Lagu itu adalah warisan rasa: rindu yang lembut, cinta yang setia, dan kenangan yang tak lekang oleh waktu.
Hingga kini, setiap kali bait-bait itu terdengar, aku seperti mendengar suara Ibu kembali—lirih, tetapi penuh arti.
Pada akhirnya, biarlah "Bubuy Bulan" menutup cerita ini, sebagaimana Ibu dulu menutup rindunya dengan rengeng-rengeng lirih.
Bubuy bulan, bubuy bulan sangray bentang
Panon poe, panon poe disasate
Unggal bulan, unggal bulan abdi teang
Unggal poe, unggal poe oge hade
Situ Ciburuy, laukna hese dipancing
Nyeredet hate, ningali ngeplak caina
Duh eta saha nu ngalangkung unggal enjing
Nyeredet hate, ningali sorot socana
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI