Mohon tunggu...
Diva roviqo
Diva roviqo Mohon Tunggu... Mahasiswa - ;)))

awali harimu dengan membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Bolehkah Anak Laki-laki Bermain Boneka?

11 Oktober 2021   11:31 Diperbarui: 12 Oktober 2021   23:02 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://st3.depositphotos.com/

Banyak juga orang tua yang resah mengapa anak perempuan bermain mobil-mobilan dan anak laki-laki bermain boneka, Hal tersebut wajar terjadi. Bermain boneka atau mobil juga dapat meningkatkan komunikasi pada anak. 

Maksudnya, anak yang bermain boneka, mereka akan menganggap boneka tersebut bisa berbicara dan berkomunikasi sepatah atau dua kata dengan boneka, kemudian dengan bermain tersebut dapat menumbuhkan rasa ingintahuan dan menjadi pengetahuan baru baginya, Jadi tidak perlu khawatir apabila ada anak laki-laki bermain boneka atau anak perempuan bermain mobil.

Bagaimana cara berkomunikasi dengan baik soal gender kepada anak-anak?

Orang tua dapat membicarakan dengan baik-baik dengan banyak mengatakan "ini mainan untuk (laki-laki atau perempuan), kamu boleh memainkannya tetapi tidak boleh terlalu lama yaa" lalu membatasi mainan tersebut agar tidak terlarut kedalam peran bermain tersebut. Orang tua juga harus kreatif dalam hal bagaimana cara anak-anak bermain mainan lainnya tanpa memarahinya sebab gender yang nyeleweng.

Pada usia 4 sampai akhir masa kanak-kanak orang tua dapat mengadarkan dengan kondep stereotip. Dimana stereotip gender ini menggambarkan sebuah informasi bagaimana penampilan fisik, sikap, minat, dan kepribadian antara laki-laki dan perempuan. 

Hurlock (1999: 157) mengemukakan bahwa stereotip berfungsi sebagai pedoman pelatihan anak. Sejak awal anak dilatih dalam kehidupannya untuk bertindak sesuai dengan standar yang ditentukan oleh stereotip untuk kelompok jenis kelaminnya. 

Stereotip merupakan standar umum seseorang dalam mengenal gender, seperti berpakaian, berpenampilan, ciri pergerakan anggota tubuh, cara bicara sesuai dengan identitas gender, apakah laki-laki atau perempuan.  

Secara alami mereka akan memahami identitas gender lebih dalam lagi. Mereka dapat mengetahui apa yang pantas dan apa yang tidak pantas bagi mereka sesuai identitas gender atau sesuai dengan jenis kelamin mereka.

Ketika anak usia dini memasuki masa peranya mengenal jenis kelamin, tugas utama dari orang tua adalah memperkenalkan hal-hal yang menunjang pembentukan identitas gender sesuai dengan jenis kelamin anak, seperti misalnya nama, mainan, pakaian, gaya rambut, warna, dan lain sebagainya. 

Dari sejak lahir orang tua sudah mengenalkan gender seperti penamaan atau gaya berpakaian, jika anak perempuan berpakaian rok warna merah muda sedangkan jika anak laki-laki memakai celana. Begitupun dengan penampilan gaya rambut, jika anak perempuan dikuncir kepang tetapi jika anak laki-laki tidak dikuncir, dan masih banyak lagi.

Memilih mainanpun orang tua juga harus sesuai dengan identitas gendernya seperti boneka Barbie untuk anak perempuan dan robot untuk anak laki-laki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun