Di era digital, pembelajaran tidak lagi terbatas pada metode konvensional di dalam kelas. Kemajuan teknologi memungkinkan inovasi dalam Pendidikan. Menurut Adis pada tahun 2002, era digital merupakan masa ketika informasi mudah dan cepat diperoleh serta disebarluaskan menggunakan teknologi digital. Dahulu, buku merupakan segala yang dibutuhkan oleh pelajar, namun seiring berjalannya waktu, sumber informasi dapat diperoleh dari berbagai sumber, misalnya internet.
Selain sumber informasi yang berbeda, metode belajar pun berubah seiring berkembangnya teknologi. Ingatkah Anda dengan metode pembelajaran flipped classroom yang ramai digunakan ketika Covid-19 melanda? Nyatanya, flipped classroom telah hadir sejak 2007, diperkenalkan oleh Jonathan Bergman dan Aaron Sams. Bahkan, metode ini telah digunakan di MEF University, salah satu perguruan tinggi di Turki pada tahun 2016.
Salah satu tahap pembelajaran yang harus dilalui oleh siswa adalah pembelajaran matematika, yang memiliki manfaat besar dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan pembelajaran matematika termasuk kemampuan siswa untuk menerapkan konsep matematika secara tepat dalam kehidupan sehari-hari dan dalam berbagai ilmu pengetahuan, guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia (Sari, Handika, Rosita, et.al, 2019).
Apa itu Flipped Classroom?
Flipped classroom adalah suatu pendekatan pengajaran yang membalikkan peran tradisional antara pembelajaran di kelas dan di rumah. Dalam model ini, siswa terlebih dahulu mempelajari materi pelajaran di luar kelas, biasanya melalui video pembelajaran, artikel, atau materi digital lainnya. Waktu yang biasanya digunakan untuk ceramah di kelas kemudian dialihkan untuk kegiatan yang lebih interaktif, seperti diskusi kelompok, proyek, atau latihan yang memungkinkan siswa menerapkan pengetahuan yang telah mereka peroleh.
Dengan demikian, flipped classroom menekankan pada pembelajaran yang aktif dan kolaboratif, serta lebih memfokuskan keterlibatan siswa. Di sini, peran pengajar beralih menjadi fasilitator, bukan lagi hanya sebagai penyampai informasi secara satu arah.
Keunggulan Flipped Classroom
- Pembelajaran yang Lebih Personal dan MandiriÂ
Dalam model pembelajaran flipped classroom, siswa diberikan kebebasan untuk belajar sesuai dengan kecepatan mereka sendiri. Dengan mengakses materi pelajaran di luar jam kelas, mereka dapat mengeksplorasi materi secara lebih mendalam tanpa merasakan tekanan waktu. Apabila terdapat konsep yang sulit dipahami, siswa dapat menonton video atau membaca kembali materi tersebut hingga benar-benar mengerti. Pendekatan ini sangat bermanfaat bagi siswa yang memerlukan waktu lebih untuk memahami suatu topik.
- Peningkatan Keterlibatan dan Partisipasi
Salah satu manfaat paling signifikan dari flipped classroom adalah peningkatan partisipasi siswa selama sesi kelas. Karena materi sudah dipelajari sebelumnya, mereka lebih siap untuk terlibat dalam diskusi dan aktivitas di kelas. Dengan demikian, siswa dapat berpartisipasi secara aktif dalam berdiskusi, mengajukan pertanyaan, dan berdialog mengenai topik yang telah mereka pelajari, yang pada akhirnya akan memperkaya proses pembelajaran secara keseluruhan.
- Mendorong Pembelajaran Kolaboratif
Flipped Classroom memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkolaborasi. Di dalam kegiatan kelas, mereka dapat bekerja sama dalam kelompok untuk memecahkan masalah atau menyelesaikan proyek yang berkaitan dengan materi yang telah mereka pelajari. Pembelajaran yang berbasis kelompok ini tidak hanya memperdalam pemahaman mereka, tetapi juga mengembangkan keterampilan sosial, komunikasi, dan kerja tim yang sangat penting.
Bagaimana Flipped Classroom Bekerja?
Model Flipped Classroom memberikan solusi inovatif dalam pembelajaran matematika dengan memanfaatkan teknologi sebagai alat utama. Dalam pendekatan ini, siswa dapat mengakses materi pembelajaran sebelum sesi kelas berlangsung, sehingga waktu di kelas dapat dimanfaatkan untuk diskusi, latihan soal, dan pemecahan masalah secara lebih mendalam.
Salah satu bentuk utama dari materi pembelajaran dalam flipped classroom adalah video pembelajaran. Video ini memungkinkan siswa untuk belajar sesuai dengan kecepatan masing-masing, mengulang materi jika diperlukan, dan memahami konsep sebelum mereka berinteraksi langsung dengan pengajar di kelas. Hal ini sangat membantu dalam mata pelajaran seperti matematika, yang sering kali memerlukan pemahaman bertahap dan latihan berulang agar konsepnya benar-benar dikuasai.
Penggunaan video dalam flipped classroom tidak hanya meningkatkan pemahaman, tetapi juga membuat pembelajaran menjadi lebih fleksibel dan menarik. Dengan adanya video pembelajaran, siswa tidak lagi hanya bergantung pada penjelasan guru di kelas, melainkan dapat mengeksplorasi materi secara mandiri. Selain itu, guru juga dapat lebih fokus dalam memberikan bimbingan dan menyelesaikan kesulitan spesifik yang dihadapi siswa.
Lebih jauh, flipped classroom mendorong siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran. Ketika mereka datang ke kelas setelah menonton video, mereka sudah memiliki pemahaman dasar tentang materi dan siap untuk berdiskusi atau mengerjakan soal. Ini berbeda dengan metode tradisional di mana siswa sering kali baru mengenal materi saat guru menjelaskan di kelas, yang kadang membuat mereka kesulitan saat diberikan latihan soal.
Dengan berbagai manfaatnya, tidak heran jika flipped classroom dengan video pembelajaran menjadi rahasia sukses belajar matematika lebih mudah. Kombinasi antara fleksibilitas belajar mandiri dan bimbingan langsung di kelas menciptakan pengalaman belajar yang lebih efektif dan menyenangkan bagi siswa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI