Mohon tunggu...
Pohon Kata
Pohon Kata Mohon Tunggu... Freelancer - Going where the wind blows

Ketika kau terjatuh segeralah berdiri, tak ada waktu untuk menangis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Obrolan Ringan di Warung Mbok Sum

8 Maret 2010   04:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:33 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu sore sehabis maghrib...dikampungku yang damai, terjadi obrolan ringan diwarung mbok sum.Warung kopi tongkrongannya para kuli-kuli termasuk saya :) he..he...

Secangkir kopi bisa diminum sampai malam, bukannya pingin menyiksa mbok sum penjualnya tapi hanya sekedar kenikmatan ngobrol antar masyarakat di kampung.Oh ya sedikit cerita tentang mbok sum ini, dia adalah wanita tua dengan semangat kerja tinggi dengan dua orang anak yang sudah berkeluarga semua.Oleh anak-anaknya sejatinya beliau tidak boleh bekerja membuka warung.Mengingat sudah tua dan hanya tinggal menikmati sisa hidup saja.

Anak yang pertama adalah seorang guru, sedangkan yang kedua menjadi pedagang  yang sukses.Ehmmm...suatu kejanggalan yang terjadi memang, seorang tua yang masih punya dedikasi untuk berkarya.Disaat kaum muda banyak yang kehilangan orientasi pola pikir.Salut...

Eh kok ngomongin mbok sum...jadi ngelantur nih he..he..

Obrolan diawali dengan pertanyaan kang paijo, " mas kenapa to negara ini semakin lama kok banyak masalah, mulai mulai kasus pembunuhan, bank bank kenturi, masalah mahasiswa bentrok dengan polisi, bentrok dengan masyarakat, saling sikut-sikutan, dan kemarin kok ada kabar juga pak barak obama mau datang kok banyak yang menolak ya?"

"He..he..kang-kang, kita ini cuma rakyat kecil dilihat dari badannya saja sudah ketahuan kalau kita ini orang kecil.Lihat aku ini badanku kurus kering...ha..ha".

"Tapi nggak apa-apa kang, meskipun kita rakyat kecil kitapun juga warga Indonesia dan berhak pula bertanya soal itu, baik kang paijo anda bertanya sayapun akan menjawab...tapi ini versi saya yo.Bukan versinya orang-orang pinter diatas sana"

"Iyo mas , tak dengarkan jawabanmu he..he..",kata kang paijo sambil nyengir.

"Sebelum saya jawab saya ingin meluruskan dulu, bank yang sampean maksud tadi bukan bank kenturi tapi century....c..e..n..t..u..r..y..dan bank itu terkenal kang.Kalau masalah itu aku nggak mudeng soale aku nggak pernah sekolah ke bank he..he..",ujarku sambil menyeruput secangkir kopi dihadapanku.

"Yo wis kang, gak apa-apa lainnya aja yang dijawab", kembali suara serak terdengar dari kang paijo.

"Soal sepak terjang para orang terpelajar seperti mas mahasiswa itu mungkin saya bisa jawab, begini...sebetulnya memang nereka itu terpelajar tapi barangkali ada satu hal yang kurang, yaitu etika dan sopan santun.Tapi ya itu tadi itu hanya oknum, namanya oknum itu bukan semua lo kang tapi beberapa saja.Kalau menurut olah batin saya, harusnya dalam setiap menyampaikan aspirasinya harus melalui pendekatan yang lebih sopan.Saya yakin orang yang mendengarkannyapun akan salut.Bukan seperti saat ini, lebih mengedepankan kekerasan dan semaunya saja", kembali jawaban terlontar dari bibirku.

''Mungkin mereka terinspirasi dengan jaman perjuangan tahun 45 dulu mas?", kata kang paijo.

"Mungkin saja juga gitu kang, aku sendiri heran alias tidak tahu.Tapi yang jelas itu sangat bertentangan dengan nilai-nilai kepribadian bangsa kita yang penuh dengan sopan santun, ramah tamah dan lain-lain yang pernah saya dapatkan di bangku sekolah dulu.Ya kita berharap saja kang mereka akan ingat kalau sejatinya mereka akan jadi orang paling muka dinegeri ini dalam hal ilmu pengetahuan serta pembangunan, kita ini hanya ngikut aja he..he..", timpalku.

"Mudah-mudahan saja ya mas, tapi kalau pak barak itu siapa to kang kok ramai sekali orang membicarakan dan menolak kedatangannya.Kan namanya orang bertamu sah-sah aja, entah yang bertamu itu hantu, genderuwo ataupun lainnya sebetulnya kita sebagai tuan rumah kan wajib memperlakukannya dengan baik.Bukankah manusia di mata Tuhan itu sama, seperti diajarkan pak imron guru ngaji saya dulu to kang?", kembali pertanyaan bertubi-tubi muncul dari bibir kang paijo.

"He..he..kang kang, pak barack itu adalah presiden amerika serikat...iya namanya orang bertamu itu adalah sah-sah aja dan sebagai tuan rumah kita wajib memperlakukannya dengan baik dan terhormat.Tapi ya itu tadi , bangsa indonesia mempunyai beragam masyarakat dan pola pikirnya juga tidak sama, jangan disamakan dengan orang lain.Kata mbahku kang, kepala boleh sama hitamnya ...tapi pikiran pasti berbeda.Sebagai masyarakat yang baik pula kita juga harus menghormati pendapat itu jangan langsung menghakimi gitu dong kang", jawabku.

"Gini aja kang kita ke masjid sama-sama yo, kita berdoa sama-sama biar bangsa kita tercinta ini di jauhkan lagi dari keterpurukan dan carut marutnya persoalan.Dan juga mudah-mudahan kita dan keluarga serta orang-orang yang kita cintai selamat dunia akherat.Ingat kang, dunia ini hanya sementara ...dibumi ini hanyalah perjuangan untuk mendapatkan hal yang lebih baik nantinya di akherat.Itu lo kang seperti dikatakan pak imron guru ngaji kita", bak ustadpun aku memberikan jalan tengah.

"Iya mas, yang penting kita perankan tugas kita masing - masing.Mudah-mudahan Tuhan meridhloi perjuangan kita buat keluarga, kalau mas didiek tugasnya kuli ya bekerjalah dengan baik.Demikian juga saya, tukang becak ya jadilah tukang becak yang baik.Karena kerja kita dinilai dari hati mas, bukan dari baju yang dipakai ataupun seragam kebesaran." ujar kang paijo.

"He..he..kang paijo ini kok tambah pinter yo, nggak apa-apa sesama manusia harus saling mengingatkan.Ayo kang kita ke masjid dulu", jawabku sambil tersenyum.

Malam semakin larut, hanya binatang malam yang berkeliaran.Angin terasa dingin menusuk berhembus disela ranting pohon dan hamparan sawah.

Obrolan ringan diwarung kopi yang masih menjadi tanda tanya besar di hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun