Namun siapa tahu koleksi-koleksi yang saya kumpulkan itu menuju benda investasi. Semakin tahun semakin mahal karena keunikan dan kelangkaan koleksi.
Banyak juga koleksi saya berupa amplop berprangko. Saya sengaja tidak melepasnya. Meskipun lebih banyak memakan tempat, prangko seperti itu lebih banyak memberikan informasi. Kita bisa mengetahui siapa pengirim, penerima, dan dari instansi atau perusahaan mana.
Sayang, kini keberadaan prangko sudah tergerus teknologi digital yang lebih canggih dan super cepat. Kalau informasinya pendek, masyarakat cukup mengirim  SMS. Tapi kalau panjang, misalnya memakai lampiran, orang menggunakan email atau surat elektronik. Saat ini dikirim, saat itu juga sampai. Begitu SMS dan email dibandingkan kecepatan pengiriman pos.
Betapa pun kehadiran prangko tetap diperlukan. Soalnya gambar-gambar dalam prangko memiliki makna, bahkan sebagai promosi pariwisata. Maklum filateli merupakan hobi universal. Sampai sejauh ini aktivitas perfilatelian tak pernah surut.***Â