Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Ngidam Belajar Mengemudi Mobil

6 November 2013   21:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:30 821
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Mungkin sudah lumrah di telinga bila kita mendengar si jabang bayi ngidam rujak, atau buah-buahan, atau minta dibelikan sesuatu. Namun pada kehamilan istri kali ini bukanlah ngidam yang biasa diminta sebagaimana umumnya terjadi. Istri ngidam ingin belajar mengemudi mobil supaya bisa membawa sang jabang bayi ke rumah sakit kalau suami masih di luar kota atau di kantor.

Memang keinginan untuk belajar mengemudi sudah diangankan sejak lama, saat kami memiliki mobil beberapa tahun lalu. Namun karena kesibukan serta tidak tega melihat tubuh istri yang terlalu kecil untuk memegang kemudi, niat tersebut diurungkan. Makin lama saya semakin sibuk di kantor, dan sulit untuk mengantar istri bila ada keperluan mendadak. Akibatnya angkot atau taxi jadi langganan istri bila ada kebutuhan mendesak untuk keluar rumah.

Seiring dengan meningkatnya volume usaha sampingan di rumah, mau tidak mau istri lebih sering minta diantar untuk berbelanja bahan atau mengantar pesanan ke konsumen. Namun karena seringnya waktu yang tidak sinkron, keinginan untuk belajar mengemudi muncul kembali. Sayangnya kondisi saat ini sedang hamil muda, sehingga dikhawatirkan akan timbul flek akibat kelelahan. Tapi saking ngidamnya, istri nekad minta diantar belajar ke sekolah mengemudi, dan sayapun terpaksa mengalah demi memenuhi keinginan si jabang bayi. Walau sering mengeluh agak mual-mual, tetapi karena semangatnya tinggi, kursuspun dijalani selama hampir 20 hari agar bisa membawa mobil sendiri suatu saat nanti.

Setelah selesai kursus, latihan mengemudi dilanjutkan di rumah saat hari libur Sabtu Minggu. Namun karena saya bukanlah pelatih mengemudi, yang terjadi adalah seringnya istri dimarahi karena terlambat mengangkat kopling atau memutar kemudi. Beberapa kali nyaris menabrak tembok atau kendaraan di depannya kalau tidak ada rem tangan. Alhamdulillah setelah berkali-kali nyaris menabrak, istri perlahan-lahan mulai terbiasa membawa mobil sendiri. Hanya untuk parkir atau keluar masuk rumah tetap dipandu oleh saya karena masih belum terbiasa mengukur kemudi untuk memarkir kendaraan dengan tepat.

Supaya aman di jalan, istri juga telah membuat SIM selepas kursus mengemudi walaupun belum lancar-lancar amat membawa mobil. Dengan modal SIM, saya bisa melepas istri di jalan raya tanpa khawatir diberhentikan oleh petugas. Begitulah sekelumit cerita ngidam yang cukup aneh, semoga tidak terjadi hal-hal yang aneh lagi di masa datang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun