Mohon tunggu...
djoko
djoko Mohon Tunggu... Lainnya - bloger

bloger yang gemar bersepeda

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Regionalisme dan Jaminan Keamanan Konektivitas Sistem Pembayaran ASEAN

19 Juni 2023   09:59 Diperbarui: 19 Juni 2023   10:16 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penggunaan kode QR permudah transaksi dan pembayaran. Foto: Markus Winkler/Unsplash.

Keenam,meningkatkan kajian Asia Tenggara dan memelihara kerjasama yang erat serta menguntungkan dengan organisasi-organisasi regional dan internasional yang memiliki cita-cita yang sama dengan ASEAN.

Bukti menguatnya regionalisme
Boleh dibilang kemunculan organisasi regional macam ASEAN merupakan salah satu buntut dari menguatnya fenomena apa yang disebut sebagai regionalisme dan regionalisasi menyusul berakhirnya Perang Dunia Dua dan timbulnya apa yang diistilahkan sebagai Perang Dingin (Cold War), yang melibatkan Blok Barat di bawah kendali Amerika Serikat dan Blok Timur di bawah komando Uni Soviet.

Dalam karyanya bertajuk Regionalization, Globalization and Nationalism: Convergent, Divergent or Overlapping, Arie M Kacowicz (1998), membedakan antara regionalisasi dan regionalisme. Dalam pandangan Arie M Kacowicz, regionalisasi merupakan tumbuhnya integrasi masyarakat dalam kawasan tertentu sebagai dampak dari proses interaksi sosial maupun ekonomi di antara unit-unit yang ada di dalam masyarakat. Adapun regionalisme, tulis Arie M Kacowicz, merupakan kecenderungan pemerintah dan rakyat sejumlah negara untuk membentuk asosiasi serta mengakumulasikan sumber-sumber daya (baik material maupun non-material) yang mereka miliki untuk mewujudkan tujuan-tujuan institusional dan fungsional secara bersama-sama.

Salah satu karakter dari regionalisme adalah semakin terbukanya batas-batas negara yang memungkinkan semakin bebasnya arus lalu-lintas barang, jasa, investasi, modal serta tenaga kerja. Pada saat bersamaan, tarif maupun kuota diperlonggar.

Terbentuknya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), di akhir tahun 2015 silam, menjadi bukti kian menguatnya karakter regionalisme di kawasan Asia Tenggara, yang pada gilirannya dapat mengarah antara lain kepada pengintegrasian sektor ekonomi.

Sistem pembayaran regional
Munculnya prakarsa yang disebut sebagai ASEAN regional payment connectivity tampaknya kian mempertegas arah dalam upaya pengintegrasian ekonomi negara-negara ASEAN.


Seperti kita ketahui, Bank Indonesia (BI), Bank Negara Malaysia (BNM), Bangko Sentral Pilipinas (BSP), Monetary Authority of Singapore (MAS), dan Bank of Thailand (BOT) telah sepakat untuk memperkuat dan meningkatkan kerja sama konektivitas sistem pembayaran regional ASEAN untuk mendukung pembayaran lintas batas yang lebih murah, lebih cepat, lebih transparan, dan lebih inklusif.

Lewat konektivitas sistem pembayaran regional ini diharapkan dapat menjadi kontributor yang signifikan dalam melakukan percepatan pemulihan ekonomi ASEAN pasca pandemi COVID dan mendorong pertumbuhan yang lebih inklusif.

Selain itu, konektivitas sistem pembayaran ini juga bertujuan untuk mendukung dan memfasilitasi aktivitas perdagangan lintas batas, investasi, perluasan transaksi finansial, pengiriman uang, pariwisata, serta aktivitas ekonomi lainnya. Ini tentu saja bakal sangat bermanfaat pula bagi sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Tanah Air lantaran bakal membantu memperluas ruang gerak aktivitas bisnis mereka di pasar mancanegara.

Dalam implementasinya, konektivitas sistem pembayaran regional ASEAN melibatkan sejumlah modalitas termasuk antara lain penggunaan kode QR (quick response) dan sistem pembayaran cepat.

Sudah barang tentu, ke depan, konektivitas sistem pembayaran regional ASEAN ini dapat diperluas untuk menjangkau negara-negara lainnya di kawasan dan bahkan berpotensi merangkul negara-negara mitra lainnya di luar kawasan ASEAN.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun