Mohon tunggu...
Annisa Madinata
Annisa Madinata Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar Sekolah

Hanya seorang pelajar yang ingin belajar lebih mengenai karya tulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Remaja, Digitalisasi, dan Pendidikan

21 Desember 2022   16:32 Diperbarui: 21 Desember 2022   16:37 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Era digital sudah bukan lagi angan-angan masa depan, namun telah menjadi realita bagi dunia. Perkembangan teknologi yang begitu pesat selama beberapa tahun ini telah membuka gerbang kehidupan yang baru bagi masyarakat. Salah satu contoh benda dari hasil perkembangan teknologi digital yang marak digunakan oleh masyarakat adalah handphone. 

Dengan handphone masyarakat akan jauh lebih mudah untuk mendapat akses melihat dunia. Ditambah salah satu fitur unggulan di handphone dengan adanya internet. Dengan internet masyarakat bisa lebih mudah mengakses informasi yang belum mereka ketahui dan berkomunikasi dengan orang lain.

Dengan adanya internet seluruh orang terhipnotis untuk terus berselancar di dalamnya, termasuk remaja. Di usia remaja yang masih sulit untuk mengendalikan emosi, internet bisa menjadi suatu hal yang bisa mematikan bagi mereka, terutama untuk kehidupan pendidikan mereka. Tetapi jika pandai dalam menggunakannya para remaja bisa mendapatkan berbagai keuntungan dari penggunaan internet dan bahkan juga bisa digunakan sebagai alat untuk menunjang kegiatan sekolah mereka.

Lalu bagaimana dampak perubahan zaman terhadap perilaku keseharian para remaja? Menurut President Director Ericsson Indonesia Thomas Jul perilaku yang membedakan remaja masa kini dengan remaja zaman dahulu adalah perubahan gaya hidup serba digital. Hal ini disebabkan karena remaja masa kini lahir pada saat teknologi sudah berkembang.

Oleh sebab itu teknologi bagi remaja masa kini bukan suatu hal yang mengagumkan atau asing, karena sejak kecil mereka sudah sering berinteraksi dengan dunia digital. Sejak kecil mereka mulai mencari hiburan melalui televisi lalu berkembang mencari hiburan di media sosial. Bahkan faktanya pada saat ini saja kita bisa melihat sudah banyak anak-anak yang masih di bawah umur sudah memiliki akun media sosial.

Selain itu terlalu lama mengakses internet juga bisa mengakibatkan menurunnya kualitas kesehatan remaja. Saat ini sudah banyak remaja yang memakai kacamata akibat menurunnya ketajaman penglihatan mereka dan para remaja biasanya cenderung takut untuk menceritakan hal tersebut kepada orang tua mereka yang mengakibatkan menghambat proses dalam mencari ilmu di bangku sekolah. Selain itu tidak jarang juga para remaja yang terkena obesitas karena terlalu malas olahraga dan lebih memilih berselancar di dunia maya.

Menurut data dari WHO (World Health Organization) 2017, dalam waktu 40 tahun populasi anak dan remaja di dunia yang mengalami obesitas naik dari 11 juta menjadi 120 juta. Karena hal tersebut tidak jarang juga seorang remaja putus sekolah, karena dengan kondisi tubuhnya dia tidak bisa mengikuti proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah dengan baik.

Biarpun begitu ternyata lahir di era digital juga tidak begitu buruk bagi perkembangan para remaja, khususnya dalam kehidupan pendidikan mereka. Dampak positifnya, lahir di era digital membuat para remaja masa kini mudah untuk beradaptasi dengan situasi apapun. Dengan kemampuan beradaptasi tersebut membuat remaja zaman sekarang memiliki wawasan luas, ambisius dalam berkarir dan kecenderungan berpikir instan. Hal tersebut telah dibuktikan oleh para remaja pada saat pandemi covid 19 berlangsung. Meskipun dengan kondisi yang berjauhan dan semua pembelajaran serba digital, tetapi para remaja mampu dan berhasil menguasai teknologi yang berkaitan dengan pembelajaran jarak jauh. Hal tersebut mereka dapatkan karena hasil beradaptasi dari berselancar di internet.

Selain itu remaja zaman sekarang adalah generasi yang haus akan pengakuan, cinta, dan kebebasan. Karena perilaku itu juga para remaja zaman sekarang tersesat dalam jurang kesengsaraan. Sebagai contoh, berdasarkan data yang dirilis WHO (World Health Organization), 11 persen kehamilan yang tidak direncanakan berasal dari remaja perempuan berusia 15-19 tahun. Itu artinya dalam satu tahun terdapat 16 juta kehamilan pada remaja perempuan. Akibat dari hal tersebut banyak remaja perempuan yang putus sekolah. Di Provinsi Bangka Belitung saja pada tahun 2021 terdapat 2.348 remaja putus sekolah dan 451 di antaranya disebabkan karena hamil di luar nikah.

Usia remaja merupakan usia transisi yang dapat menentukan hidup para remaja semasa dewasa. Di mana fase ini para remaja akan mengalami berbagai perubahan, mulai dari dirinya sendiri hingga lingkungan sekitarnya. 

Karakter para remaja juga akan semakin terlihat menonjol di fase kehidupan ini. Oleh sebab itu kita sebagai remaja harus bisa membentengi diri sendiri supaya tidak terkena pergaulan bebas yang dapat merugikan diri kita sendiri. Hanya karena terlahir di era digital bukan berarti kita bebas melakukan segala hal yang kita inginkan meskipun itu hal negatif. Jangan sampai teknologi yang dibuat untuk mempermudah hidup manusia menjadi pedang bermata dua yang justru bisa menghancurkan hidup manusia. Oleh sebab itu peran dunia pendidikan sangat diperlukan bagi para remaja untuk membimbing mereka, supaya bisa menjadi generasi penerus bangsa yang dapat memajukan negeri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun