Menjadi generasi millenial memiliki nikmat dan tantangan tersendiri. Keinginan untuk bisa sukses semuda mungkin menjadikan hasrat yang terus membara di kalangan kawula muda masa kini. Kerja keras yang begitu mendalam demi terwujudnya impian sudah menjadi bumbu kehidupan kaum millenial. Semuanya dilakukan demi terwujudnya atau tercapainya resolusi, seperti resolusi memiliki mobil, bahkan resolusi memiliki rumah.
Berbicara tentang resolusi memiliki rumah memang masih awam bagi sebagian kaum millenial atau masih takut untuk beranjak ke ranah ini. Mewakili gundah gulana kaum millenial memang sudah menjadi rahasia umum bahwa kami memang menyukai tantangan tapi bukan berarti kami tidak memperhitungkan sebuah resiko.
Bayangan saya ketika mendengar KPR (Kredit Pemilikan Rumah) adalah bayang-bayang tentang cicilan yang bertahun-tahun. Memilih di posisi aman dengan menyewa kos atau mengontrak rumah masih menjadi pilihan idaman saat ini. Namun, semakin bertambah usia, diri ini mulai bertanya "mau sampai kapan seperti ini ?". Bukankah roda kehidupan terus berputar, tidak mungkin terus muda pastii juga akan menua dan juga pasti akan berumah tangga juga.
Titik tersebut membuat saya tergerak memiliki resolusi dengan memiliki rumah impian. Mulailah saat itu datang ke pameran-pameran bertema properti. Ketika weekend sering sekali datang mengumpulkan informasi tentang macam-macam pengajuan KPR. Bahkan sampai dari pemilihan bank apa yang akan dipilih.
Setelah berdiskusi dengan banyak teman dan hasil cari refrensi secara mandiri. Ternyata saat single mending membeli rumah bersubsidi karena masih memiliki penghasilan di bawah 7 juta untuk saat ini. Jadi, saya baru tahu kalau jenis KPR itu ada yang subsidi dan non subsidi.
KPR Subsidi sendiri merupakan program untuk pemilikan rumah dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia yang ditujukan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dengan suku bunga rendah dan cicilan ringan untuk pembelian rumah sejahtera tapak dan rumah sejahtera susun.
Namun sebelum mengambil KPR bersubsidi harus dilihat dulu apakah kita masuk dalam persyaratan. Persyaratan boleh mengambil KPR jika WNI berusia 21 tahun atau telah menikah, usia pemohon tidak melebihi 65 tahun pada saat kredit jatuh tempo. Khusus peserta ASABRI yang mendapatkan rekomendasi dari YKPP, usia pemohon s.d. 80 tahun pada saat kredit jatuh tempo, pemohon maupun pasangan (suami/isteri) tidak memiliki rumah dan belum pernah menerima subsidi pemerintah untuk pemilikan rumah. Dikecualikan 2 kali untuk TNI/Polri/PNS yang pindah tugas, gaji/penghasilan pokok tidak melebihi Rp 4juta untuk Rumah Sejahtera Tapak dan Rp7juta untuk Rumah Sejahtera Susun, memiliki e-KTP dan terdaftar di Dukcapil dan memiliki NPWP dan SPT Tahunan PPh orang pribadi sesuai perundang-undangan yang berlaku.
Persyartan diatas adalah persyaratan yang umum dikeluarkan oleh bank, namun dengan catatan tiap bank memiliki berbeda-beda aturan. Jujur saja, saya sangat awam tentang masalah perbankan. Namun, hasil diskusi atau ngobrol ringan dengan teman saya banyak yang menyarankan untuk memilih bank BTN sebagai jembatan untuk bisa memiliki rumah impian.
Keuntungan menggunakan KPR di bank BTN lainnya adalah jangka waktu pelunasan KPR lebih lama. Pelunasan KPR yang lebih lama ataupun lebih panjang lebih menguntungkan dari pada jangka waktu yang singkat. Hal ini akan membuat cicilan peluanasan akan terasa lebih rinngan dan tidak membebankan. Jangka waktu kredit KPR di Indonesia biasanya paling laama mncapai 20 tahun, sedangkan BTN menyediakan jangka waktu pelunasan terpanjang yaitu sampai 25 tahun. Dengan demikian Anda tidak akan merasa dirugikan serta pelunasan menjadi lebih ringan.
