Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Begini Tips Mengatakan "Tidak" pada Bos

23 Juli 2018   14:46 Diperbarui: 23 Juli 2018   14:49 628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Akhir-akhir ini saya sering mendengar keluhan para boss terhadap sikap anak-anak baru masuk kerja. Tidak seperti jaman beliau (termasuk saya) dulu, setiap diperintah selalu siap. Tidak ada kata 'tidak' setiap bos sudah memerintahkan sesuatu, apakah itu masuk akal atau tidak. Sampai ada anekdot, nomor satu: bos selalu benar; nomor dua: kalau bos salah, lihat nomor satu.

Zaman berubah, manusiapun ikut berubah. Sekarang bos bukan lagi dianggap dewa yang harus ditakuti, namun kadang juga kelewat batas sampai berani menolak perintah si boss. Padahal boss zaman sekarang justru lebih bijak dan fleksibel daripada boss jaman dulu yang masih sangat kaku dan rigid terhadap aturan. Di sisi lain, saya juga sering mendengar keluhan para anak baru yang sering tidak sependapat dengan apa yang diperintahkan boss-nya.

Memang kadang perintah boss bertentangan dengan hati nurani sehingga anak-anak muda ini cenderung untuk mengabaikan perintah tersebut. Namun caranya terkadang kasar, langsung menolak di depan mata walau dengan bahasa yang sopan. Namanya juga boss, dengan cara haluspun yang namanya ditolak pasti sakit hatinya. Boss itu ibarat orang yang sedang mengejar gebetan, kalau langsung ditolak sakitnya tuh disini (sambil tunjuk dada). Apalagi doi berkuasa penuh atas diri kita di kantor, apapun bisa dilakukannya untuk menghabisi karakter kita.

Sebenarnya ada cara untuk mengatakan tidak pada boss tanpa harus menyinggung perasaan beliau. Pertama, cerna dulu maksud perintahnya, bisa jadi maksudnya benar, namun caranya salah. Misal dia ingin membongkar taman di depan kantor yang sudah tampak kumuh dan hendak diganti dengan gazebo-gazebo agar karyawan bisa nangkring di tempat tertutup. Mungkin maksudnya baik agar taman tersebut kembali pada fungsinya untuk menyejukkan mata dan hati, tapi kalau caranya dibongkar mungkin juga terlalu ekstrim.

Kedua, jangan langsung ditolak, tapi beri pilihan sulit padanya agar pekerjaan tersebut urung dilaksanakan. Misal kasus taman tadi, bisa saja kita sampaikan kalau taman tersebut ternyata berada di ruang publik yang harus memerlukan izin pemerintah setempat karena sudah diserahterimakan dari perusahaan kepada pemerintah sebagai bagian dari kewajiban perusahaan menyediakan ruang terbuka. Sementara pemerintah setempat ternyata sudah menanam tanaman serta selasar yang dibiayai dari uang negara sehingga tidak bisa begitu saja dibongkar karena bakal jadi temuan.

Ketiga, beri alternatif pemecahan masalah. Misal dalam kasus tadi, daripada dibongkar lebih baik ditata kembali, dicat ulang, rumput dan tanamannya diganti baru biar lebih segar, lalu diberi bangku yang diberi atap seperti halte bis di selasar taman sebagai ganti gazebo yang bakal diletakkan di tengah taman dan merusak rerumputan serta mengurangi resapan air. Berikan beberapa pilihan lain diluar cara ekstrim seperti membongkar taman dengan rasional dan terukur serta tidak melanggar aturan.

Keempat, kalau masih bingung cari alternatif, sementara iyakan dulu sambil mencari-cari informasi dan memantau sikap boss. Kalau suasana sudah nyaman, tidak tergesa-gesa atau sedang marah, baru kita sampaikan poin kedua dan ketiga tadi dengan kepala dingin. Jelaskan dengan runtut dan sistematis agar beliau bisa memahami maksud kita menolak perintahnya tanpa harus merasa diabaikan.

Kelima, kalau boss masih keukeuh juga, gunakan tangan orang lain yang lebih berkuasa untuk menolak perintah si boss. Misalnya dengan melobi pemerintah setempat untuk mengeluarkan surat keberatan pengubahan taman menjadi bentuk lain yang tidak sesuai dengan aturan, disertai dengan sanksi apabila tetap melanggar. Surat tersebut ditunjukkan kepada boss agar beliau mengerti bahwa hal tersebut melanggar aturan.

Kalau masih memaksa juga, sebaiknya Anda resign saja atau pindah divisi karena dapat membahayakan karir Anda.

* * * *

Ingat, banyak orang terhambat karirnya karena hal sepele seperti mengatakan 'tidak' secara frontal kepada boss. Sekali mengatakan 'tidak', apalagi secara langsung di depan umum atau rapat pula, boss tidak akan pernah lupa 'jasa' kita mempermalukannya. Setiap ada rapat promosi jabatan, bisa jadi beliaulah yang pertama menentang kita untuk promosi karena pernah menolak perintahnya. Jadi, hati-hatilah sebelum berkata 'tidak' pada boss. Percayalah bahwa sebenarnya tidak ada niat jahat boss terhadap kita, tapi lebih karena tekanan pekerjaan yang membuatnya jadi tampak galak atau buruk di mata kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun