Dalam dunia pendidikan, seni sering kali dianggap sebagai pelengkap, bukan sebagai inti kurikulum. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa terapi seni dan pengembangan seni memiliki peran penting dalam mendukung pertumbuhan emosional dan kognitif peserta didik di sekolah dasar.
Terapi seni memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk mengekspresikan perasaan dan pemikiran yang mungkin sulit diungkapkan melalui kata-kata. Melalui kegiatan menggambar, melukis, atau memodel, peserta didik dapat mengeksplorasi emosi mereka dalam lingkungan yang aman dan mendukung. Ini sangat penting bagi anak-anak yang mengalami kesulitan komunikasi atau yang telah mengalami trauma.
Seni tidak hanya tentang ekspresi; itu juga tentang inovasi dan pemecahan masalah. Dengan memperkenalkan berbagai teknik dan media seni, guru dapat merangsang pemikiran kreatif pada peserta didik. Kreativitas ini kemudian dapat diterapkan dalam semua aspek pembelajaran, dari matematika hingga ilmu pengetahuan.
Integrasi seni dalam kurikulum sekolah dasar dapat dilakukan melalui berbagai cara. Salah satunya adalah melalui proyek interdisipliner yang menggabungkan seni dengan mata pelajaran lain. Misalnya, dalam pelajaran sejarah, peserta didik dapat membuat rekonstruksi historis melalui seni visual, atau dalam pelajaran sains, mereka dapat memvisualisasikan konsep ilmiah melalui karya sen