Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pertaruhan Terakhir Ciputra di Kota Baru Maja

20 November 2017   12:17 Diperbarui: 20 November 2017   13:11 3327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ciputra Saat Peresmian Maja (Dokpri)

Ciputra kita kenal sebagai salah satu pengembang properti bertangan dingin yang mampu membangkitkan kawasan yang tidak pernah dilirik orang lain menjadi kota baru yang mampu menarik jutaan orang untuk tinggal di dalamnya. Kawasan Ancol dan Bintaro serta BSD yang dulu dianggap tempat jin buang anak disulap menjadi pusat hiburan dan permukiman baru di Jakarta sekaligus meningkatkan nilai jual tanah dan properti di kawasan tersebut.

Setelah sukses di berbagai daerah bahkan luar negeri seperti di Vietnam, Kamboja, dan Tiongkok, kali ini Ciputra kembali diuji untuk membangun kembali Kota Baru Maja yang telah dicanangkan sejak tahun 1994 oleh pemerintah namun terkubur begitu saja sejak krismon 1998 dan tidak pernah bangkit kembali hingga saat ini. Sebelum Ciputra masuk ke kawasan tersebut, terdapat beberapa perumahan yang tampak hidup segan mati tak mau seperti Permata Kalimaya, BMW, dan Armedian. Beberapa terpaksa masih dihuni karena sudah tidak sanggup lagi membeli rumah di daerah lain dengan kondisi apa adanya.

Fosil Rumah di Armedian (Dokpri)
Fosil Rumah di Armedian (Dokpri)
Sebagai gambaran, Kota Kekerabatan Maja dibentuk berdasarkan SK Menpera Nomor 02/KPTS/M/1998 tentang Penetapan Pengembangan Kota Kekerabatan Maja, walau pembebasan lahan dan pembangunannya telah dimulai tahun 1994 oleh 16 pengembang yang diajak bekerja sama membangun kota baru tersebut. Kota Kekerabatan Maja sendiri terletak di Kecamatan Maja dan Curugbitung, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, dengan total luas sekitar 10.900 Ha. Wilayah yang akan dikembangkan tidak hanya di Maja, tapi juga meluas hingga ke Tigaraksa dan Tenjo.

Namun akibat krismon tahun 1998, para pemilik rumah yang telah mengambil kredit serta merta mengembalikan kunci rumah karena tidak sanggup lagi membayar cicilan yang membengkak. Para pengembangpun kolaps dan membiarkan tanah beserta rumah yang terlanjur dibangun diserahkan kepada BPPN yang kemudian menjadi PT. PPA. Tanah dan rumah yang ada dibiarkan begitu saja hingga menjadi fosil karena dipereteli satu persatu oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Stasiun Maja (Dokpri)
Stasiun Maja (Dokpri)
Pemerintah sendiri sebenarnya telah berupaya untuk membangkitkan kembali Kota Kekerabatan Maja antara lain dengan menyusun Rencana Tata Ruang Kota Kekerabatan Maja tahun 2006 yang diperbaharui lagi tahun 2012. Namun hanya Kementerian Perhubungan saja yang sigap dengan membangun jalur kereta api double track Maja - Parung Panjang - Serpong dan memperbaharui stasiun Maja, Kemenpera membangun jalan akses perumahan, serta Pemprov Banten yang melakukan betonisasi jalan utama menuju kota Maja. Selebihnya masih hanya berupa wacana membangun jalan tol atau akses serta perumahan yang tak kunjung dilaksanakan.

Jalan Akses Menuju Perumahan Maja (Dokpri)
Jalan Akses Menuju Perumahan Maja (Dokpri)
Pemerintah juga mengundang investor asing untuk berinvestasi di Maja, antara lain dari Singapura dan Tiongkok. Namun semuanya kandas di tengah jalan karena mereka langsung mundur begitu selesai melakukan peninjauan lokasi. Mereka angkat tangan begitu melihat akses jalan yang masih jauh dari harapan, serta daya tampung stasiun dan kereta api yang diperkirakan tidak mampu mendukung pertumbuhan kota Maja bila berkembang suatu saat nanti.

Rumah Sederhana di Kota Baru Maja (Dokpri)
Rumah Sederhana di Kota Baru Maja (Dokpri)
Di pihak lain, tanpa banyak publikasi dan selama ini hampir tidak pernah diajak bicara oleh pemerintah, diam-diam Ciputra mengakuisisi lahan terlantar tersebut seluas 2000 Ha dan disulap menjadi perumahan baru pada tahun 2014. Saat dilakukan peresmian oleh Menteri PUPR dan Menteri Perhubungan Sabtu (18/11) lalu, sudah lebih dari 10.000 unit berdiri dan laku terjual, dan masih sekitar 20.000 unit lagi masuk daftar tunggu untuk dibangun pada tahap selanjutnya. Sebuah perjudian luar biasa mengingat kegagalan demi kegagalan yang dilakukan oleh pemerintah maupun investor lainnya.

Bila pengembangan perumahan di Maja yang diinisiasi oleh Ciputra berhasil, maka semakin lengkaplah predikat beliau sebagai spesialis pengembang kota baru di Indonesia, bahkan bisa jadi alternatif ibukota baru Indonesia. Namun bila ternyata beberapa tahun kemudian tidak berkembang bisa jadi mencoreng prestasi beliau yang selama ini dikenal sebagai pengembang spesialis kota baru. Inilah pertaruhan terakhir beliau mengingat usianya sudah sangat tua untuk menjadi menteri perumahan. 

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun