Mohon tunggu...
Dita Utami
Dita Utami Mohon Tunggu... Administrasi - ibu rumah tangga

ibu rumah tangga yang peduli

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pendidikan Kolaboratif untuk Hindari Radikalisme

14 September 2023   15:36 Diperbarui: 14 September 2023   15:45 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Satu dekade ini, beberapa lembaga penelitian dan akademisi, menaruh perhatian pada apa yang diajarkan gurur-guru di sekolah. Apakah sesuai dengan kurikulum atau tidak, atau sering keluar dan mengajarkan apa yang menjadi keyakinan mereka.

Ketertarikan mereka punya dasar kuat, karena tidak dapat dipungkiri faham transnasional memang berinfiltrasi keberbagai bidang dan memenuhi berbagai ceruk dengan cara yang cerdas sehingga tidak seperti faham yang tidak seharusnya.

Mungkin kita ingat, beberapa kali media massa memberitakan soal temuan mereka pada soal ujian dan buku yang mengajarkan intoleransi yang  arahnya adalah radikalisme. Seperti ucapan kafir tepat untuk anak dengan keyakinan berbeda, atau saling mendukung harusnya ditujukan untuk orang yang sama agamanya saja.

Hal-hal seperti itu memberi dasar pemahaman ke pada anak bahwa akan lebih baik untuk bergaul dan mendukung kepada orang yang beragama sama. Sebaliknya mereka akan menjauhi orang dengan keyakinan berbeda. Dalam satu sampai dua dekade, jika situasi dan kondisi mendukung, maka perasaan itu mungkin akan bertransformasi menjadi tindakan yang cenderung radikal. Inilah yang mnejadi dasar pemikiran sekaligus kekhawatiran dari akademisi dan lembaga-lembaga atau kelompok yang mengusung pluralisme, seperti Wahid Institute atau Gusdurian dll.

Orangtua juga seharusnya peka dengan apa yang diajarkan sekolah kepada anak. Jangan sampai menyerahkan seluruhnya kepada pihak sekolah. Karena terkadang ada beberapa guru yang punya preferensi tersendiri soal keyakinan (agama) yang akhirnya mengajarkan sang anak, hal-hal menyimpang yang berbeda dengan yang diajarkan oleh agama. Atau mengontrol dengan ketat, ekstra kurikuler yang diikuti oleh sang anak sehingga kita tidak kecolongan. Maksud hati kita ingin anak mendapatkan pendidikan yang baik, namun ternyata pengajaran agama yang diperoleh adalah agama yang diyakini sang guru yang kadang menyimpang dari seharusnya alias radikal.

Sehingga, jika kita ingin mendapatkan hasil ideal untuk pendidikan nir radikal adalah adanya kolaborasi yang baik antara pemerintah, lembaga peninjau, sekolah dan orang tua. Dengan adanya kolaborasi yang baik, maka kita dapat membangun ketahanan di lembaga pendidikan yang mendidik anak-anak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun