Mohon tunggu...
DivvyAkerina
DivvyAkerina Mohon Tunggu... Saya Adalah Juru Masak di Restoran, Cafe, dan bebetapa Hotel yang skrng sudah tidak bekerja dan membuka Usaha Catering

Saya anak pertama dari 4 bersaudara, kelahiran Makassar, trtapi kedua orang tua saya adalah Seorang Darah Ambon, Sudah menikah dengan Istri paling cantik dan di karuniakan Anak Perempuan.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Mukjizat terjadi di saat kita berserah penuh di Kepada Tuhan

5 Oktober 2025   00:09 Diperbarui: 5 Oktober 2025   00:09 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Pengecheckan di mulai, dr.andri mulai memriksa perut menggunakan alat usg, dan ternyata berkembang, bahkan umur janin itu 3 bulan terhitung dari januari (saat itu kami periksa di Rs bulan maret sblm lebaran)

Jujur saat saya mendengar itu kami makin heran, kenapa bisa 3 bulan!?, tetapi pas dokter melihatkan Seluruh badan Anak kami yg berkembang sempurna, saya benar" Amazed, sukacita, legah, sampai meneteskan Air mata saat dokter bilang "pak anaknya Perempuan ya" dan anak kami Berkembang Baik dan Sempurna.

Meskipun saat pengecheckan ketebalan tulang leher(untuk mengetahui adannya Suspensi Down syndrom atau tidak), anak kami Bergerak Aktif, sehingga membuat dokter andri kesulitan dalam memastikan pengukurannya, jadi untuk memastikannya, kami di sarankan mengikuti NIPT program pemerintah.

Kami sudah terima, mau kondisi anak kami(maaf) tidak sempurna/"Special", kami tetap terima karena kami sepakat, anak adalah pemberian Tuhan, tanggung jawab Tuhan, apapun kondisinya kami terima dan tidak mungkin kami gugurkan, karena setau kami, di luar negeri, anak yg berkembang tidak sempurna, di perbolehkan untuk di Gugurkan.

Kami menetapkan utk tetap trima apapun hasilnya, tidak jadi masalah(tentunya dengan Pertolongan Tuhan)

Dan ada satu masalah lagi yg dokter beritahu, kalau istri saya di claim highrisk Pregnancy karena Darah tinggi, dan placenta di bwh menutup jalur lahir, tpi kembali kata dokter andri semua dapat berubah sewaktu proses jalan kontrol, jdi ini hanya warning saja tdak perlu khawatir, tetapi utk placenta, kita doakan yg terbaik saja yaa, kata dokter Andri.

Oke, sejak itu kami menjadi tenang, meskipun ada indikasi highrisk pregnancy, saya tetap imani, istri dan anak kami akan selamat dan dalam lindungan Tuhan.

Akhirnya kami pulang dan menyusun rencana utk Fetomaternal di Rs.PELNI karena ada Promo murah utk fetomaternal seharga kurang lebih 1.1jt.
Kenapa fetomaternal? Karena anak kami di duga down syndrom dan Placenta di bawah, maka istrisaya mencari info, Puji Tuhan dapat, dan pilihan tebaik untuk fetomaternal ialah RS.PELNI.
Istri saya bicara "pa.. papa... ini ada di RS.PELNI dan lagi promo, harga paling murah dari semua Rumah sakit, harganya cuma 1.1jt doang"

Jujur saya melihat harga 1x check kontrol, saya sendiri Pusing, karena " uang dari mana? " Tpi saya hanya Percaya dan Yakin,  Kami imani dan Doakan, Tuhan pasti buka Jalan.

Singkat cerita bulan berikutnya kami kembali ke puskesmas dan melaporkan hasil pemeriksaan dari RS.Harapan kita ke Dokter Puskesmas, dokter seketika diam, check dan kembali check, hingga USG kembali istri saya,
check semua denyut jantung anak kami, aktif dll, dan memang dr.puskesmas bilang plasenta di bawah, seketika dr.puskesmas kaget dan terlihat panik, karena istri saya di duga highrisk pregnancy,
akhirnya singkat cerita, kami disuruh utk pergi Di rujuk ke Rumah sakit, kami minta utk di rujuk di Harapan Kita.
Ternyata tidak bisa, karena Harapan Kita masuk BPJS Daerah Jakarta Pusat, kami pilih sumber waras, dokter tidak merekomendasikan, tibalah disaat pemilihan rekomendasi dari Dokter Puskesmas, yaitu Fetomaternal di Rs.PELNI.

Saya bilang, " PUJI TUHAN, DOA Kita Tuhan Jawabbbb" , sentak saya demikian ke istri saya, istri saya pun amazed tidak bisa berkata apa apa, kami senang dan sangat Bersyukur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun