Setelah Tim Aju Satgas Gultor TNI melaksanakan infiltrasi ke daerah sasaran untuk mengadakan penyelidikan dan pengamatan guna memperoleh data dan informasi tentang situasi terakhir sasaran, maka pada hari Sabtu 21/3/15 Satgas Gultor Denjaka yang tergabung dalam “Satgas Gurita” berhasil melumpuhkan Teroris yang menyandera beberapa pejabat Pemerintah dan Pertamina yang berada diPertamina Plaju Palembang dengan mengadakan serbuan kilat dari udara dan sungai. Teroris berhasil dilumpuhkan tanpa ada perlawanan yang berarti.
Diawali dengan 4 Tim atas air dan Pokko melaksanakan infiltrasi dengan long range navigation dari KRI Makassar 590 menuju sasaran Kapal Pertamina Pandan dengan menggunakan Searider berhasil melumpuhkan teroris yang berada di Sungai Musi. Dengan selisih waktu yang singkat 2 Tim RDO (Rubber Duck Operation) menggunakan pesawat Cassa NC 212 dari Lanud Halim Perdanakusuma-Jakarta untuk melaksanakan infiltrasi udara menuju Dropping Zone (DZ), selanjutnya melaksanakan serbuan ke sasaran (Gedung Marine Region II). Sementara, 1 Tim Combat Free Fall melakukan infiltrasi udara dengan menggunakan Helly Bell Take Off dari KRI menuju sasaran (Ruang IT dan GM) selanjutnya melaksanakan serbuan, Tim Delta bergerak atas perintah melaksanakan penjinakan bahan peledak di sasaran (Ruang Control Kilang) dengan menggunakan teknik Fast ropping dengan Helikopter.
Setelah penyelesaian sasaran berturut-turut melaksanakan pengamanan untuk menguasai kembali sasaran dan melaksanakan evakuasi ke Daerah Kumpul (DK) yang sudah ditentukan.Selanjutnya Dandenjaka TNI AL melaksanakan pengecekan personel dan materiil serta melaporkan pelaksanaan operasi penindakan kepada Panglima TNI. Berikutnya melaksanakan proses penyerahan kembali keamanan kepada aparat keamanan setempat serta penyerahan tawanan teroris kepada pihak Kepolisian guna proses penegakan hukum berikutnya.
Latihan Kasus di Pertamina Plaju Palembang kali ini dengan metode geladi lapangan dan sifat satu pihak dikendalikan dengan pengembangan latihan pada teknik dan taktik pembebasan sandera, teknik dan taktik infiltrasi darat, laut dan udara, teknik menembak reaksi, teknik dan taktik pertempuran jarak dekat, teknik dan taktik perebutan cepat, teknik dan taktik pembebasan tawanan/sandera,teknik penjinakan bahan peledak, teknik eksfiltrasi, teknik dan taktik prosedur evakuasi dan prosedur pimpinan pasukan.
KasalLaksamana TNI Ade Sopandi menyampaikan Latihan Kasus Denjaka adalah latihan yang diselenggarakan untuk memelihara keterampilan, kemampuan dan profesionalisme serta kesiapsiagaan operasional prajurit Denjaka dalam melaksanakan tugas mengatasi terorisme yang beraspek laut.Sedangkan Sasaran latihan adalah meningkatnya keterampilan teknis dan taktis sebagai satuan anti teror beraspek laut dihadapkan dengan ancaman terorisme, terwujudnya kemampuan dan profesionalisme dalam perencanaan operasional dan penanganan kasus sesuai dengan tugas pokok dan terwujudnya kesiapsiagaan operasional Satuan Denjaka dalam menghadapi kemungkinan kontijensi yang terjadi dari ancaman terorisme.
Latkasus Denjaka dengan Sandi “Satgas Gurita” ini dipimpin langsung oleh Komandan Denjaka Kolonel Marinir Nur Alamsyah dengan pelaku latihan terdiri dari beberapa tim yaitu Pokko, Combat Free Fall (CFF), Rubber Duck Operation (RDO), Advance, Fastrope dan tim Sea Rider.
Menurut Komandan Komando Latih Marinir Kolonel Marinir Budi Purnama, S.Pi. selaku penyelenggara Latihan, Tema Latihan adalah “Melalui Latihan Satuan Tugas Operasi Khusus Denjaka TNI AL TA 2014, Satuan Tugas Operasi Khusus siap menangkal dan menghadapi ancaman yang timbul di wilayah perairan yurisdiksi nasional dalam rangka mendukung Tugas Pokok TNI”
Latihan yang digelar dengan asumsi mendekati situasi sebenarnya ini juga dihadiripejabat teras Mabes TNI, Kasal Laksamana TNI Ade Supandi, S.E. beserta pejabat Mabesal, Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) A. Faridz Washington beserta pejabat teras Korps Marinir, Dirut Pertamina dan pejabat Pemda Provinsi Sumatera Selatan.
Detasemen Jala Mangkara (disingkat Denjaka) merupakan salah satu pasukan khusus yang dimiliki TNI yang anggotanya merupakan gabungan personel pasukan khusus TNI AL Kopaska dan Taifib Korps Marinir. Denjaka dikhususkan untuk satuan anti teror walaupun mereka juga bisa dioperasikan di mana saja terutama anti teror aspek laut. Denjaka dibentuk berdasarkan instruksi Panglima TNI kepada Komandan Korps Marinir No Isn.01/P/IV/1984 tanggal 13 November1984. Denjaka memiliki tugas pokok membina kemampuan anti teror dan anti sabotase di laut dan di daerah pantai serta kemampuan klandestin aspek laut.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI