Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Pentingnya Peran Komunitas Mendukung Lautku Bebas Sampah

5 Desember 2017   23:21 Diperbarui: 12 Desember 2017   21:22 2099
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sampah Laut yang Terdampar di Tepi Pantai (Dokpri)

Kesadaran pentingnya membersihkan sampah di laut muncul ketika saya sedang menikmati liburan di Pantai Kuta Bali empat tahun silam. Pagi-pagi saat hendak menikmati indahnya pantai, pandangan mata justru terganggu oleh berseraknya sampah di tepi pantai. Setelah dicermati, sampah-sampah tersebut bukan semata berasal dari pengunjung pantai yang buang  sampah sembarangan, melainkan juga sampah laut yang terdampar di tepi pantai. Hal ini tentu mengganggu kenyamanan saya dan pengunjung pantai lainnya di pagi hari itu yang menyaksikan puluhan petugas kebersihan menyapu sampah laut yang terdampar di tepi pantai.

Televisi Bekaspus Ikut Terbawa Arus (Dokpri)
Televisi Bekaspus Ikut Terbawa Arus (Dokpri)
Ciri-ciri sampah laut yang terdampar adalah tampak bekas jejak ombak yang surut, kemudian sampahnya basah dan tampak mengumpul setelah terseret ombak.  Jenis sampah laut juga beragam, mulai dari plastik, potongan kayu, rumput laut, bahkan hingga TV bekaspun ada! Ini yang membedakan dengan sampah yang dibuang pengunjung pantai cenderung kering dan tersebar, tidak mengumpul jadi satu. Jenis sampahnya juga tak jauh dari makanan dan minuman seperti botol plastik atau kaca, kaleng minuman, styro foam dan sejenisnya.

Tumpukan Sampah Laut Menunggu Diangkut (Dokpri)
Tumpukan Sampah Laut Menunggu Diangkut (Dokpri)
Selain mengganggu kenyamanan berwisata, sampah laut juga berpotensi mengganggu baling-baling kapal sehingga menyebabkan kapal mogok. Kehidupan biota laut juga terganggu akibat pencemaran sampah laut, ruang gerak semakin terbatas dan ikan hasil tangkapan di kawasan pencemaran laut tidak dapat dikonsumsi manusia karena mengandung racun yang berbahaya bagi tubuh seperti merkuri atau logam berat lainnya. Hal ini tentu mengganggu siklus kehidupan makhluk hidup di dalamnya dan dalam jangka panjang akan menyebabkan kepunahan spesies laut tertentu.

Petugas Membersihkan Sampah Laut (Dokpri)
Petugas Membersihkan Sampah Laut (Dokpri)
Saya langsung mengiyakan ketika komunitas motor yang saya ikuti mengajak bersih-bersih pantai Tanjung Pasir di Tangerang. Pantai Tanjung Pasir merupakan obyek wisata yang bernasib seperti Kuta, terpapar sampah laut disamping juga sampah dari pengunjung. Saya bersyukur komunitas motor tersebut peduli Lautku Bebas Sampah dalam rangka membersihkan laut dan pantai dari kepungan sampah. Kami berbondong-bondong menuju ke pantai Tanjung Pasir dengan membawa sapu lidi, karung, bak sampah kecil serta peralatan yang digunakan untuk membersihkan sampah di pantai.

Pantai Tanjung Pasir (Dokpri)
Pantai Tanjung Pasir (Dokpri)
Saat itu pantai sedang ramai-ramainya pengunjung sehingga agak sulit membersihkan sampah yang berserakan di tepian pantai. Anehnya masyarakat tampak tidak terlalu peduli untuk ikut membersihkan sampah, hanya beberapa petugas kebersihan saja yang ikut membantu kami mengangkut sampah yang sudah dikumpulkan. Mereka tampak asyik sendiri menikmati pantai yang masih kotor akibat sampah laut yang terdampar di tepi pantai, tak peduli sampah berada di sekelilingnya.

Anggota Komunitas Mengumpulkan Sampah (Dokpri)
Anggota Komunitas Mengumpulkan Sampah (Dokpri)
Untuk membangkitkan kesadaran masyarakat akan bahaya sampah laut, pemerintah sebaiknya melibatkan berbagai komunitas masyarakat yang saat ini marak sebagai dampak dari aktivitas di media sosial. 

Dukungan komunitas sangat penting karena mereka bisa mengajak sekaligus memviralkan gerakan Lautku Bebas Sampah melalui ribuan anggotanya yang tersebar di dunia maya. Kegiatan bakti sosial komunitas bisa diarahkan untuk membantu membersihkan laut dan pantai dari sampah laut dan dapat menjadi kegiatan rutin komunitas tersebut.

Briefing Sebelum Memulai Pembersihan (Dokpri)
Briefing Sebelum Memulai Pembersihan (Dokpri)
Misalnya dalam satu pantai atau lokasi tertentu, setiap minggunya pemerintah melalui pengelola pantai atau laut bisa mengajak berbagai komunitas secara bergantian untuk melakukan bakti sosial membersihkan pantai dan laut. 

Hal ini juga bisa menjadi agenda rutin tahunan sebuah komunitas sekaligus ajang kopi darat bagi anggotanya. Tanpa dukungan komunitas, sulit rasanya pemerintah membangun kesadaran masyarakat akan Lautku Bebas Sampah. Disinsentif atau sanksi pidana tidak efektif menjerat pelaku pembuang sampah di laut karena sulit menemukan pelakunya akibat minim bukti.

Bahu Membahu Bersama Masyarakat dan Petugas (Dokpri)
Bahu Membahu Bersama Masyarakat dan Petugas (Dokpri)
Pelibatan komunitas tidak hanya sebatas membersihkan pantai dan laut secara rutin, tapi juga mendorong komunitas untuk membantu mengkampanyekan gerakan Lautku Bebas Sampah kepada masyarakat luas. 

Pemerintah bekerja sama dengan komunitas melakukan kampanye publik kepada masyarakat melalui berbagai media baik offline atau online. Penyebaran informasi melalui komunitas tampak lebih efektif sekaligus juga efisien karena tidak perlu mengeluarkan biaya tinggi dan dapat dilakukan dimana saja serta kapan saja.

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun