Mohon tunggu...
Pohon Kata
Pohon Kata Mohon Tunggu... Freelancer - Going where the wind blows

Ketika kau terjatuh segeralah berdiri, tak ada waktu untuk menangis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pesan Itu tentang Kebaikan

20 Februari 2020   12:28 Diperbarui: 20 Februari 2020   12:39 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tibalah kami di pintu gerbang masuk Telaga, selepas kami membayar tiket ...ada beberapa orang broker penginapan menghampiri, menanyakan sudah dapat penginapan apa belum.Tanpa pikir panjang kami ikuti saja dan diarahkan ke Red Hotel Sarangan.Memang saat itu malam Minggu, kami takut tidak dapat penginapan padahal badan sudah penat setelah seharian menggunakan indera saya ...terasa lelah.

Parkiran mobil sudah penuh sesak, kami dipandu hingga sampai tujuan...istri beserta anak-anak menuju resepsionis sayapun mencoba mencari tempat parkir itupun juga dipandu pegawai hotel.Seberes istri mendapatkan kunci kamipun masuk ke lantai 2, pintu dibuka dan Alhamdulillah...bisa istirahat.

Selepas mandi dan sholat Maghrib kami mencoba mencari makan yang sesuai cuaca malam itu...pilihan kami Nasi goreng.Banyak wisatawan yang mencoba mencari udara segar, mengexplore Keindahan dan kenyamanan Sarangan di malam hari.Udara dingin masih seperti dulu, diantara yang lalu lalang ada beberapa wajah yang masih saya kenal dari instansi lain yang dulu pernah berhubungan dinas.Dinginnya malam itu memaksa kami kembali ke Penginapan, mungkin istirahat dan menonton TV sambil berbagi cerita dengan anak-anak adalah hal yang layak kami pilih.

Pagi itu...

Kami bangun pagi berlomba dengan sang mentari hanya sekedar ingin menyusuri jalanan Telaga Sarangan. Bertelanjang kaki adalah cara yang saya pilih untuk menapaki aspal sarangan.Orang sudah ramai menikmati keindahan pagi sambil melihat sunrise yang menyembul dari balik bukit...sekitar 2 kilometer kami berjalan.

Beberapa monyet turun ke jalanan dan bergelantungan di pepohonan seakan ingin menghibur dan berinteraksi dengan kami...manusia.Mata lucu mereka, polah tingkah lucu namun terlihat manusiawi ketika ada yang menggendong anaknya sambil menikmati makanan dari beberapa pengunjung.

Perjalan kami akhiri untuk mengisi perut, nasi pecel adalah pilihan menu pagi itu.Bedanya nasi pecel antara Kediri dan Magetan ada disambalnya kalau nasi pecel Magetan terasa manis pedes.Seberes perut kami kenyang...istri mulai berburu anggrek yang dijajakan oleh beberapa penjual.Tawar menawar harga tak terelakkan lagi.Kami kembali lagi ke penginapan...berberes perlengkapan dan oleh-oleh untuk segera meninggalkan Sarangan. Saatnya pamit, terima kasih atas keindahannya....

Silaturahmi dan pesan itu...

Perjalanan pulang kami berencana mampir di beberapa kenalan dan teman, pilihan pertama mampir ke senior yang sudah pensiun. Kami kaget, banyak perubahan yang kami lihat maklum sudah 5 tahun kami tidak bersua.Beliau wanti-wanti kepada kami untuk mempersiapkan diri sebelum pensiun, kemudian berpesan tetap jaga silaturahmi serta terus mendekatkan diri kepada Tuhan.Poin yang beliau sebut dan pesankan memang penting, utamanya tentang pensiun/purna tugas.Kenyataan di lapangan dan sering terjadi ada beberapa orang yang tidak ataupun belum siap mengalami pensiun.

Dimana rutinitas, kebiasaan, pendapatan dan lainnya sudah terbiasa dengan berbagai hal rasa nyaman utamanya masalah finansial sudah tidak sama lagi.Beliau sudah berumur, ketika masih di Magetan dulu sudah kami anggap orang tua kami.Mendengarkan dengan takzim adalah pilihan terbaik saya dan istri ...cerita beliau mengalir dengan gaya bahasa khas seperti saat kami berkumpul dulu, kopi dan sebatang rokok masih sama dengan saat dulu kala.

Setelah beberapa waktu bercengkrama tibalah saat dimana kami harus pamit, enggan dan berat rasanya seakan ingin menghabiskan waktu lagi hingga malam untuk sekedar berbagi kata.Semoga panjang umur Pakde, sehat selalu dan senantiasa dikelilingi kebahagian...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun