Mohon tunggu...
Divany Putri
Divany Putri Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Dari Bawah ke Atas

23 September 2017   22:22 Diperbarui: 23 September 2017   23:13 753
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Apakah jaringan pada pantat merupakan jaringan yang cocok untuk operasi plastik wajah?

Bedah plastik, tentunya istilah ini sudah tidak asing lagi di telinga kita yang hidup di tengah zaman penuh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi ini. Definisi dari operasi plastik atau bedah plastik sendiri adalah "suatu cabang ilmu kedokteran yang bertujuan untuk merekonstruksi atau memperbaiki bagian tubuh manusia melalui operasi kedokteran."

Bedah plastik sendiri cukup populer di antara kalangan masyarakat, terutama di antara kaum hawa. Sekitar 80% dari konsumen bedah plastik adalah wanita. Sementara dari segi umur, bedah plastik paling populer di kalangan usia 19 hingga 25 tahun. Walau sebenarnya bedah plastik paling ideal dilakukan di umur 30 tahun hingga 60 tahun. Negara dengan tingkat pelaku bedah plastik tertinggi dipegang oleh Korea Selatan, diikuti Yunani, Italia, dan berbagai negara lainnya.

Terdapat berbagai macam metode atau yang lebih umum disebut 'prosedur' untuk operasi plastik. Ada endoscopic procedure, flap surgery/flap procedure, laser techonlogy, skin grafts, dan sebagainya. Dalam dunia bedah plastik, prosedur yang cukup populer adalah facelift, eyelid surgery (blepharoplasty), nose job (rhinoplasty), dan banyak lagi.

Alasan konsumen melakukan bedah plastik sendiri cukup beragam. Ada yang melakukannya untuk memperbaiki penampilan yang dinilainya kurang menarik, ada yang melakukannya untuk keperluan pekerjaan, ada pula yang melakukannya karena kondisi medis. Alasan kondisi medis biasanya berasal dari korban kecelakaan, penderita kanker, atau korban luka bakar. Bagaimana bisa bedah plastik menolong kondisi ini? Banyak orang salah beranggapan bahwa bedah plastik hanya berlaku pada wajah dan bidang kecantikan saja. Padahal ada beberapa prosedur yang malah justru lebih seirng dipakai di bidang medis. Flap proceduresadalah salah satunya.

Metode flap proceduresadalah metode yang sering digunakan pada bedah rekonstruktif dan bedah kosmetik, yang keduanya merupakan cabang dari bedah plastik. Perbedaan dari keduanya ialah, bedah rekonstruktif merupakan tindakan bedah yang dilakukan untuk mengembalikan penampilan atau fungsi semula dari bagian tubuh tertentu---biasanya dilakukan pada penyadang cacat tubuh akibat trauma atau penyakit. Salah satu contoh yang sering terjadi ialah flap procedures untuk mencangkok jaringan ke daerah dada pasien operasi pengangkatan kanker payudara. Sementara itu, bedah kosmetik atau bedah estetik, atau lebih sering disebut operasi kecantikan merupakan cabang khusus dari operasi plastik yang dilakukan hanya untuk memperindah penampilan pasien.

Flap procedures sendiri adalah prosedur bedah plastik yang menggunakan jaringan milik pasien sendiri untuk memperbaiki atau mengisi bagian tubuh tertentu dari pasien. Biasanya jaringan yang diambil berasal dari perut, punggung, paha, atau bokong. Dengan menggunakan metode ini, maka implant yang notabene berasal dari tubuh pasien sendiri dapat lebih menyesuaikan dengan keadaan tubuh pasien. Contoh, jika pasien mengalami perubahan berat badan baik bertambah atau berkurang, implan ini dapat ikut membesar atau mengecil. Tidak hanya itu, implan ini juga terlihat lebih alami ketimbang implan buatan. Implan buatan sendiri juga perlu diganti, tapi hal ini tidak berlaku pada jaringan yang dicangkok ini, walau sifatnya tetaplah semi-permanen. Jaringan yang dicangkok biasanya adalah jaringan ikat berupa jaringan lemak, jaringan kulit, pembuluh darah, dan kerap meliputi jaringan otot. Jadi dapat dikatakan bahwa jaringan yang dgunakan dalam flap procedures adalah jaringan kulit beserta jaringan lunak di bawahnya.

Beberapa jenis dari prosedur bedah flap ini ialah: TRAM (tranverse rectus abdominis muscle) flapdan DIEP (deep inferior epigastric perforator) flapyang menggunakan jaringan yang berada di bagian perut (abdomen), Latissimus dorsi flap dengan jaringan dari punggung bagian atas, GAP (gluteal artery perforator) flap yang menggunakan jaringan di bagian bokong, dan TUG (transverse upper gracilis) flapyang memanfaatkan jaringan di bagian paha dalam. Kelima jenis prosedur flap ini juga adalah prosedur bedah flap yang kerap digunakan.

Bedah flap prodecedures ini tentu tidak lepas dari kosekuensi. Seperti bagaimana dalam TRAM flap, pasien dapat mengalami pelemahan otot di bagian perut (abdomen) dan pengencangan di perut bagian bawah (tummy tuck). Hal ini mengakibatkan TRAM flap tak dapat dilakukan oleh pasien yang memiliki masalah di bagian perut atau berfigur kurus. Lain hal dengan Latissimus dorsi flap yang dapat mengakibatkan pelemahan di bagian punggung, pundak, dan lengan atas pada pasien setelah operasi. DIEP flap sendiri, walau tak menggunakan jaringan otot dan menggunakan free flap, dapat menyebabkan hernia atau benjolan karena hal yang sama. Kemudian ada TUG flap yang tidak dianjurkan untuk wanita berbadan kurus. TUG flap sendiri dapat menyebabkan masalah dalam penyembuhan di bagian sumber jaringan.

Lalu ada GAP flap yang sebenarnya bisa menjadi solusi bagi pasien yang hendak melaksanakan flap procedures, tapi memiliki halangan karena kondisi jaringan di perut atau bagian lain yang hendak menjadi sumber jaringan, baik karena terlalu kurus atau kondisi medis. GAP flap sendiri tidak disediakan di semua pusat operasi. Dalam operasi ini, tidak ada jaringan otot yang diambil. Jaringan kulit, lemak, dan pembuluh darahlah yang diambil dan dipindah ke bagian yang menjadi target operasi.

Tapi tentu saja pemeriksaan sebelum melaksanakan flap procedures tetap harus dilakukan, apapun jenisnya. Pemeriksaan tersebut meliputi cukup banyak hal. Pertama, jaringan yang digunakan haruslah sehat dan dapat dicangkok, dalam artian jaringan tersebut tidak akan mengakibatkan bahaya fatal dari lokasi donor ke lokasi resipien. Karena alasan ini pulalah, seorang pasien dengan tubuh kurus tidak dapat mencangkokan jaringan di bagian perut atau paha ke bagian lainnya karena dapat menyebabkan masalah berkelanjutan pada tubuhnya. Lalu, ada jug afaktor kesehatan pasien tersebut. Hal ini berlaku terutama karena adanya fakta bahwa pembuluh darah juga biasanya ikut dicangkokan ke bagian lain, sehingga pasien dengan diabetes atau penyakit yang sangat erat kaitannya dengan pembuluh darah tak dapat menjalani prosedur ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun