri. Yang penting hepi saja, itu tujuan saya.

Banyak juga koleksi saya berupa amplop berprangko. Saya sengaja tidak melepasnya. Meskipun lebih banyak memakan tempat, prangko seperti itu lebih banyak memberikan informasi. Kita bisa mengetahui siapa pengirim, penerima, dan dari instansi atau perusahaan mana.

Sayang, kini keberadaan prangko sudah tergerus teknologi digital yang lebih canggih dan super cepat. Kalau informasinya pendek, masyarakat cukup mengirim  SMS. Tapi kalau panjang, misalnya memakai lampiran, orang menggunakan email atau surat elektronik. Saat ini dikirim, saat itu juga sampai. Begitu SMS dan email dibandingkan kecepatan pengiriman pos.

Betapa pun kehadiran prangko tetap diperlukan. Soalnya gambar-gambar dalam prangko memiliki makna, bahkan sebagai promosi pariwisata. Maklum filateli merupakan hobi universal. Sampai sejauh ini aktivitas perfilatelian tak pernah surut.*** 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun