Mohon tunggu...
DJAJENDRA
DJAJENDRA Mohon Tunggu... wiraswasta -

Djajendra adalah motivator perusahaan yang sangat berpengalaman dan sukses mengadakan pelatihan soft skills dan hard skills secara indoor maupun outdoor untuk korporasi, instansi pemerintah, koperasi dan organisasi publik. http//www.djajendra-motivator.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Mengelola Ego dengan Cinta dan Kesadaran

11 Mei 2015   06:31 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:10 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

“Rasa takut dan kepercayaan diri yang rendah adalah lahan yang paling subur untuk pertumbuhan ego.”~Djajendra

Bila cinta dan kesadaran bersatupadu menjadi satu energi positif di dalam diri, maka ego akan berubah menjadi sesuatu yang baik di dalam diri. Ego yang tidak terkendali dalam cinta dan kesadaran akan terus-menerus merasakan ketidakpuasannya, suka marah, keras kepala, cemburu terus-menerus, dan selalu cerdas mengekspresikan berbagai perilaku tidak sehat. Seperti kata Bill Moyers,”aku memiliki dan mengoperasikan ego ganas."

Ego ganas menggambarkan ekspresi perilaku negatif, sehingga orang tersebut menjadi sangat egois terhadap apapun di dalam hidupnya. Seseorang yang sangat egois dapat melukai batinnya sendiri dan batin orang lain. Seseorang yang egois selalu beranggapan bahwa perilaku negatifnya adalah sesuatu yang positif. Sebab, dia berkeyakinan untuk mempertahankan kepentingan dirinya dengan cara apapun. Dia tidak peduli dengan etika, moralitas, kemanusiaan, atau apapun itu; dia hanya peduli untuk membuat dirinya nyaman dan kepentingannya terjaga dengan baik.

Ego menjadi sangat dominan dan kuat di dalam diri orang-orang yang hidupnya penuh dengan ketakutan, merasa tidak berdaya, dan kehilangan dirinya di dalam cengkeraman kepentingan sempit. Ego yang kuat selalu memperbudak dan menjadikan seseorang tidak bahagia hanya oleh keyakinan, ilusi, persepsi, dan logika berpikir yang sempit di dalam AKU.

Kesadaran dan cinta mampu membebaskan ego dari cengkeraman kepentingan dan keyakinan sempit. Kesadaran dan cinta mampu menyelaraskan keyakinan dan logika berpikir dengan kemurniaan hati. Ketika kemurniaan hati sadar bahwa hidup ini sangat berlimpah dan apapun yang diinginkan melimpah-ruah, maka ego akan meningkatkan keyakinan positifnya. Bila ego sudah hidup dan berkembang di dalam keyakinan positif, dia akan melupakan kekurangannya, dan memfokuskan perhatian pada sumber kehidupan tak terbatas yang sangat berlimpah-ruah.

Rasa takut dan kepercayaan diri yang rendah adalah lahan yang paling subur untuk pertumbuhan ego. Bila sejak kecil seseorang sudah dididik dengan keyakinan berbasis rasa takut, maka ego yang ganas sudah mendarah daging di dalam dirinya, dan biasanya tidak mudah dirubah. Keyakinan berbasis rasa takut selalu mencari bukti dan pembenaran untuk memperkuat egonya. Dia tidak mudah percaya pada niat baik, dia hanya percaya pada egonya, sehingga selalu memperkuat keyakinan sempitnya untuk lebih mengganaskan egonya melawan perubahan.

Ketika di dalam mindset seseorang tertanam sangat kuat bahwa untuk bisa hidup dia harus mengalahkan yang lain, harus berjuang habis-habisan agar bisa memenangi kompetisi kehidupan. Maka, dia akan memperkuat ego ganasnya dan selalu berkeyakinan terhadap kelangkaan, bukan pada keberlimpahan. Inilah biasanya yang menjadi sumber stres, depresi, marah, sakit, dan kehilangan makna dalam hidup.

Ego sangat pintar menyalahkan orang lain atau menyalahkan sistem. Ego sangat pintar mencari sumber masalah. Ego sangat pintar mencari kekurangan. Ego sangat pintar memanipulasi hidupnya atau tergoda untuk menjadi serakah dalam hal apapun. Ego semakin kuat dan hebat melalui keyakinan persaingan, pemisahan, kekurangan, kelangkaan, takut kehilangan, merasa tidak berharga, gengsi, merasa menjadi korban, ketidakberdayaan, serta semuanya yang bersumber dari rasa takut dan kurang percaya diri terkait dengan kelangsungan hidupnya.

Cinta, keberlimpahan, syukur, terima kasih, kebaikan, toleransi, empati, dan semua hal positif yang bersumber dari pikiran terdalam, dari hati terdalam, akan menyembuhkan ego ganas. Selanjutnya, mampu menciptakan realitas baru yang penuh percaya diri, sangat berani, sangat yakin dengan keberlimpahan dan keselamatan hidup.

Max Planck mengatakan,"ego adalah energi yang mendikte langsung kesadaran manusia." Oleh karena itu, jangan biarkan ego menjadi penguasa atas diri atau yang mengatur segala sesuatu tentang Anda. Ego yang dibiarkan melampaui kesadaran dan cinta akan menjadi sumber penderitaan hidup. Selain mengendalikan ego melalui cinta dan kesadaran; ego juga harus dilatih agar terbiasa menyatu di dalam kapasitas moral, rasional, intuisi, dan pada kekuatan Tuhan.

Bersihkan hati dan jernihkan pikiran agar ego semakin mendapatkan ruang kehidupan di dalam batin yang terang dan tercerahkan. Semakin positif keyakinan dan semakin ikhlas hati dalam menjalani kehidupan, maka semakin mudah untuk bisa mengelola ego dengan cinta dan kesadaran. Ego di dalam cinta, kesadaran, dan batin yang tercerahkan akan menjadi energi yang meningkatkan kesehatan diri, kekayaan diri, kehidupan diri yang berkelimpahan, serta kemampuan untuk selalu meningkatkan pemberdayaan terhadap diri sendiri.

Djajendra

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun