Mohon tunggu...
Cintiya Diva Ramadan
Cintiya Diva Ramadan Mohon Tunggu... Mahasiswa Semester 5 Universitas Negeri Malang

Selain suka menulis, saya juga suka bernyanyi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

100 dB di Pemukiman: Bahaya yang Tak Terlihat

12 Oktober 2025   07:44 Diperbarui: 12 Oktober 2025   07:44 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rumus Cepat Rambat Gelombang dan Tingkat Intensitas Suara 

Bayangkan kamu sedang duduk di rumah, mencoba belajar atau beristirahat, namun dari kejauhan terdengar suara musik keras dari pengeras suara acara hajatan. Fenomena ini dikenal sebagai "SOUND HOREG" istilah populer di Indonesia untuk suara bising dari sistem audio berdaya tinggi yang digunakan dalam acara-acara seperti pernikahan, konser jalanan, atau pesta rakyat.

Suara seperti ini bukan sekadar gangguan telinga. Ia merambat melalui udara, menembus dinding, dan memengaruhi tubuh serta pikiran. Dalam kehidupan sehari-hari, suara bising ekstrem dapat menimbulkan stres, gangguan tidur, bahkan kerusakan pendengaran.

Lalu, Bagaimana fenomena fisika yang terjadi??

Suara adalah gelombang mekanik longitudinal yang merambat melalui medium (udara, air, atau padatan). Dalam konteks SOUND HOREG, kita berbicara tentang gelombang suara dengan intensitas tinggi dan frekuensi rendah hingga menengah.

Rumus Dasar Gelombang Suara:

Rumus Cepat Rambat Gelombang dan Tingkat Intensitas Suara 
Rumus Cepat Rambat Gelombang dan Tingkat Intensitas Suara 

Dimana : 

  • v = kecepatan suara ( 343 m/s di udara),
  • f = frekuensi (Hz),
  • = panjang gelombang (m)

dan,

  • L = tingkat intensitas suara (dB)
  • I = intensitas suara (W/m)
  • I0= ambang pendengaran (10 W/m)

Apasih dampak sound horeg bila dilihat dari sudut pandang pendidikan fisika?

  • Kerusakan Pendengaran
    Intensitas suara di atas 85 dB secara terus-menerus dapat merusak sel rambut di koklea. SOUND HOREG sering kali melebihi 100 dB, berisiko tinggi menyebabkan gangguan pendengaran permanen. 
  • Resonansi Bangunan dan Getaran
    Frekuensi rendah dari subwoofer dapat menyebabkan resonansi pada struktur bangunan, memicu getaran yang merambat melalui dinding dan lantai. Ini bukan hanya mengganggu, tapi juga berpotensi merusak struktur jika berlangsung lama.
  •  Gangguan Psikologis dan Fisiologis
    Paparan suara bising menyebabkan peningkatan hormon stres (kortisol), denyut jantung, dan tekanan darah. Secara fisika, ini berkaitan dengan energi gelombang yang diserap oleh tubuh. 
  • Interferensi Komunikasi
    Suara keras mengganggu komunikasi verbal, terutama di lingkungan padat penduduk. Dalam fisika, ini disebut masking, di mana suara dominan menutupi suara lain yang lebih lemah.

Sehingga dari beberapa dampak diatas, ada beberapa cara untuk mengantisipasi hal tersebut

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun