Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kain Tradisional Mampu Mempertemukan Konflik Sosial dan Isu HAM

27 Agustus 2017   20:18 Diperbarui: 28 Agustus 2017   00:41 1421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parade Kain Nusantara, Minggu, 27 Agustus 2017, dimulai dari bundaran Hotel Indonesia (Dokpri)

Waktu penenunan pun membutuhkan waktu lama, bisa berbulan-bulan. Apalagi jika kain punya makna spiritual, terlebih kain tua. Uniknya, dalam kain tradisional terkandung cerita dan punya makna tertentu.

Untuk mengangkat derajat kain, Perkumpulan Cinta Tenun mengharapkan adanya ekstrakurikuler. Baru beberapa daerah menyelenggarakan kegiatan itu. Ironisnya, beberapa pengajar terpaksa mengundurkan diri karena tidak memperoleh honorarium.

Penanganan kain tradisional dari hulu ke hilir jelas membutuhkan koneksivitas. Selama ini justru setiap instansi pemerintah berjalan sendiri-sendiri. Pelindungan, pengembangan, dan pencatatan sudah dilakukan oleh Direkrorat Jenderal Kebudayaan. Bahkan menetapkan manfaat setiap kain.

Acara ditutup oleh Kasubdit Warisan Budaya Tak Benda, Lien Dwiari Ratnawati. Kita harapkan kain tradisional akan mendapat tempat di masyarakat, terutama wisatawan mancanegara. Tentu saja sebagai kenang-kenangan atau cenderamata bahwa yang bersangkutan pernah mengunjungi daerah tertentu di Indonesia. ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun