Mohon tunggu...
Diyah Kalyna
Diyah Kalyna Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis itu berbicara kepada alam. Menceritakan keindahannya dan mengungkapkan rahasianya. Aku, kamu, menjadi kita.

Berasal dari Blitar, Jatim, pendidikan S1 di kota Solo, Jateng, dan sekarang domisili di Negara Brunei Darussalam. Sejak tahun 2015 bergabung dalam mediasi dan penanganan masalah tenaga kerja.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ketika Ketulusan Diragukan

24 Agustus 2019   16:53 Diperbarui: 24 Agustus 2019   16:58 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


**

Masih diragukan
Titik peluh yang jatuh

Ketulusan diri
Dianggap angin lalu
Datang dan pergi
Sesuka hati

Masih diragukan
Imbalan setelahnya
Layakkah?
Harga peluhmu?

Berdesit rasa sakit
Menelusup relung keyakinan
Meluluh lantakkan
Semangat pengabdian

Lalu benarkah,
Pengabdian diri ini
Masih terus diragukan?
Dianggap sia-sia?

Kenapa
Tidak kau buka saja
Mata elangmu
Menatap kami

Lihat!
Lihatlah!
Kepala menjadi kaki
Kaki menjadi kepala

Dan mata-mata telanjang
Keseharian
Menjadi saksi
Tanpa suara

Ataukah?
Sebuah kesengajaan
Tentang kisah lempar batu sembunyi tangan?

Bukankah
Seluruh makhluk bumi tahu
Jika level kita berjauhan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun