Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Belajar Membangun Museum Pahlawan Swadaya dari Pak Eko dan Komunitas Reenactor Malang

11 November 2018   11:01 Diperbarui: 12 November 2018   11:36 1469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diorama Sisi Kiri Musium (Dokpri)
Diorama Sisi Kiri Musium (Dokpri)
Kamipun duduk dan Pak Eko mulai bercerita sejarah berdirinya museum tersebut. Sebagai pecinta sejarah, awalnya Pak Eko bersama beberapa teman mendirikan Komunitas Reenactor pada tahun 2007. 

Mereka cukup aktif untuk berdiskusi maupun mengikuti acara-acara bertemakan sejarah baik di kota Malang maupun kota-kota lainnya seperti Jogja dan Jakarta. Namun saat itu belum ada tempat yang pasti untuk nangkring atau sekedar ngopi bareng, lokasinya masih berpindah-pindah di seputaran Kota Malang.

Walau bukan warga asli Kampung Tawangsari, sebagai abdi negara yang bertugas di kelurahan tersebut Pak Eko melihat adanya potensi sejarah di kampung ini karena disini pernah tinggal seorang jenderal bernama Sumitro (mantan Pangkopkamtib) yang turut berjuang merebut kemerdekaan di kota Malang. 

Potensi itulah yang kemudian dimanfaatkan untuk mengembangkan kampung tersebut sebagai kampung sejarah. Kebetulan Pemkot Malang saat itu mengadakan lomba tematik antar kampung dan Pak Eko tak menyia-nyiakan kesempatan tersebut untuk mengikutsertakan kampung Tawangsari sebagai salah satu pesertanya.

Diorama Sisi Kanan Musium (Dokpri)
Diorama Sisi Kanan Musium (Dokpri)
Pak Eko cerita bahwa mereka menang karena berhasil mengagetkan Pak Wali Kota ketika berkunjung ke kampungnya dan masuk ke aula RW untuk melihat-lihat koleksi kampung sejarah yang digagasnya. Ketika rombongan Pak Wali masuk aula, tiba-tiba gedung dikepung serombongan orang berseragam TKR dengan membuat bising suasana dengan suara tembakan bersahut-sahutan. 

Rupanya "sambutan" luar biasa dan tak diduga tersebut justru membuat Pak Wali terkesan sehingga langsung menobatkan kampung tersebut sebagai salah satu pemenang lomba serta diganjar satu buah gedung yang berdiri di tanah Pemda yang terletak di kampung tersebut.

Koleksi Senjata yang Dipamerkan (Dokpri)
Koleksi Senjata yang Dipamerkan (Dokpri)
Berbekal sebuah gedung pemberian dari Pemkot Malang atas keberhasilannya memenangkan lomba Kampung Tematik tahun 2017, Pak Eko beserta komunitas Reenactor Ngalam mulai membangun museum sejarah dengan seizin warga kampung Tawangsari. 

Awalnya mereka sempat bingung hendak diisi apa gedung tersebut, namun prinsip Pak Eko lebih baik mulai dari apa yang ada ketimbang hanya berwacana tanpa aksi nyata, membuat mereka bergotong-royong mengumpulkan barang-barang terkait perang untuk dipajang di museum tersebut.

Diorama Perang Dunia II (Dokpri)
Diorama Perang Dunia II (Dokpri)
Uniknya, senjata-senjata yang dipamerkan di museum tersebut sebagian besar buatan mereka sendiri dengan memanfaatkan berbagai barang bekas seperti ban bekas, kayu dan pralon sisa bangunan, besi tua dan plastik sisa yang dirakit kembali menjadi senjata yang sangat mirip dengan aslinya. 

Pertama masuk ke museum saya langsung kagum dengan pembuatnya yang berhasil menciptakan diorama seperti di Museum Satriamandala atau Museum Jogja Kembali. Sebenarnya Pak Eko pernah diberikan hibah beberapa senjata asli dari seseorang, namun karena takut bermasalah di kemudian hari Pak Eko menitipkan senjata tersebut di Museum Brawijaya. 

Diorama Barikade Militer (Dokpri)
Diorama Barikade Militer (Dokpri)
Memang terkesan museum tersebut tidak memilik tema khusus, hanya mengumpulkan senjata-senjata yang pernah digunakan semasa perang kemerdekaan serta diorama berupa patung tentara dan barikade serta pos jaga. Namun semangat membangun museum secara swadaya inilah yang seharusnya menjadi inspirasi generasi muda untuk tetap mengingat sejarah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun