Mohon tunggu...
Ditya Mubtadiin
Ditya Mubtadiin Mohon Tunggu... Freelancer - @ditya_mub28

Penikmat balap. Founder F1 Speed Indonesia. Penggemar Manchester United. Sosial media, Instagram: @ditya_mub28 , Twitter: @ditya_mub

Selanjutnya

Tutup

Balap Artikel Utama

Ulasan Tes Pramusim F1 2020: Ferrari Tak Serius dan Mercedes yang Lagi-lagi Mendominasi

1 Maret 2020   12:58 Diperbarui: 2 Maret 2020   06:13 929
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Valtteri Bottas dan Charles Leclerc, sumber: Sky Sports

Tes pramusim F1 2020 sudah resmi berakhir hari Jumat (28/2) kemarin. Tes pramusim menjadi hal wajib bagi setiap tim di F1 menjelang musim baru bergulir sebagai bentuk persiapan dan unjuk mobil terbaru mereka. Tes pramusim juga dijadikan sebagai patokan awal bagaimana performa mobil di trek.

Bagi saya pribadi serta jutaan penggemar F1 di luar sana, tes pramusim adalah ajang "mengintip" peta persaingan, bagaimana musim nanti akan berjalan. 

Apakah akan seru? Siapa yang akan mendominasi? Apakah yang juara pembalap dan tim yang sama? Atau, akankah ada peluang muncul juara baru? 

Berikut analisis dan hasil mengintip dari hasil tes pramusim F1 2020.

PAPAN ATAS
Kita awali dari siapa yang tercepat. Mercedes catatkan waktu tercepat pada tes pramusim tahun ini dengan waktu 1 menit 15,732 detik. Catatan tersebut diraih oleh Valtteri Bottas menggunakan ban paling lunak, C5, pada tes bagian pertama. 

Melihat hasil ini, tentu tak terkejut karena memang sesuai dengan predikat mereka sebagai pemegang enam titel juara konstruktor berturut-turut.

Selain itu tidak aneh juga melihat mereka berada di atas, karena memang mobil terbaru mereka, Mercedes W11 sangatlah impresif. Tim ini sama sekali tidak mengendurkan tekanan walaupun musim 2020 ini bisa dibilang musim "nanggung" karena musim depan regulasi berubah total.

Lewis Hamilton, sumber: Motorsport Images
Lewis Hamilton, sumber: Motorsport Images
Pada tes kemarin Mercedes juga membuat heboh jagad F1 dengan inovasi teknologi mereka yang dinamai DAS (Dual Axis Steering). Sebuah teknologi yang pada prinsipnya adalah mengubah pengaturan toe roda depan menggunakan kolom setir. Berguna untuk menambah kecepatan di trek lurus dan mengurangi degradasi ban, namun tetap stabil di tikungan.

Tim Panah Perak ini juga menjadi tim yang mengumpulkan lap paling banyak dibanding tim lainnya. Total 903 kali W11 mengelilingi sirkuit Catalunya di Barcelona. 

Menurut data dari situs F1, Mercedes juga menjadi raja dalam laju jarak jauh di mana mereka unggul 0,6 detik dari tim lainnya. Dan lebih cepat satu detik saat mereka memakai ban yang lebih lunak ditambah bahan bakar yang sedikit (ringan) untuk laju jarak dekat.

Namun, apakah mereka sesempurna yang dituliskan di atas. Tidak. Mercedes mempunyai satu masalah yang lumayan membuat seorang Lewis Hamilton khawatir. Reliabilitas mesin. 

Sesuatu yang aneh bila melihat jumlah lap mereka yang mencapai lebih dari 900. Tapi, begitulah faktanya dan pihak Mercedes mengakui itu sebagai masalah utama.

Pada tes bagian pertama, tim asal Jerman ini sudah menggunakan dua unit mesin yang berbeda karena terjadi kerusakan pada unit pertama. Lalu, pada tes bagian kedua Lewis Hamilton mengalami masalah mesin yang berkaitan dengan tekanan oli, yang sebabkan dia harus menepi dan memicu bendera merah.

Belum lagi jika kita kaitkan dengan tim pelanggan mesin mereka, Williams yang sudah gunakan tiga unit mesin berbeda dan alami empat gangguan mesin di trek. 

Menarik, masalah reliabilitas jarang menimpa tim sekaliber Mercedes. Apalagi di era dengan pembatasan paling sedikit tiga unit komponen mesin tiap musim, reliabilitas adalah harga mati.

sumber: Motorsport Images
sumber: Motorsport Images
Oke, saya yakin pembaca sudah lelah dengan Mercedes. Jadi, mari kita beralih ke tim lain. Red Bull. Musim ini Red Bull mempunyai peluang besar untuk memberi perlawanan lebih kepada Mercedes. 

Sempat kurang greget pada awal musim kita tahu seperti apa mereka sejak ronde di Eropa musim lalu. Mercedes kocar-kacir menghadapi duet maut: Max Verstappen dan mobil Red Bull.

Pada tes pramusim kemarin, sebenarnya berjalan cukup lancar cenderung "adem ayem" bagi Red Bull. Reliabilitas mesin Honda sangat impresif dan tanpa masalah apapun. Tidak heran pabrikan Jepang ini mengklaim bahwa tes kemarin adalah tes pramusim terbaik Honda sejak kembali ke F1.

Walaupun perolehan lap mereka tak sebesar Mercedes dan Ferrari, yaitu 780 putaran saja. Bahkan jumlah itu masih lebih sedikit dari Mclaren dan Racing Point. 

Hal itu dikarenakan mobil mereka alami masalah suspensi belakang saat tes bagian kedua dan Max Verstappen yang beberapa kali melintir saat mencoba mengetahui batasan dari performa RB16.

Red Bull awalnya tak begitu fokus dengan catatan waktu karena fokus pada pengenalan karakter mobil RB16 bagi Max Verstappen serta Alexander Albon dan fokus pada mengambil data sebanyak mungkin.

Max Verstappen, sumber: Motorsport Images
Max Verstappen, sumber: Motorsport Images
Namun, menjelang akhir tes tim ini menunjukan performa mereka. Max Verstappen mencatatkan waktu terbaiknya dengan raihan waktu 1 menit 16,269 detik. Terpaut sekitar setengah detik dari catatan waktu tes terbaik milik Bottas, namun pembalap Belanda ini memakai ban C4, setingkat lebih keras daripada C5 milik Bottas.

Sebuah capaian yang cukup meyakinkan dari tim berlogo banteng ini. Jelas ada potensi yang masih disembunyikan dari RB16 karena Max Verstappen tak punya cukup lap untuk memaksimalkan mobilnya, dan dengan hasil tes kemarin seharusnya sudah cukup meyakinkan bahwa pesaing utama Mercedes adalah Red Bull, bukanlah Ferrari.

Bukan Ferrari? Loh, kenapa? Saya punya satu pertanyaan yang selalu melintas di kepala saat melihat performa tim kebanggaan rakyat Italia ini saat tes pramusim. Ferrari serius atau tidak, sih?

Ferrari sandbagging alias tidak serius. Hal yang cukup menggambarkan kiprah Ferrari sepanjang tes pramusim F1 2020. Suatu hal yang sangat berbanding terbalik daripada tes pramusim beberapa musim ke belakang. 

Ferrari biasanya selalu tampil ganas saat pramusim, seperti tahun lalu misalnya. Catatan waktu mereka menggila, walau berujung ambyar saat musim berjalan.

Charles Leclerc, sumber: Motorsport Images
Charles Leclerc, sumber: Motorsport Images
Ferrari mengakui bahwa mereka mengambil langkah berbeda untuk tes pramusim kali ini. Mereka memilih untuk menahan performa mobil mereka dan fokus untuk lebih mengenali serta memahami karakter mobil SF1000. Seperti mendekati seseorang yang kita sukai, mengenali dan memahami karakternya lebih baik daripada langsung tancap gas. Iya, seperti itu.

Walau tim prinsipal mereka, Mattia Binotto menolak bahwa timnya dibilang tak serius oleh media, namun bukti dan fakta di trek tak seperti apa yang keluar dari mulut Binotto. Banyak sekali performa yang disembunyikan dari mobil SF1000.

Pengguna mesin Ferrari selain tim itu sendiri adalah Alfa Romeo. Robert Kubica, pembalap cadangan Alfa Romeo, berhasil cetak waktu tercepat pada hari pertama tes bagian kedua. 

Ditambah fakta kecepatan maksimal Charles Leclerc saat cetak lap terbaik Ferrari di tes pramusim, terpaut 17-19 kpj dari Alfa Romeo yang puncaki daftar speedtrap.

Fakta lainnya yang merupakan bukti kuat bahwa Ferrari tak serius adalah catatan waktu mereka. Ketika tim lain memiliki catatan waktu yang lebih baik dari musim lalu, Ferrari justru sebaliknya. 

Catatan waktu terbaik mereka pada tes musim ini lebih lambat 0,1 detik dari musim lalu. Cukup aneh, karena seharusnya mobil spesifikasi 2020 bisa lebih cepat dari musim lalu.

Dari dua hal itu saja bisa disimpulkan bahwa potensi dari SF1000 milik Ferrari cukup besar. Namun, sayangnya belum bisa disimpulkan menjadi pesaing utama Mercedes karena belum tentu juga Ferrari dapat mengeluarkan seluruh potensi dari mobil tersebut. Ferrari bukanlah tempat yang tepat untuk memastikan hal tersebut.

Mesin mereka juga cukup awet. Melahap total 844 putaran, mereka hanya kalah dari Mercedes dalam raihan jumlah lap. Hanya alami satu masalah mesin, ditambah Sebastian Vettel yang beberapa kali melintir.

Hasil perolehan waktu tes pramusim F1 2020, sumber: Sky Sports F1
Hasil perolehan waktu tes pramusim F1 2020, sumber: Sky Sports F1
Daftar total perolehan lap, sumber: Sky Sports F1
Daftar total perolehan lap, sumber: Sky Sports F1
PAPAN TENGAH
Musim lalu, persaingan di papan tengah cukup ketat dan seru untuk dilihat karena kesenjangan performa antar tim pada zona ini cukup tipis. Klasemen akhir musim lalu menjadikan Mclaren sebagai raja di papan tengah, tentu secara otomatis membuat tim yang berbasis di Woking, Inggris ini menjadi target utama pesaingnya.

Bagaimana dengan Mclaren sendiri, apakah mereka siap untuk mempertahankan gelar raja papan tengah dan dekatkan jarak ke tiga besar tim papan atas?

Tes pramusim berjalan lancar bagi Mclaren, tanpa hambatan dan tanpa gangguan apapun. Tim prinsipal mereka, Andreas Seidl mengklaim ini adalah tes pramusim terbaik dalam lima tahun terakhir. Kumpulkan 804 lap yang hanya kalah dari Ferrari serta Mercedes adalah suatu hal yang impresif.

Dari catatan waktu, Mclaren tak terlalu menonjol. Carlos Sainz Jr cetak raihan 1 menit 16,820 detik dan hanya cukup untuk posisi keenam tercepat dengan ban C4. 

Catatan waktu yang sebenarnya tidak bisa dibilang buruk, namun jika dibandingkan dengan pesaing terkuat mereka saat ini, Racing Point, jelas waktu tersebut tak cukup cepat.

Carlos Sainz Jr, sumber: Motorsport Images
Carlos Sainz Jr, sumber: Motorsport Images
Racing Point, mungkin ini adalah tim dengan hasil tes pramusim paling memuaskan musim ini. Catatan waktu yang mereka peroleh setidaknya selalu konsisten di lima besar (kecuali tes hari terakhir).

Raihan tercepat mereka sepanjang tes kemarin diraih oleh Sergio Perez dengan waktu 1 menit 16,658 detik. Memang di posisi kelima tercepat, terpaut 0,4 detik dari Renault di posisi ketiga tercepat. Tetapi, di sinilah letak luar biasanya.

Sergio Perez menggunakan ban C3 untuk raih waktu tercepatnya, dua tingkat lebih keras daripada Daniel Ricciardo yang gunakan ban C5.

Hasil tes yang impresif ini tentunya membawa tim pada optimisme tinggi. Mereka bukan hanya berpeluang besar kuasai papan tengah sejak ronde pertama di Australia namun juga berpeluang menjadi pengganggu bagi Ferrari dan Red Bull. Kecepatan yang ditampilkan saat tes sangatlah menjanjikan.

Walaupun memang mobil RP20 yang diklaim Sergio Perez sebagai mobil terbaik yang pernah ia kendarai ini secara desain terlihat meniru mobil Mercedes musim 2019, W11. Namun, itu bukanlah tindakan ilegal. Dan sepertinya, usaha dan uang dari Lawrence Stroll, ayah dari Lance Stroll mulai terlihat.

Sergio Perez, sumber: Motorsport Images
Sergio Perez, sumber: Motorsport Images
Beralih ke tim lain yang berpotensi rebut tahta raja papan tengah dari Mclaren, Renault. Pabrikan asal Prancis ini dalam misi yang cukup berat, mengembalikan tim ke tempat asalnya: papan atas. 

Untuk musim ini sepertinya target itu terlalu tinggi, setidaknya penampilan mereka untuk musim 2020 ini lebih baik dari musim lalu yang hancur lebur oleh Mclaren. Balas dendam pada Mclaren adalah target yang realistis.

Apakah tes pramusim kemarin cukup meyakinkan untuk memenuhi target balas dendam mereka? Iya. Seperti yang dituliskan di atas, Renault berada di posisi ketiga raihan waktu tercepat dan itu sudah cukup meyakinkan bahwa mobil RS20 mampu berada di atas MCL35. 

Walau belum pasti, tapi setidaknya ini pertanda musim 2020 akan lebih baik dari musim lalu. Ditambah susunan pembalap yang meyakinkan, duet Daniel Ricciardo dan Esteban Ocon seperti jaminan bagi Renault sebagai penyedia lumbung poin bagi mereka.

Tim lain yang berpotensi membuat persaingan papan tengah menjadi ramai adalah AlphaTauri. Saat peluncuran tim yang dulunya bernama Toro Rosso ini, tim prinsipal mereka, Franz Tost berkelakar optimis bahwa timnya mampu finis di empat besar klasemen konstruktor dengan kata lain, menjadi raja papan tengah.

Dari hasil tes pramusim sendiri, catatan waktu mereka walau di urutan kedelapan, sebenarnya cukup kompetitif dalam artian tidak selamban yang digambarkan dari posisi mereka. Mencetak waktu 1 menit 16,914 dengan ban C4 itu sudah termasuk kompetitif.

Namun, jika disandingkan dengan target, sepertinya masih terlalu jauh apabila dibandingkan dengan rival lain yang memiliki target yang sama. Tapi, segalanya bisa terjadi di F1. Bisa jadi ucapan Tost kembali terbukti seperti musim lalu, saat masih bernama Toro Rosso, ucapannya terbukti: berhasil raih podium.

Pierre Gasly, sumber: Motorsport Images
Pierre Gasly, sumber: Motorsport Images
Tim yang raih hasil positif saat tes pramusim lainnya adalah Williams. Tim dengan desain corak warna paling segar ini membuat kemajuan yang sangat bagus dibanding musim lalu. 

Kita tentu ingat, bagaimana kacaunya Williams musim lalu. Tes pramusim saja mobil mereka belum siap. Musim ini, mereka raih posisi ketujuh tercepat dan kumpulkan 737 putaran. Impresif.

Walaupun nantinya mobil Williams ini hanya akan berkutat di papan bawah, namun setidaknya laju positif saat tes pramusim kemarin bisa mengangkat moral tim untuk meraih hasil positif dan lebih siap hadapi ronde pembuka di Australia nanti.

Beralih ke Alfa Romeo, singkat saja tim ini punya potensi yang masih disembunyikan karena catatan waktu terbaiknya saja diraih oleh pembalap cadangan, Robert Kubica dan bukan pembalap utama. Mungkin penampilan tim ini akan sama seperti musim lalu, lebih sering berkutat di luar 10 besar dan sesekali tampil impresif.

Terakhir, tim Haas. Entahlah apa yang terjadi pada tim ini, mereka sama sekali tidak menunjukan perkembangan apapun. Dan justru ini seperti langkah mundur bagi tim asal Amerika ini. 

Catatan waktu paling lamban, mengumpulkan lap paling sedikit, entah berapa kali Gunther Steiner ucapkan sumpah serapahnya padahal musim saja belum berjalan. Hasil yang sama sekali tidak ideal untuk tim ini.

Barisan pembalap F1 2020, sumber: Motorsport Images
Barisan pembalap F1 2020, sumber: Motorsport Images
KESIMPULAN
Jika nantinya Mercedes kembali mendominasi jalannya musim 2020, memang itulah yang seharusnya dan sepantasnya terjadi jika melirik hasil tes pramusim. Semua berjalan mulus bagi tim asal Jerman ini. Apalagi ditambah perangkat DAS yang diharapkan menjadi unsur pembeda saat adu cepat di sirkuit.

Namun, masalah reliabilitas dari mesin Mercedes jika tak segera diatasi akan menjadi kelemahan yang bakal dieksploitasi oleh Red Bull dan Ferrari. Red Bull bersama Max Verstappen jelas punya peluang paling jelas untuk mempersulit Mercedes. Mobil RB16 cukup meyakinkan untuk bersaing dengan W11.

Sedangkan Ferrari, bagaimana peluang mereka musim ini sepertinya harus menunggu sampai ronde pembuka di Australia karena mereka jelas masih menyembunyikan performa dari mobil SF1000.

Mclaren akan mencoba peruntungan mereka untuk mempertahankan tahta raja papan tengah. Namun, itu tak akan mudah karena mereka akan menghadapi dua tim yang sedang panas-panasnya: Racing Point dan Renault. 

Khusus Racing Point, bukan kejutan apabila tim ini akan meraih satu atau dua kali podium atau bahkan lebih. Hasil tes pramusim mereka sangat impresif dan mengagumkan. Racing Point jelas akan langsung tancap gas sejak ronde Australia.

Musim ini akan menjadi musim terakhir sebelum berganti regulasi baru tahun depan, namun tim-tim tidak mengendurkan tekanan. Ditambah hasil tes pramusim dengan hampir semua tim catat waktu yang kompetitif, ini bisa jadi pertanda bahwa musim 2020 akan menjadi musim yang seru dan ketat.

Walaupun bila nantinya berujung dengan dominasi Mercedes, berharap saja persaingan tim papan tengah cukup seru atau setidaknya Ferrari dan Red Bull saling sikut.

Semoga...

Barisan pembalap F1 2020, sumber: Motorsport Images
Barisan pembalap F1 2020, sumber: Motorsport Images

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun