Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Batuk Pilek dan Flu Jadi Penyakit Favorit Jamaah Haji

30 Agustus 2019   20:35 Diperbarui: 30 Agustus 2019   20:49 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Obat-Obatan dan Alat Pelindung Diri (Dokpri)

Sejak mendarat di bandara King Abdul Aziz hingga hari ini,  jamaah benar-benar diuji untuk segera beradaptasi dengan cuaca panas menyengat. Suhu udara rata-rata di Mekah kalau siang hari antara 38-44 derajat celcius, sementara malam harinya antara 28-36 derajat celcius dengan kelembaban tipis alias cepat kering. Walau Indonesia merupakan negara tropis yang dilalui garis khatulistiwa, namun panasnya tetap kalah dengan Arab Saudi.

Cuaca panas kadang-kadang disertai angin atau sesekali badai berdebu membuat orang yang tak terbiasa menjadi mudah terserang penyakit batuk dan pilek. 

Apalagi kalau sudah kepanasan butuh air dingin untuk menyegarkan tubuh, sesaat memang terasa khasiatnya, tapi dalam jangka panjang malah memancing gatal-gatal di tenggorokan alias batuk kering. Debu juga menjadi momok bagi jamaah yang kurang fit kesehatannya.

Belum lagi penyakit dari jamaah lain seperti pilek dan flu mudah sekali menular karena berdesak-desakan di area thawaf atau di kamar yang diisi lebih dari tiga orang. Memang rata-rata cepat sembuh, satu dua hari hilang, tapi karena berinteraksi dengan orang lain yang sedang menderita batuk pilek atau flu, penyakit tersebut kembali menyerang jamaah yang sudah sembuh.

Suara batuk bertalu-talu ibarat konser musik saat sholat berjamaah tiba. Belum lagi ditambah suara 'umbel' yang meler dari hidung menambah syahdu di tengah keheningan ibadah.

Selain faktor cuaca dan penularan, kelelahan juga menjadi penyebab mudahnya penyakit menyerang jamaah. Semangat tinggi untuk beribadah ke Masjidil Haram tidak diimbangi dengan istirahat yang cukup. Ada jamaah yang seharian bahkan sampai menginap berhari-hari di masjid dan hanya pulang ke hotel untuk mandi, ganti pakaian, dan mengambil jatah makan saja. 

Di masjid selain thawaf juga iktikaf dan hanya tidur kurang dari tiga jam sehari, akibatnya setelah seminggu badan terserang flu berat karena kelelahan dan masuk angin. 

Suhu di dalam masjid yang dingin, juga di hotel yang berbanding ekstrim dengan cuaca panas di luar juga turut mempengaruhi kondisi kesehatan jamaah. Perbedaan suhu yang ekstrim tersebut membuat jamaah juga gampang jatuh sakit baik batuk, pilek, atau flu.

Untuk mengatasi penyakit tersebut, para jamaah biasanya berobat gratis ke posko kesehatan yang tersedia di masing-masing kloter. Bila penyakitnya berat biasanya dibawa ke KKHI (Klinik Kesehatan Haji Indonesia), dan bila semakin berat dibawa ke rumah sakit arab saudi. Di antara jamaah memang ada yang mengidap penyakit diabetes, jantung, darah tinggi, dan sejenisnya yang perlu diberi perhatian khusus oleh tim kesehatan agar tidak terlalu memforsir ibadahnya.

Agar tubuh tetap terjaga kesehatannya baik selama berada di Mekah maupun di Madinah, sebaiknya jamaah memakai masker yang biasa digunakan pengendara motor untuk mencegah virus masuk ke dalam tubuh atau menularkan virus ke orang lain. 

Selain itu disarankan membawa botol semprot untuk menyemprotkan air ke wajah dan kepala bila kepanasan, sekaligus juga air minum bila kehausan di jalan untuk menghindari dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh karena cuaca yang sangat panas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun