Mohon tunggu...
Diva roviqo
Diva roviqo Mohon Tunggu... Mahasiswa - ;)))

awali harimu dengan membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Bolehkah Anak Laki-laki Bermain Boneka?

11 Oktober 2021   11:31 Diperbarui: 12 Oktober 2021   23:02 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.smartmama.com .jpg

Sebagian orang sudah mengetahui apa yang di maksud dengan gender, dalam artian gender adalah suatu perbedaan sosial antara perempuan dan laki-laki. 

Gender tidak hanya melulu tentang perempuan itu seperti apa dan laki-laki itu seperti apa secara hakiki tetapi, gender juga dapat menentukan peran, kekuasaan, dan karakteristik yang terikat antara perempuan dan laki-laki sebagai dorongan untuk memenuhi keinginan, kebutuhan, dan situasi saat itu.

Seperti contoh, disebuah desa terpencil terdapat penduduk yang jumlahnya sedikit kemudian, ada seorang wanita yang meminta tolong untuk membuatkan sebuah kotak dari kayu, karena didesa tidak ada yang bisa membantu membuatkannya maka wanita tersebut memberanikan diri untuk membuat sendiri. Tetapi beberapa tetangganya malah mengolok "wanita kok mainnya seperti itu, wanita itu bisanya masak".

Contoh pengggalan cerita di atas jelas menggambarkan apa itu gender dan menandakan bahwa meskipun wanita jika kebutahannya belum terpenuhi apasalahnya mencoba pekerjaan yang dilakukan laki-laki, begitupun sebaliknya. 

Tidak ada salahnya laki-laki yang pandai memasak seperti D.O member EXO yang secara mental dan fisik adalah laki-laki sejati tetapi dia pandai memasak (betapa sempurnanya cowo itu).

Pengenalan identitas gender dilakukan sejak saat usia dini, untuk membangun perkembangan dalam pengenalan gender juga membutuhkan waktu yang banyak dan kesabaran. Dalam hal ini, Peran orang tua sangatlah penting. Mengapa demikian?

Peran orang tua sangat penting, dilihat dari beberapa hal yang mempengaruhi perkembangan gender,

  • Pengaruh biologis, pengaruh biologis yang dicapai melalui faktor-faktor biologis dari keturunan.
  • pengaruh sosial yang dicapai melalui faktor-faktor yang muncul dari interaksi antara seorang anak terhadap lingkungnnya, baik dalam keluarga, budaya, masyarakat, media maupun sekolah.
  • pengaruh kognitif setelah diketahui bahwa pembagian gender terjadi pada anak berpikir bahwa laki-laki atau perempuan, setelah mereka menyadari secara konsisten menyadari bahwa dirinya laki-laki atau perempuan dengan memilih aktivitas, objek, dan sikap yang konsisten dengan label ini.

Dari 3 faktor yang mempengaruhi perkembangan gender ini dapat disimpulkan bahwa pengaruh dari lingkungan keluarga adalah pengaruh pertama bagi anak usia dini maka, anak wajid dikenalkan gender melalui keluarga terutama ayah dan ibu. Lingkungan keluarga merupakan lingkup yang kecil terdekat dan sangat komunikatif, maka didikan orang tua adalah hal pertama yang anak usia dini itu lihat dan contoh. Termasuk dalam pengenalan perkembangan identitas gender.

Pada usia 1-3 tahun anak usia dini mulai bisa mengerti sebuah perkataan dan perintah dari orang terdekatnya terutama dari orang tuanya, untuk itu perlu mengajarkan dasarnya. Dasar tersebut meliputi permpuan itu seperti apa laki-laki itu seperti apa dalam hal berpakaian, berpenampilan, hingga cara bahasanya. Pada usia ini anak belajar sosial gender dasar, anak-anak akan melabeli dan berpikir dia laki-laki, dia perempuan.

https://st3.depositphotos.com/
https://st3.depositphotos.com/

Banyak juga orang tua yang resah mengapa anak perempuan bermain mobil-mobilan dan anak laki-laki bermain boneka, Hal tersebut wajar terjadi. Bermain boneka atau mobil juga dapat meningkatkan komunikasi pada anak. 

Maksudnya, anak yang bermain boneka, mereka akan menganggap boneka tersebut bisa berbicara dan berkomunikasi sepatah atau dua kata dengan boneka, kemudian dengan bermain tersebut dapat menumbuhkan rasa ingintahuan dan menjadi pengetahuan baru baginya, Jadi tidak perlu khawatir apabila ada anak laki-laki bermain boneka atau anak perempuan bermain mobil.

Bagaimana cara berkomunikasi dengan baik soal gender kepada anak-anak?

Orang tua dapat membicarakan dengan baik-baik dengan banyak mengatakan "ini mainan untuk (laki-laki atau perempuan), kamu boleh memainkannya tetapi tidak boleh terlalu lama yaa" lalu membatasi mainan tersebut agar tidak terlarut kedalam peran bermain tersebut. Orang tua juga harus kreatif dalam hal bagaimana cara anak-anak bermain mainan lainnya tanpa memarahinya sebab gender yang nyeleweng.

Pada usia 4 sampai akhir masa kanak-kanak orang tua dapat mengadarkan dengan kondep stereotip. Dimana stereotip gender ini menggambarkan sebuah informasi bagaimana penampilan fisik, sikap, minat, dan kepribadian antara laki-laki dan perempuan. 

Hurlock (1999: 157) mengemukakan bahwa stereotip berfungsi sebagai pedoman pelatihan anak. Sejak awal anak dilatih dalam kehidupannya untuk bertindak sesuai dengan standar yang ditentukan oleh stereotip untuk kelompok jenis kelaminnya. 

Stereotip merupakan standar umum seseorang dalam mengenal gender, seperti berpakaian, berpenampilan, ciri pergerakan anggota tubuh, cara bicara sesuai dengan identitas gender, apakah laki-laki atau perempuan.  

Secara alami mereka akan memahami identitas gender lebih dalam lagi. Mereka dapat mengetahui apa yang pantas dan apa yang tidak pantas bagi mereka sesuai identitas gender atau sesuai dengan jenis kelamin mereka.

Ketika anak usia dini memasuki masa peranya mengenal jenis kelamin, tugas utama dari orang tua adalah memperkenalkan hal-hal yang menunjang pembentukan identitas gender sesuai dengan jenis kelamin anak, seperti misalnya nama, mainan, pakaian, gaya rambut, warna, dan lain sebagainya. 

Dari sejak lahir orang tua sudah mengenalkan gender seperti penamaan atau gaya berpakaian, jika anak perempuan berpakaian rok warna merah muda sedangkan jika anak laki-laki memakai celana. Begitupun dengan penampilan gaya rambut, jika anak perempuan dikuncir kepang tetapi jika anak laki-laki tidak dikuncir, dan masih banyak lagi.

Memilih mainanpun orang tua juga harus sesuai dengan identitas gendernya seperti boneka Barbie untuk anak perempuan dan robot untuk anak laki-laki.

Perlakuan dari orang tua juga termasuk pengembangan gender pada anak. Bagaimana orangtua itu memperlakukan sikap laki-laki atau perempuan terhadap anak-anak. Dapat berupa perkataan halus, memberikan pujian, atau hukuman.

Perlakuan seperti contoh diatas simple tapi terkadang juga sulit untuk dipraktikan, jadi semangat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun